Tampilkan postingan dengan label Ilustrasi Khotbah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ilustrasi Khotbah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 November 2016

Cinta Engsel Pintu | Ilustrasi


CINTA itu bak "ENGSEL PINTU" yang menyatukan bingkai pintu dan daun pintu.



Bila sepasang insan yang menyatu karena cinta sudah mulai BERISIK, maka periksalah "engsel cinta", sepertinya sudah mulai "berkarat" ??. Jangan dibiarkan, karena akan makin berisik. Mau keluar rumah berisik, masuk rumah juga berisik ??.

Rawatlah dengan baik "engsel cinta", karena walau bingkai rusak dan/atau daun pintu rusak, selama engselnya terjaga baik, keduanya tetap dapat menyatu. Tapi kalau engselnya sudah rusak, cintanya rusak, mau ditempel pakai lem 'Fox', tidak bisa menyatu lagi, karena  ikatannya adalah cinta.
"Di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan." (Kolose 3:14)

Kata 'kasih' pada ayat itu diterjemahkan dari kata Yunani: ???p? (agape). Bila cinta dua insan manusia secara fisik adalah cinta Eros, yakni cinta berdasar hawa nafsu, maka Agape berarti 'cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, tidak ego, tanpa batas, tanpa syarat, total, tidak setengah hati, tulus dan berkorban. Cinta agape identik dengan kasih Tuhan terhadap ciptaan-Nya.

Itulah "engsel pintu" berkualitas, bahkan berkualitas sorgawi. Cinta kasih agape memiliki kekuatan mempersatukan bahkan menyempurnakan dari segala kelemahan dan kekurangan.

Milikilah dan rawatlah "engsel pintu" berkualitas sorgawi itu di dalam hati Anda dan pasangan Anda. Amin.-- ?????? -- HEP

Selasa, 08 November 2016

Hati Seluas Samudera


Hati seluas samudera ... ditimpa besi terbang pun tak retak. Tapi hati seluas gelas kaca, tersentuh sedikit, bisa retak bahkan pecah.


Kalau kita menyanyi "Inilah yang kupunya, hati sebagai hamba ...", maka hati seluas samuderalah yang kita punya, seperti hati Yesus: 
"Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil." (1 Petrus 2:23).

 -- HEP

Kekerasan Hati | Ilustrasi


KEKERASAN HATI itu seperti kerak gosong di panci/wajan. Makin ego, makin tebal keraknya dan mengeras. Kalau sudah seperti itu, tidak bisa lagi dibersihkan dengan penggosok dari bahan busa, melainkan harus memakai kawat penggosok.



Lembutkan hati agar dengan penggosok "busa" saja sudah cukup untuk membersihkan kita. Cukup dengan perkara-perkara lembut saja untuk mendidik kita.

Jangan buat Tuhan harus menggunakan "kumparan KAWAT penggosok" karena kekerasan hati kita sendiri. Itu akan tiba di hidup kita dalam bentuk "rasa sakit". Makin keras hati, makin sakit proses pembersihannya, karena harus digosok KUAT-KUAT, pakai "KAWAT" LAGI!!

Roma 2:5
"Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan."

?? -- HEP

Sabtu, 27 Juni 2015

Akibat Terkurung



Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan melihat belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya. 


Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, "Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh?" Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, "Di manakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang bisa melakukan seperti yang aku lakukan". 

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lainnya.--

"Kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah!
kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah!"
- Yesaya 49:9a -.

Jumat, 26 Juni 2015

Untung Dia Tuli

untung tuliSekelompok kodok sedang berjalan-jalan melintasi hutan. Malangnya, dua di antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut, mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik mati.

Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar-komentar itu dan mencoba melompat keluar dengan segala kemampuan yang ada. Kodok yang lainnya bukannya memberi semangat malah tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.

Salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata kodok yang lain. Ia menjadi lemah hati dan akhirnya menyerah, terjatuh dan mati.

Sementara itu kodok yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat mungkin. Kerumunan kodok, teman-temannya, terus berteriak kepadanya agar ia berhenti berusaha dan mati saja. Semakin riuh teman-temannya berteriak, semakin ia berusaha lebih kencang dan ... akhirnya berhasil. Dengan sebuah lompatan yang kencang, dia berhasil sampai di atas.

Kodok lainnya takjub dengan semangat kodok yang satu ini, dan bertanya "Apa kau tidak mendengar teriakan kami?" Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia tuli. Karena ia tuli, kodok itu mengira teriakan teman-temannya adalah untuk memberikan semangat kepadanya.  Ah, �Untung� saja ia tuli.***

Selasa, 16 Juni 2015

Tuhan = Ban Cadangan

Mobil memiliki 4 (empat)  ban utama dengan 1 (satu) ban reserve/cadangan yang diletakan di belakang. Namanya juga �reserve/cadangan�, maka ban itu hanya akan dipergunakan apabila keempat ban utama ada yang mengalami gangguan atau kerusakan. Selama keempat ban utama berfungsi baik, maka selama itu satu ban cadangan ini menjadi tidak penting.

Entah sadar atau tidak, manusia kerap menjadikan TUHAN bagaikan �ban cadangan�. Sedangkan empat roda kekuatan dunia yang menjadi andalan manusia ialah  (1) Uang/kekayaan, (2) Kedudukan/jabatan,  (3) Nama baik/dihormati/ditokohkan/popularitas, (4) Sehat.

Bila keempat roda kekuatan dunia itu berjalan baik, berfungsi baik, tidak terjadi gangguan/kerusakan, maka TUHAN ... BELUM PENTING, bahkan TIDAK PENTING SAMA SEKALI. Nanti bila terjadi apa-apa dengan ban-ban utama andalan manusia itu, baru cari TUHAN, baru perlu TUHAN, baru lari kepada TUHAN untuk minta ditolong, minta diselesaikan masalahnya, minta disehatkan, minta dipulihkan oleh TUHAN, dsb.

ban cadangan

Oleh sebab itu janganlah menjadi heran, kalau TUHAN terkadang mengijinkan roda kekuatan andalan hidup Anda mengalami �PECAH BAN DI JALAN�. Mengapa? Supaya BAN CADANGAN ITU DIPAKAI = SUPAYA KITA MENCARI TUHAN dan MENEMPATKAN DIA SEBAGAI YANG UTAMA DALAM RODA PERJALANAN HIDUP KITA. Karena keempat ban yang menjadi andalan kekuatan manusia memang membuatmu hidup senang di dunia, tetapi semua itu tidak akan pernah dapat menyelamatkan nyawamu.

Matius  16:26
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

**HEP**

Sabtu, 13 Juni 2015

Ilustrasi | Mama, Saya Tidak Lapar

ilustrasi
Seorang anak bertanya pada ibunya, �Ma, kenapa mama tidak mau bermain bersamaku?�, �Karena mama tidak punya waktu� jawab ibu anak tersebut.

Dialog pun berlanjut. �Mengapa mama tidak punya cukup waktu?�, �Karena mama harus kerja". �Kenapa mama harus kerja?�, �Agar mama mendapat uang�,

�Mengapa mama ingin mendapat uang?�, �Agar bisa memberi kamu makan�.

Si anak terdiam sejenak. Kemudian ia berkata lagi, �Mama ..., saya tidak lapar,� 

*(By. Willi Hoffsuemmer).

Sabtu, 02 April 2011

Dari Pengalaman Kakek | Humor | Ilustrasi

HumorAda seorang penjual topi berjalan melintasi hutan. Karena kepanasan, ia berteduh di bawah pohon dan meletakkan keranjang berisi topi-topi jualannya di sisinya. Karena lelah, penjual itu ketiduran. Ketika sadar, ia melihat keranjangnya telah kosong. Di atas pohon tampaklah semua monyet memakai topi. Penjual itu mencari akal bagaimana agar monyet-monyet itu mengembalikan topinya. Ia melepaskan topi dari kepalanya dan mengipas-ngipas dengan topi itu. Monyet-monyet memperhatikan. Satu per satu mereka mengikuti gerak penjual itu, mereka melepaskan topi dari kepala mereka dan mulai mengipas seperti yang dilakukan si penjual. Melihat itu, si penjual yakin monyet-monyet itu mulai menuruti gerakannya. Ia pun mengangkat topinya dan melemparkan topi itu ke tanah. Dan benar, monyet-monyet itu melakukan hal yang sama, mereka mengangkat topi di tangan mereka dan melemparkannya ke tanah. Maka, si penjual mendapatkan kembali topi-topinya.

50 tahun kemudian, cucu dari si penjual topi itu mengikuti jejak sang kakek. Ia menjadi penjual topi. Seakan berulang, sang cucu pun mengalami peristiwa yang sama saat ia melintasi hutan dan tertidur dengan keranjang topi jualannya di sisinya. Persis serupa sang kakek, keranjang topi jualannya telah kosong. Para monyet telah mengambilnya. Sang cucu teringat akan kisah kakeknya. Ia mulai melakukan gerakan-gerakan untuk memancing reaksi monyet-monyet yang telah bertopi. Ia melepaskan topinya dan menggaruk-garuk kepalanya, monyet-monyet itu pun melakukan hal yang sama. Sang cucu mengangkat topinya tinggi-tinggi, monyet-monyet itu pun menirukannya. Ia semakin yakin dengan kisah pengalaman kakeknya yang selalu diceritakan sang kakek kepadanya. Kali ini ia melempar topinya ke tanah. Tetapi .... , monyet-monyet itu tidak menirukannya. Mereka hanya diam memandang cucu penjual topi ini. Ia merasa mungkin ada yang salah. Diambilnya topinya dari tanah, mengangkatnya lagi tinggi-tingg dan melemparkan topi itu ke tanah. Tetapi terlihat jelas, monyet-monyet itu bukannya mengikuti gerakannya, mereka malahan semakin memegang erat topi-topi mereka. Giliran si cucu yang diam memandang monyet-monyet itu. Seekor monyet terlihat turun dari atas pohon. Monyet itu mengambil topi si cucu pedagang topi itu dari atas tanah dan membawakannya kepada si cucu, sambil berkata : "Emangnya elo aja yang punya kakek?" ***

HUMOR : ?|| PREVIOUS : Humor 7

Sabtu, 12 Maret 2011

Ilustrasi | Cincin Bermata Embun

IlustrasiKonon ada seorang Kaisar yang sangat kejam sekali, rakyatnya sangat takut pada Kaisar itu; sebab kalau apa yang diperintahkan Kaisar tidak dapat dipenuhi maka Kaisar pasti menghukum mereka. Satu-satunya orang yang tidak takut padanya hanya sang putri tunggalnya. Apa saja yang diminta putrinya pasti dikabulkan.


Suatu hari sang putri datang pada papanya.

"Pa, saya mau minta sebuah cincin."

"Bukankah kamu sudah mempunyai banyak cincin anakku?" tanya sang papa kembali.

"Ini yang lain pa, saya menginginkan cincin yang bermata embun." Sambil merengek-rengek di depan papanya.

"Baiklah anakku, papa akan memberikan padamu."

Keesokan harinya Kaisar memberikan pengumuman. "Semua pandai-pandai emas di negeri ini supaya berkumpul di istana, karena ada tugas yang harus saya berikan kepada kalian."

Mendengar ini semua pandai-pandai emas sangat ketakutan, sebab apabila mereka tidak dapat memenuhi permintaan Kaisar, maka ganjarannya dipenjarakan atau dibunuh.

Tibalah hari yang ditetapkan, maka semua pandai-pandai emas pun berkumpul di Istana. Kaisar mengatakan, "Putriku ingin memiliki sebuah cincin yang terbuat dari emas dan bermata embun, saya harap kalian dapat mengerjakan untuknya."

Semua pandai-pandai emas tercengang mendengar itu, tidak ada seorangpun yang berani tunjuk tangan, sebab apa yang ditugaskan oleh raja adalah suatu tugas yang tidak masuk akal. Mereka sudah putus asa, karena mustahil membuat cincin yang bermata embun.

Di tengah keheningan dan ketakutan, maka berdirilah seorang kakek tua dan berkata: "Saya bersedia."

Semua pandai-pandai emas itu gembira bercampur sedih, sebab mereka bayangkan sebentar lagi kakek itu bakal mati, dan kalau berhasil maka mereka semua tertolong. Namun kakek tua ini dengan tenang berkata, "Saudara-saudara doakanlah supaya Tuhan memberi saya hikmat." Lalu kakek ini berpaling pada sang putri Kaisar dan berkata, "Putri, besok pagi-pagi jam 04.00 saya tunggu di halaman Istana."

Keesokan harinya, pagi-pagi sebelum jam 04.00 sang putri sudah bangun, ia mengenakan gaun putih yang paling mahal, kaus kaki putih, sepatu serta sarung tangan yang serba putih. Lalu ia berjalan menemui kakek itu, "Baiklah nak, sekarang saya persiapkan alat-alat untuk membuat cincinmu; sementara itu engkau boleh memilih embun yang engkau paling sukai, lalu bawa kemari."

Dengan senang hati sang putri berjalan-jalan mengelilingi taman Istana untuk mencari embun yang paling indah. Namun sudah lebih kurang dua jam masih belum ditemukan, sebab setiap embun yang dia ambil selalu menjadi air. Gaun indahnya sudah basah, kaus kakinya sudah kotor, sepatunya basah bahkan sarung tangannya sudah menjadi jorok.

Akhirnya sambil menangis sang putri berlari menuju kakek tua itu dan berkata: "Saya tidak mau lagi cincin itu."

Kakek tua itu hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa, sementara Kaisar melihat dari lantai atas Istana sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Ayat Alkitab :
I Yohanes 5:14. "Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu sesuai dengan kehendakNya." *** [Sahabat]

Rabu, 09 Maret 2011

Ilustrasi Kristiani | Buat Mereka Sibuk

Sebuah lembaran tua yang rupanya adalah dokumen rahasia milik PERSEKUTUAN IBLIS SEMESTA ditemukan.Tulisannya sebagian besar tak terbaca lagi. Beberapa kalimat yang masih jelas antara lain:

ilustrasi kristenPadatkan kegiatan-kegiatan gereja.
Buat ibadat jemaat sebanyak-banyaknya.
Buat lebih kreatif. Mereka suka itu.

Tampilkan mujizat-mujizat di sana-sini.
Mereka akan berusaha sampai ke situ.

Terbitkan ide-ide untuk meningkatkan kegiatan persekutuan jemaat.
Cari akal untuk itu.
Jangan biarkan mereka menjadi pengangguran.
Usahakan pekerjaan bagi mereka di luar rumah.
Kaya-kan mereka.
Buat mereka ber-uang.
Uang membuat mereka aktif.
Mudahkan mereka untuk selalu berada di luar rumah.
Manfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sediakan fasilitas-fasilitas.
Jangan lupa, untuk anak-anak.
Buat dunia ini hunian yang menyenangkan bagi mereka.
Aktifkan para perempuan.
Khusus untuk kelompok ini : "uang", itu menyibukkan mereka.
Tapi bagi laki-laki, tambahkan "uang" dengan "perempuan".
Itu akan membuat mereka meninggalkan rumah.
..... ..... ....
Kembangkan yang lain.
Tetapi utamakan : urusan gereja (pelayanan dan persekutuan) jemaat.
Ingat : BERJEMAAT.
Ini EMPUK, sebab sebagian besar mereka meyakini telah benar dan cukup hanya dengan ini.
..... ..... ...
Apa ini????
Di sudut kiri bagian bawah tertulis: 
Strategi XII : "BUAT MEREKA SIBUK".
AGAR MEREKA TIDAK PUNYA WAKTU LAGI 
UNTUK BERSEKUTU SECARA PRIBADI DENGAN TUHANNYA.
**HEP**

Rabu, 02 Maret 2011

Ilustrasi Kristiani | Pelajaran Tentang Kasih

Seperti biasa di hari Minggu yang kunantikan, berjalanlah aku menuju ke rumah-Nya. "Selamat pagi", demikian  jemaat saling menyapa di pelataran gedung gereja yang kian hari kian bertambah megah. Di sisi kanan pintu gereja, seorang bapak tua berbaju sungguh dekil berdiri menyandar ke tembok. Topi 'koboi' tua menutupi wajahnya. Celana panjang yang dikenakannya tampak sesak baginya. Sepatunya .... ah, biasalah .... ,  orang-orang serupa bapak ini ada di mana-mana. Mereka hanya orang-orang malas yang tidak mau berjuang keras untuk hidup. Kerja mereka hanya menanti belas kasihan orang. Berharap apa ia di sini? Pikiranku membedah hidup orang itu seiring langkah kakiku memasuki gedung gereja. Tak ada yang menyapa orang itu. Aku pun tidak.

Lonceng berbunyi. Kami serentak berdiri. Satu kidung pujian melantun di bibir kami dan ...... hei, bapak tua yang tadi berdiri di dekat pintu gereja itu berjalan masuk ke arah mimbar. Mau apa dia? Semua mata memandangnya. Ia naik ke mimbar, melepaskan topinya dan haahh???? Bapak Pendeta! Beliau adalah Pendeta Tua di gereja ini. Apa maksud beliau?

Kidung pujian telah berakhir. Semua diam terpaku bukan seperti biasanya, melainkan terpaku memandang beliau. Dan beliau pun berbicara, "Haruskah aku memakai jubah seorang Pendeta untuk membuktikan bahwa aku adalah seorang Pendeta? Tidak. Demikian pula, haruskah seseorang membuktikan kepada kita terlebih dahulu bahwa ia memang layak untuk dikasihani supaya kita dapat mengasihani dia? ... "

ilustrasi kristenSemula aku tidak mengerti dengan ucapan beliau ini. Tapi kini aku mengerti. Di kota kami ini banyak ditemui orang-orang serupa penampilan bapak Pendeta ketika itu. Entah benar atau tidak, banyak orang berkata bahwa mereka hanyalah para penipu. Mereka hanyalah orang-orang malas yang hanya ingin melanjutkan hidup dari hasil kerja orang lain (sedekah). Dan itu pikiranku pula. Pemikiran ini justru membuatku berhenti untuk perduli. Tanpa aku sadari, aku telah membuat suatu aturan untuk sebuah kasih, bahwa kasihku hanya akan berlaku terhadap orang yang dapat membuktikan bahwa ia layak menerima kasihku. Kasih menjadi rumit, memerlukan kajian dan pembuktian. Dan aku telah keliru. Kewajibanku kepada sesama adalah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mat 22:39). Hanya "mengasihi" bukan "menilai" orang yang harus aku kasih. 

Kini kasihku beroleh ruangnya dalam hidupku. Kota ini tetap dipenuhi dengan orang-orang dengan penampilan tak berpunya. Tapi kini aku tidak lagi memandang mereka seperti dulu aku pernah memandangnya. Kini mereka semua layak untuk aku kasihi. Mereka menipu atau tidak, mereka malas ataupun tidak, itu bukan bagianku. Itu bagian Tuhan. Bagianku adalah mengasihi mereka dengan kasih yang tulus. Tidak selalu aku memiliki sesuatu benda untuk aku berikan kepada mereka. Tetapi aku selalu punya kasih yang tidak lagi berbatas bagi mereka. Aku punya senyum untuk menghangatkan jiwa mereka. Aku punya salam "Selamat pagi/siang/malam" menyapa hari-hari hidup mereka. Aku punya tangan yang tak jijik menyentuh pundak mereka. Ah, tak pernah aku sebahagia ini. Ternyata, kasih membuatku berarti bagi orang lain. Terimakasih Tuhan.--**HEP**

Kamis, 24 Februari 2011

Ilustrasi Kristiani | Yesus Menyaksikan Pertandingan Sepak Bola

Pertandingan sore itu tampak berbeda bahkan sangat istemewa sebab Tuhan Yesus, Kepala Gereja, berkenan hadir untuk secara langsung menyaksikan pertandingan Sepak Bola antara dua kesebelasan besar dan ternama, yakni PS Gereja Protestan & PS Gereja Pantekosta.

Pertandingan berlangsung seru dan menegangkan. Tuhan Yesus tampak begitu sungguh-sungguh mengamati jalannya pertandingan. Tiba-tiba suara Yesus lantang berseru, "Goooooooool !!!!!". Ya! Gol pertama berhasil dicetak mulus oleh kesebelasan Gereja Protestan. Tampak Yesus begitu bersukacita, Ia melompat-lompat tanda girang, dan berkata, "Maju Protestan, kamu bisa!!!!". 

Tim Kesebelasan Gereja Pantekosta terpaku di tengah-tengah lapangan diikuti seluruh pendukungnya yang setia. Berbanding lurus dengan tim Gereja Protestan, bersama seluruh sporternya, mereka menyerukan yel-yel seolah-olah pertandingan itu sudah berakhir. Hal ini disebabkan karena Yesus memperlihatkan sikap dukungan-Nya terhadap gol yang diciptakan oleh tim Gereja Protestan ini. Terdengar gemuruh suara menyatakan, "Lihat, Yesus berpihak kepada kami!".

Bagaimanapun pertandingan harus dilanjutkan. Tim Gereja Pantekosta kembali membangun semangat. Dan tidak lama berselang, waow .... "Gooooooool", tim Gereja Pantekosta berhasil mencetak gol yang manis sekali, menyamakan score 1 - 1. Tapi  hei ... suara teriakan "gol" yang sangat keras itu adalah sama dengan suara yang tadi terdengar begitu keras saat tim Protestan mencetak golnya yang pertama. Itu suara Tuhan! Benar, lihat, Yesus masih berdiri melompat-lompat penuh sukacita. Dari mulut-Nya terdengar jelas pekikan, "Luar biasa, lanjutkan Pantekosta, kalian pasti bisa!!!"

Kali ini semua terdiam. Baik kedua tim kesebelasan, Protestan dan Pantekosta, maupun seluruh penonton yang memenuhi stadiun pertandingan. Stadiun itu tiba-tiba seakan-akan tak berpenghuni. Tak ada satu suara terdengar dan tak ada gerakan sedikitpun. Semua diam terpaku.  Hanya pandangan semua mata searah kepada Yesus dengan wajah penuh heran. 

Tiba-tiba terdengar suara dari speaker stadion, "Tuhan, jelaskan kepada kami, untuk siapakah Engkau datang ke sini? Kepada siapakah sesungguhnya Engkau berpihak? Engkau berlaku sama baik kepada tim kesebelasan Gereja Protestan maupun tim kesebelasan Gereja Pantekosta saat mereka masing-masing mencetak gol?"

Yesus maju agak ke depan, lembut suara-Nya menjawab namun terdengar jelas di seluruh penjuru stadiun itu,
"Sahabat-sahabat-Ku, hari ini Aku bersukacita karena Aku menyaksikan bagaiman kalian terus berjuang untuk mencetak gol-gol kemenangan.  Bukankah Aku pernah berkata:
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21).
Maka, siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, kepadanyalah Aku berkenan. Berjuanglah terus untuk mencetak gol-gol kemenangan, yaitu melakukan kehendak Bapa di sorga, maka itulah sukacita-Ku."

Ilustrasi Kristen

Oh Tuhan ampunilah kami. Sebab ternyata, yang membuat-Mu bersukacita, bukan karena kami adalah umat Protestan atau kami adalah umat Pantekosta, atau umat di gereja mana pun kami menyembah Engkau, melainkan siapa yang berhasil mencetak gol kemenangan dalam hidupnya, yakni melakukan kehendak-Mu, ya Tuhan. Amin. 


Dan, lihatlah, kedua kesebelasan saling berangkulan, dan satu sama lain berkata, "Mari bersama-sama kita lanjutkan pertandingan ini, kita cetak gol-gol kemenangan bagi kemuliaan nama Tuhan kita, Yesus Kristus!!". Pertandingan berlanjut seru, namun penuh sukacita, satu sama lain saling memberi semangat. Oh indahnya ......



"Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan,
yang Engkau berikan kepada-Ku,
supaya mereka menjadi satu,
sama seperti Kita adalah satu."
(Yohane 17:22)
------
Inilah kesaksianku kepada dunia:
"Kami SATU"
In the Name of Jesus Christ.

**HEP**

Rabu, 16 Februari 2011

Illustrasi | Andai Aku Jadi TUHAN

Suatu ketika dua sahabat, Qalesy dan Minoy, duduk bercakap.
ilustrasi khotbah
Qalesy :
Hidup di dunia semakin sulit. Bekerja sekuat tenaga pun tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan hidup: makan-minum, pakaian, tempat tinggal, biaya sekolah anak-anak, kebutuhan isteri, tagihan rekening, biaya trasnportasi, belum lagi harga barang yang semakin tinggi, dsb. Aku juga masih harus menanggung adik-adikku. Mana sesekali orang tua masih meminta bantuan keuangan. Apalagi kalau sakit, beban hidup semakin bertambah. Huhh ..... berat nian hidup ini. Ah Minoy, kalau kau jadi TUHAN, apa yang akan kau lakukan untukku?

Minoy :
(Tampak serius dan sungguh memikirkan keluh kesah rekannya itu)
Ternyata hidup adalah beban bagimu, sobat. Hmm ... andai aku jadi TUHAN, maka ada beberapa langkah penyelesaian yang aku akan lakukan bagi keluh kesahmu.
Karena bekerja bagimu adalah hal yang tidak memuaskan, maka dengan dengan tanganku sendiri, aku akan membuatmu kehilangan pekerjaan. Aku akan mengambil semua karunia yang sudah kuberikan padamu sehingga engkau tidak punya lagi kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan. Aku juga tidak akan membiarkan ada orang yang mau mempekerjakanmu. Dengan demikian engkau tidak harus bekerja lagi.
Lalu, karena biaya hidup: entah orang tuamu, saudaramu, isterimu, anak-anakmu, yang selama ini menjadi tanggung jawabmu adalah kian hari kian bertambah berat bagimu, maka aku akan meminta kepada Bapaku di sorga untuk mengambil mereka satu persatu dari hidupmu sehingga perlahan namun pasti bebanmu akan berkurang.
Setelah itu aku akan mendatangkan bencana yang besar yang akan menimpa rumahmu sehingga kau akan hilangan tempat tinggalmu, maka tidak ada lagi biaya tagihan rekening air, listrik, telepon, dsb, yang harus kau lunasi.
Selanjutnya, aku akan membuatmu menderita suatu penyakit. Penyakit itu akan membuatmu tidak dapat menerima makanan jenis apapun juga. Dengan begitu tidak perlu lagi kau pikirkan apa yang akan kau makan, sebab walaupun makanan itu tersedia bagimu, kau tidak lagi dapat menikmatinya.
Kemudian, aku menggerakkan hati hamba-hambaku untuk mengantarmu ke Rumah Sakit. Nah, di situ kau tidak perlu lagi memikirkan di mana kau akan tinggal. Kau juga tidak lagi harus pusing mau memakai pakaian apa, sebab apapun yang kau kenakan, itu tidak lagi penting bagimu. Dan ... kau pun tidak akan ke mana-mana lagi, sebab membuka mata pun, engkau tak sanggup. Dengan demikan, tidak ada lagi biaya transportasi yang harus kau keluarkan.
Berikutnya ....

Qalesy :
(??????!!!!!!!)
STOP!!! Puji Tuhan, kau bukan TUHAN!!!
**HEP** 
----- 
I Korintus 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Selasa, 15 Februari 2011

Ilustrasi Kristiani | Sumur Ajaib

Ilustrasi KristenSemakin tahu, semakin tidak tahu. Inilah yang dapat saya katakan perihal membaca Alkitab. Saya terkagum-kagum dengan �Buku Ajaib� ini. Secara fisik, Buku itu tidak ada bedanya dengan buku-buku lainya. Sama-sama benda mati dengan teraan huruf-huruf pada lembar-lembar kertas biasa yang semakin  hari, semakin menjadi tua, dekil dan lusuh. Tetapi ketika kalimat-kalimat di dalam Buku itu dibaca, ditelusuri dan direnungkan, kalimat-kalimat itu menjadi perkataan-perkataan yang hidup. Benar-benar hidup.
Kisah Para Rasul  5:20 "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."
Satu sama saling terikat, saling menghidupkan, saling melengkapi, saling menguatkan, saling mengokohkan. Tidak saling melepaskan, tidak saling membantah, tidak saling menggugurkan, dan tidak usang oleh waktu. Sungguh ajaib.

Alkitab saya sebut sebagai "Sumur Ajaib" dengan mata air yang tidak kunjung kering. Rasa-rasanya bukan baru sedikit air yang sudah kita timba dari sumur itu. Tetapi ketika kita menengok lagi ke dalam sumur itu, air di dalam sumur itu sedikitpun tidak menjadi kurang. Air yang kita timba darinya, yang kita kira sudah banyak, ternyata tetap begitu sedikit dibandingkan dengan volume air yang masih ada di dalam sumur itu sendiri. Sekalipun kita terus menimba darinya, sekali lagi - air di dalam sumur itu sedikitpun tidak menjadi berkurang apalagi habis atau kering.

Oleh sebab itu, apa yang saya anggap �saya tahu� ternyata selalu saja sedikit dari pada apa yang tidak saya ketahui. Semakin tahu, semakin tidak tahu : semakin tahu, semakin banyak yang belum saya ketahui. 

Akhirnya, sebagaimana Sang Pemazmur berujar, demikian juga hamba berujar:
"(17) Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! betapa besar jumlahnya! (18) Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau." (Mazmur 139:17-18).--**HEP**

Sabtu, 12 Februari 2011

Ilustrasi | Kisah Bijak dari Tiongkok

Ilustrasi
Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu beliau mengajukan 6 pertanyaan :

Pertanyaan ke 1.  
Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Muridnya ada yang menjawab,
"orang tua", "guru", "teman", & "kerabat".
Yang paling dekat dengan kita adalah "kematian".
Sebab kematian adalah PASTI.
Pertanyaan ke 2.
Apa yang paling jauh dari diri kita ?
Muridnya ada yang menjawab,
"Negara Amerika", "bulan", "matahari".
Yang paling benar adalah "masa lalu".
Siapa pun kita, bagaimana pun kita dan betapa kayanya kita,
tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. 
Sebab itu kita harus menjaga hari ini
dan hari-hari yang akan datang.

Pertanyaan  ke 3
Apa yang paling besar di dunia ini ?
Muridnya ada yang menjawab "gunung", "bumi" & "matahari".
Yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu" 
Banyak manusia menjadi celaka
karena menuruti hawa nafsunya. 
Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. 
Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini.

Pertanyaan ke 4.
"Apa yang paling berat di dunia ini ?"
Di antara muridnya ada yang menjawab, "baja","besi" & "gajah"
Yang paling berat adalah "memegang amanah"

Pertanyaan yg ke 5.
"Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Ada yang menjawab, "kapas", "angin", "debu" & "daun-daunan" 
Yang paling ringan di dunia ini adalah "Meninggalkan Ibadah"

Lalu pertanyaan ke 6.
"Apakah yang paling tajam di dunia ini ?"
 Muridnya menjawab dengan serentak, "Pedang!"
Yang paling tajam adalah "lidah manusia".
Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati & melukai perasaan.
-----
From: In My Mystery; Date: 10/17/10 10:19:55; To: engglina's Inbox;
Notes: Sumber : http://terselubung.blogspot.com/2010/10/renungan-siang.html

Jumat, 11 Februari 2011

Ilustrasi | Wanita, Perempuan dan Ibu.

Ilustrasi
Seorang anak laki-laki kecil
bertanya kepada ibunya,
"Mengapa ibu menangis?"
 

"Kerana aku seorang wanita",
kata sang ibu kepadanya.
 

"Aku tidak mengerti", kata anak itu.
 

Ibunya hanya memeluknya dan berkata,
"Dan kau tak akan pernah mengerti"
    Kemudian anak laki-laki itu
    bertanya kepada ayahnya,
    Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"
    "Semua wanita menangis tanpa alasan",
    hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

    Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh
    menjadi seorang laki-laki dewasa,
    tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.

    Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya,
    "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"

    Allah berfirman:
    "Ketika Aku menciptakan seorang wanita,
    ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa.

    Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia;
    namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "
    "Aku memberikannya kekuatan dari dalam
    untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan
    yang seringkali datang dari anak-anaknya "

    "Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar
    ketika orang-orang lain menyerah, dan
    mengasuh keluarganya dengan penderitaan
    dan kelelahan tanpa mengeluh "

    "Aku memberinya kepekaan
    untuk mencintai anak-anaknya
    dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya
    bersikap sangat menyakiti hatinya "

    "Aku memberinya kekuatan
    untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya
    dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya
    untuk melindungi hatinya "

    "Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui
    bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya,
    tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya
    untuk berada disisi suaminya tanpa ragu"

    "Dan akhirnya,
    Aku memberinya air mata untuk dititiskan
    dan ini adalah khusus miliknya
    untuk digunakan bilapun ia perlukan."

    "Kau tahu; kecantikan seorang wanita
    bukanlah dari pakaian yang dikenakannya,
    susuk yang ia tampilkan,
    atau bagaimana ia menyisir rambutnya."

    "Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya,
    kerana itulah pintu hatinya.
    Tempat dimana cinta itu ada."

    Kirimkan ini kepada setiap wanita yang anda kenal hari ini
    untuk memperingati Wanita.
    Jika Anda lakukan, sesuatu yang baik akan terjadi.
    Anda akan menambah harga diri wanita!

    Kirimkan message ini juga kepada kaum lelaki,
    supaya mereka sedar dan ingat akan kecantikan wanita mereka
    yang azali bukan pada kecantikan luaran semata-mata.

    Selamilah hati wanita mu.. dan ingat lah...
    Setiap Wanita itu Cantik.
-----
By Roberth William Maarthin
Catatan ini ditulis untuk HUT Pelayanan Kateogorial
Persekutuan Kaum Perempuan GPIB ke-46.

Kamis, 10 Februari 2011

Ilustrasi | Satu Jam

Letih dari kerja seharian, seorang ayah disambut anaknya, gadis kecil yang cantik. Ia mengikuti langkah ayahnya memasuki rumah. "Ayah, berapa gaji ayah selama satu jam bekerja?", suara tanya gadis kecilnya menggema memenuhi ruangan yang tampak sunyi seakan tak berpenghuni. Sang ayah tidak memberikan jawaban. "Ayah, berapa ...", belum selesai kalimatnya, "Kenapa kamu menanyakan itu?", sahut ayahnya balik bertanya. "Aku hanya ingin tahu", jawab si anak penuh harap. "$20.00 per jam", jawab sang ayah. Gadis kecilnya terdiam, tampak berpikir. "Kenapa? Mengapa kamu menanyakan itu?", kembali sang ayah bertanya, penasaran. "Boleh tidak, ayah meminjamkan Ade uang $10.00?", menatap ayahnya dengan sinar mata berbinar seakan hendak meraih sesuatu yang lama diidamkannya. 
Tetapi ayanya menjawab, "Untuk apa uang sebesar itu untukmu? Bukankah ayah dan ibu selalu memberikan uang jajan yang cukup setiap bulannya? Untuk kebutuhan sekolah juga 'kan sudah ayah berikan tersendiri", jelas pengantar sang ayah untuk mengatakan, "Tidak. Itu jawaban ayah. Sekarang Ade bermain, ayah lelah. Sebentar lagi ayah harus menghadiri suatu acara. Ijinkan ayah istirahat ya?", sambil berlalu, "Oya, ibumu belum pulang?". Hening sejenak lalu, "Belum", gadis kecil itu menjawab dengan suara yang hampir tidak kedengaran dan dengan langkah lesu ia pun bergerak menuju ke kamarnya.

Sang ayah berbaring di tempat tidurnya. Hasrat beristirahat terusik dengan permintaan gadis kecilnya. "Ah, barangkali saja ia hendak membeli sesuatu yang penting", pikirnya. Menyesal tidak memberi kesempatan kepada anaknya untuk menjelaskan maksudnya, sang ayah segera beranjak menuju ke kamar tidur buah hatinya itu. Gadis kecilnya sementara bermain dengan boneka-bonekanya. "Sayang ... maafkan ayah, mungkin kamu membutuhkan sesuatu untuk dibeli. Sekarang sampaikan kepada ayah untuk apa uang $10.00 itu?", kini penuh harap untuk mengobati rasa bersalahnya. Bagaikan cahaya terang yang tiba-tiba muncul di kegelapan, wajah sang anak kembali berbinar, "Ayah mau meminjamkan $10.00 untukku?". "Meminjamkan?", tanya sang ayah, heran. "Iya. Ade akan melunasinya dengan cara, ayah tidak usah memberikan kepadaku uang jajan untuk beberapa waktu ke depan", penuh semangat dan gembira sang anak menjelaskan. "Maksudnya?", sang ayah semakin tak mengerti. Gadis kecil itu menghampiri lemari di sisi tempat tidurnya, ia mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih, menggenggam amplop itu di kedua telapak tangannya yang kecil lalu duduk di sisi sang ayah, "Selama ini  ayah dan ibu selalu memberi uang jajan kepada Ade. Sekarang jumlahnya sudah $10.00. Kalau begitu, Ade hanya memerlukan $10.00 lagi. Nah, kalau ayah mau meminjamkan Ade $10.00, maka jumlahnya genap $20.00". "Lalu?", tanya sang ayah, tak sabar. Sukacita gadis kecil itu mengurai maksudnya, "Ade mau memberikan $20.00 ini kepada papa, agar papa boleh 1 jam bersamaku besok ......" ***  

Selasa, 08 Februari 2011

Ilustrasi Kristiani | Injil Menurut Toko Serba Ada

Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal. Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati. Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Dept. Store di Amerika Serikat.


Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan �Bag Lady� (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah.

Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu Bau badan menyengat hidung. Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal.

Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang �bag lady� jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.

Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga diatas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah ! Apa yang dikerjakan pengemis ini? Sang pelayan bertanya, �Apa yang dapat saya bantu bagi anda ?� �Saya ingin mencoba gaun merah muda itu ?� Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda ? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu. Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu. �Berapa ukuran yang anda perlukan ?� �Tidak tahu !� �Baiklah, mari saya ukur dulu.� Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya.�OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya ! Cobalah yangini !� Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas. �Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain? �Oh, tentu !� Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang �bag lady�. Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak ! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.

Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya.

Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya ? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu. Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu �istimewa�-nya. �Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?� �Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !) �Tetapi, anda �kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?� �Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik.� Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.

Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema �Injil Menurut Toko Serba Ada�. Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.

Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48 % ! ***

Sumber:
http://renungan-harian-kita.blogspot. com/2007/12/injil- menurut-toko-serba-ada-gospel.html
Judul asli: The Gospel According to the Dept. Store.

Ilustrasi Kristiani | Satu Kali Pun Ia Belum Pernah

Seorang Bapak berpakaian tua, tampak dekil & amat sederhana masuk ke satu gereja yang megah dan mewah. Penampilan Bapak itu membuat ia tampak sangat berbeda dari semua orang yang ada di dalam gedung gereja itu.

Selang beberapa saat, seseorang  menghampiri Bapak itu dan berbisik, �Pak, lain kali sebelum Bapak ke sini, sebaiknya Bapak tanya dulu kepada Tuhan bagaimana sepantasnya kita datang menyembah dan memuliakan Tuhan di rumah-Nya yang kudus.� Bapak itu tertunduk, namun ia tetap mengikuti ibadah sampai selesai.

Pada hari Minggu berikutnya, Bapak itu kembali terlihat hadir di gereja itu dengan penampilan yang sama.  Orang yang minggu lalu berbisik di telinganya kembali menghampiri dan berbicara dengan nada kesal, �Saya �kan sudah bilang kepada Bapak, sebaiknya Bapak menanyakan lebih dahulu kepada Tuhan bagaimana selayaknya kita hadir di rumah-Nya ini!�

Sesaat Bapak itu menunduk. Perlahan ia mengangkat kepalanya dan menjawab, �Sudah, Pak. Saya sudah menanyakan hal itu kepada Tuhan Yesus, namun Tuhan tidak memberikan  saran apapun kepada saya, sebab kata Tuhan, satu kali pun Ia belum pernah masuk ke gereja ini.�  ***

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India