Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 November 2016

Untukmu Yang Menangis

Ketika semua orang tidak mengerti mengapa kamu menangis, Ia mengerti. Ketika rasa sakit hatimu tak berarti bagi mereka, Ia mengambil itu menjadi milik-Nya. Ia tahu betapa beratnya semua itu bagimu.


Ketika mereka hanya bisa melihat air matamu, Ia merasakan deritamu. Ketika mereka hanya berdiri jauh darimu, Ia duduk bersamamu. Ia tahu, betapa sedihnya hatimu.

Ketika engkau menangis dan mereka bercanda tawa, Ia menangis bersamamu. Ketika mereka menari-nari di atas deritamu, Ia memelukmu dengan erat. Ia tahu, betapa hancurnya hatimu.

Sahabatku ...
Kamu tidak sendirian dan kamu tidak dibiarkan begitu saja. Segala deritamu telah menjadi milik-Nya dan segala sesuatu ada waktunya. 

Sesungguhnya, Ia sedang mengerjakan sesuatu untukmu. Sesuatu yang indah, yang akan membuatmu tak lagi melihat air mata yang sudah begitu banyak mengalir di pipimu tanpa seorang pun tahu. Sebab apa yang sedang disiapkan-Nya untukmu adalah sukacita yang besar, yang jauh melebihi deritamu, yang bukan berasal dari dunia, tetapi dari hati-Nya.

Bersabarlah sedikit waktu lagi. Waktu yang berlalu memang tak mungkin kembali, tetapi waktu yang akan menghampiri di hari esok adalah milik-Nya, bukan milik mereka. Maka kuatkanlah hatimu menanti waktu-Nya.

Kamu hanya harus tetap percaya dan bertabah hati. Berjalanlah terus tanpa berhenti. Jangan pernah menyerah apalagi berputus asa. Karena hidupmu di tangan-Nya, bukan di tangan mereka. 

Jika harus menangis, menangislah, namun tetaplah melangkah, sekalipun dengan deraian air mata. Akan tiba waktunya kamu sendiri tidak menyadari bahwa kamu sudah tidak menangis lagi.

Pada saat itulah matamu akan memandang apa yang saat engkau menangis tengah Ia siapkan bagimu, yang ketika itu kamu mengira Ia tak ada untukmu karena deritamu seolah tak berbalas keadilan-Nya hingga engkau bertanya, "Tuhan, dimanakah Engkau?".

Pada saat itulah kamu akan melihat keadilan-Nya untukmu, yakni karya sukacita-Nya yang besar, yang melampaui kecapan derita yang sudah engkau lalui.

Apakah itu? Tak ada yang tahu bentuknya seperti apa. Namun matamu akan menyampaikan itu kepada dunia dari binaran sinarnya yang memancarkan betapa bahagianya engkau saat itu.

Sahabatku ...
Aku hanya ingin kamu kuat dan percaya. Aku hanya ingin kamu bisa bersabar lagi menanti waktu-Nya. Aku ingin kamu tetap tegar menjalani semuanya. Karena aku pun menanti waktu-Nya melihatmu tersenyum kembali. Aku juga mau melihat pancaran kebahagiaan itu ada lagi di matamu.

Tentang mereka, biarkanlah mereka itu, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Mereka hanya sedang menikmati waktu untuk tertawa. Mereka hanya sedang menyenangkan hatinya sendiri hingga buta akan deritamu. Palingkanlah matamu dari mereka kepada Tuhan, maka mereka bukan urusanmu lagi, tetapi urusan Tuhan.

Ia akan membuat bibirmu berucap:
"Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita." (Mazmur 30:12). Amin.--

SHALOM
HEP

Reputasi Kaya

Derita orang yang dari sononya sudah susah tidak sebanding dengan derita orang kaya yang baru jadi susah.


Orang miskin dari awal bisa duduk makan di warteg, tapi orang kaya baru miskin, beli lauk di warteg makannya di rumah.

Orang tidak boleh tahu kalau mereka sudah susah. Sebab Reputasi "Orang Ada Uang" sudah terlanjur melekat pada diri atau keluarga mereka.

Walau isi dompet sudah sisa ribuan, tapi penampilan tetap harus terlihat "mewah". Termasuk pakai perhiasan imitasi serupa emas berlian, karena yang asli sudah terjual atau tidak bisa lagi ditebus dari gadaian. Anehnya, karena diketahui mereka kaya, tidak ada orang yang menyangka itu emas bo'dong. Tetap saja dilihat asli. Untungnya disitu ??. 

Itu adalah penderitaan. Derita mantan orang kaya secara psikis sangat berat. Jika rendah hati mereka akan tampil apa adanya tanpa malu. Namanya juga hidup di dunia, tidak ada yang abadi.

Tetapi karena uang dan kekayaan cenderung membuahkan kesombongan, maka bukan kesusahan yang menyiksa hati, tetapi kesombonganlah yang menyiksa hidup.

Bila berhikmat, sebenarnya, bukan kekayaan yang mau diambil Tuhan dengan mengijinkan si kaya menjadi miskin, tetapi kesombongan di hatinya, itulah yang mau ditiadakan oleh Tuhan.

Matius 16:26
"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"

Jika mengerti pasti akan bersyukur. 
Amin.--

SHALOM
HEP

Minggu, 06 November 2016

KAFIR -- Apa Kata Yesus Tentang Sebutan Kafir (Matius 5:21-22)


Matius 5:21-22
"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala."



KAFIR dalam agama Yahudi adalah orang-orang bukan Yahudi (Bil 23:9). Kata ini ditempatkan dalam kerangka kebangsaan dan cara hidup spesifik orang Yahudi di bawah payung Hukum Taurat (Gal 2:14).

Cara pandang Yahudi terhadap bangsa lain dalam bingkai kebanggaan akan kekhususan diri sebagai bangsa pilihan Allah menjadikan kata 'kafir' dipakai dalam arti jelek, seperti terlihat dari kata 'kafir', yang dipakai Yesus mengambil istilah yang berlaku di kalangan Yahudi (Matius 5:22), yakni 'Rakha'. 'Rhaka' berasal dari kata Aram dan Ibrani yang berarti 'tidak punya guna apapun'. Bahkan 'kafir' dalam bahasa Aram dalam rumpun kata yang sama, yakni 'reqa' berarti 'bajingan' atau 'orang goblok'.

Hukum Taurat menampilkan dosa sebagai perbuatan yang terlihat oleh mata dan terdengar oleh telinga. Hukum Taurat sangat detil mengatur kehidupan lahiriah. Dalam Hukum Taurat, mata dan telinga manusia menjadi saksi Hukum Taurat. Seperti contoh yang diambil Yesus tentang ketegasan penegakan pelaksanaan Hukum Taurat, "Jangan membunuh" (Keluaran 20:13; Ulangan 5:17). Orang Yahudi yang tidak membunuh atau tidak melakukan pelanggaran terhadap hukum-hukum yang termaktub dalam Hukum Taurat merasa aman dan BERSIH dari dosa.

Tapi apa kata Yesus?
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala."
Kita tidak membunuh, tapi kalau kita mengatai orang dengan sebutan-sebutan kemarahan: 'Kafir!' atau 'Jahil!' atau kata-kata sebutan yang mengandung ejekan atau hinaan, misalnya 'Dasar pembunuh!', 'Pelacur!', 'Pencuri!', 'Bajingan!', 'Goblok!', dll, maka kita juga harus dihukum karena kata-kata itu.
"Masalahnya bukan sekedar soal membunuh, tapi juga soal kecenderungan hati ... Dalam jiwanya, ini merupakan pelanggaran yang sama besarnya dengan pembunuhan yang sebenarnya." (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Kafir, hlm. 492).
Demikianlah Yesus memberikan salah satu contoh penggenapan Hukum Taurat di dalam Hukum Perjanjian Baru, yakni Hukum Kasih. Hukum Kasih berdasarkan HATI. HATI YANG MENGASIHI, yakni kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia (Matius 22:37-40).

Mencaci 'Kafir!' atau 'Jahil!' atau segala sebutan cacian lainnya adalah perwujudan hati yang tidak mengasihi sesama manusia. Sebutan cacian juga adalah perwujudan klaim diri lebih benar dari orang yang dicaci, bahwa kamu begitu, saya tidak begitu; kamu berdosa, saya tidak. Pembenaran diri seperti ini, yakni dengan mengukur dosa orang lain tidak punya tempat dalam pembenaran Allah.

Pernyataan Yesus tentang larangan menyebut orang:"Kafir!" dalam kerangka kasih kepada sesama manusia diperjelas dalam pengajaran selanjutnya (Matius 5:23-26):
"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."
-- Tidak ada gunanya beribadah bila ada hubungan yang tidak damai dengan orang lain, bahkan bila itu ada di hati saja, maka yang ada adalah kemunafikan, suatu bentuk pendustaan.
"Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya." (1 Yohanes 4:20-21)

Manusia hanya bisa melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat segalanya bahkan yang tak terlihat oleh manusia. Kita hanya tahu apa yang kita tahu, bahwa ia kafir, ia pembunuh, ia jahil, ia pelacur, ia pezinah, ia penjudi, ia pencuri, dll, tetapi kita tidak mengikuti hidup seseorang dari ia di dalam kandungan sampai ia menutup mata selamanya. Tuhanlah yang mengikutinya. Kita tidak tahu hati dan pikirannya sepanjang usia hidupnya, Tuhan yang punya pengetahuan itu. Dan harus pula kita sadari, bahwa kita tidak tahu hari esok kita. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri dan hidup kita di kemudian hari. Jangan-jangan kita justru berlaku dosa pula atau bahkan lebih buruk dari orang yang kita cela.

Timbangan baik buruk setiap orang ada pada Tuhan. Dan penilaian Tuhan bukan hanya pada satu titik "dosa", tapi pada seantero hidup anak manusia. Oleh sebab itu kita tidak diberi hak untuk menghakimi orang lain (Matius 7:1-5;  Lukas 6:37-38; 41-42). Ditegaskan kembali oleh Rasul Paulus:
"Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama." (Roma 2:1).
Maka, teringatlah kita akan nasihat hikmat:
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)

Sebutan-sebutan seperti itu juga dapat menimbulkan rasa sedih dan sakit di hati. Beberapa orang akan menjawab bahwa perbuatan orang itu sudah lebih dahulu menyakitkan. Benar. Tetapi inilah Hukum Kasih bahwa rasa sakit tidak boleh dibalas dengan rasa sakit. Ini jelas dalam perkataan Yesus:
"Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu." (Lukas 6:29).
Intinya, jangan membalas, "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!" (Roma 12:17). Demikianlah kasih.

Dalam prakteknya kasih tidaklah mudah, tapi harus menjadi target pencapaian orang percaya di dalam hidupnya. Orang yang mengerti hal ini atau orang yang hidup di dalam Hukum Kasih tidak akan berani menganggap diri lebih benar atau lebih baik dari orang lain. Sebaliknya, orang Kristen Hukum Taurat akan menganggap diri sempurna karena tidak melakukan larangan yang termaktub dalam butir-butir Hukum Taurat, tetapi tidak menyadari bahwa ia telah melanggar Hukum Kasih.

Lalu bagaimana dengan sebutan 'Kafir!' yang kita dengarkan dari saudara-saudara sesama manusia kaum Muslim kepada orang Kristen? Ya, tidak apa-apa. Mereka memiliki paham itu.
"Menurut syariat Islam, manusia kafir yaitu: seorang yang mengingkari Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad sebagai utusan-Nya", begitu yang saya baca di Wikipedia.
Lalu apa masalahnya buat kita? Itulah salib kita. Bersihkan hati kita saja. Bagaimanapun semua manusia adalah ciptaan Yang Mahakuasa. Benar tidak benar, baik buruk setiap insan manusia, catatannya ada pada sang Pencipta. Kita kerjakan saja apa yang diajarkan Yesus kepada kita:
"Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:43-44).
Itulah bagian kita, yakni mengasihi mereka dan berdoa bagi mereka.

Tapi ingat, harus TULUS. Jangan munafik. Hati harus ikhlas. Dan juga jangan mengukur mereka. Kita tidak tahu hati, pikiran dan hidup mereka. JANGAN MENGAMBIL HAK TUHAN (Ulangan 32:35; Roma 12:19). Jangan berlaku SEOLAH TUHAN TIDAK TAHU APA YANG BAIK DAN APA YANG BURUK. Jangan berlaku seolah kita lebih tahu dari Tuhan. Dan jangan berlaku SEOLAH TUHAN TIDAK ADA, SEOLAH TUHAN TIDAK TAHU APA-APA.

Akhirnya, jangan mengatai orang: 'Kafir!' atau apapun yang bersifat mencela, menjelekkan, menghina, merendahkan, dsb. Dan jangan marah jika kita yang percaya kepada Yesus Kristus, disebut: 'Kafir!'.

Kebenaran Allah tidak perlu diperangkan. Karena peperangan manusia tidak akan mengubah kebenaran Allah sekalipun manusia kalah dalam peperangan itu. Kebenaran Allah adalah milik Allah. Diakui atau tidak, kebenaran Allah tetaplah kebenaran Allah. Dibolak balik, diplesetin, diplintir, diputar balik, atau diapapun oleh manusia, kebenaran Allah tetaplah kebenaran Allah, karena pada-Nyalah kebenaran itu. Dipalsukan sekalipun, Ia memiliki aslinya.

Manusia berasal dari Allah, bukan Allah berasal dari manusia. Bukan Allah baru menjadi ada karena kita. Ada ataupun tidak ada kita, Allah tetap ada. Percayalah dan percaya dirilah, maka kamu hanya akan tersenyum.

ALLAH ITU KASIH. There is no truth without LOVE.-- Shalom, HEP.

Jumat, 26 Juni 2015

Tidak Punya Anak


10 thn sudah kami berumah tangga dan belum dikaruniai anak. Bila kelak dikaruniai, amin. Bila pun tidak, puji Tuhan. Dua-duanya punya INDAHnya sendiri.

Seorang ibu berkata kepada saya, "Bu, siapa yang mengurus Ibu kelak di masa tua? Beda loh, bu, kalau ada anak." Saya menjawab, "Sedangkan Ibu begitu perduli terhadap saya, apalagi Tuhan. Apakah Tuhan tidak akan lebih perduli dari Ibu? Jika Ia tidak mengaruniakan anak, berarti Ia tahu apa yang akan dikerjakan-Nya bagi saya di masa tua saya nanti.

renungan


Anak adalah salah satu jenis kebahagiaan yang dianugerahkan Tuhan. Lalu, apakah itu berarti, ibu-ibu yang tidak memiliki anak tidak bahagia atau tidak lebih bahagia dari yang memiliki anak? Dan apakah itu berarti Tuhan tidak sayang atau Tuhan tidak ingin kita bahagia? Jawabannya: tergantung pada sudut pandang ibu itu sendiri dan suaminya tentang kebahagiaan. 

Jika kebahagiaan itu dipandang dari sudut pandang pikiran manusia, maka akan ada kesedihan dan kekecewaan yang bisa menimbulkan percekcokan bahkan perceraian hanya karena tidak memiliki anak. Si ibu memandang diri adalah ibu yang malang, sang suami memandang isterinya adalah isteri yang sial. Di situlah kebahagiaan menjadi tidak bahagia, yakni di sudut pandang. Saya pastikan demikian, sebab ketidakadaan yang sama juga kami alami, yakni saya dan suami belum memiliki anak. Tetapi suami saya tidak memandang saya adalah isteri yang sial dan saya tidak memandang saya adalah ibu yang malang. Sudut pandang yang berbedalah yang membedakan sehingga walau sama masalahnya, beda menanggapinya, beda memahaminya, beda menyikapinya, Kebahagiaan yang dipandang dari sudut pandang pikiran manusia hanya menuntun kita menjadi pribadi yang tidak dapat bersyukur dengan apa yang ada kita miliki.

Lalu sudut pandang apa yang membuat suatu rumah tangga tidak memandang rumah tangganya kehilangan kebahagiaan karena tidak memiliki anak? Ada banyak sudut pandang yang mengarahkan manusia kepada pemikiran yang positif. Namun satu yang pasti adalah SUDUT PANDANG PIKIRAN ALLAH. Bila hal ini dipandang dari sudut pandang pikiran Allah, maka perkataan yang keluar adalah "Tuhan tidak pernah salah menetapkan suatu keputusan untuk hidup kita".  

Belajar memandang dari sudut pandang pikiran Allah berarti memberi tempat yang selayaknya kepada Allah untuk mengatur hidup kita sesuai yang diinginkan-Nya. Kita hanya ciptaan-Nya. Dibuat untuk maksud-Nya, bukan untuk maksud kita. Allah punya hak untuk membuat kita sesuka hati-Nya. Namun sesuka hati Allah itu bukan "suka-suka" ala manusia yang meremehkan atau menjahati. Semua yang Ia kerjakan tidak ada satupun yang dirancang-Nya untuk maksud yang jahat, tetapi untuk maksud yang baik, indah dan membawa kita kepada sukacita dan damai sejahtera.-- "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).

Bila Ia tidak/belum mengaruniakan anak, berarti Ia memandang itu BAIK bagi kita. Baiknya dimana? Dipikiran-Nya. Semua yang ditetapkan Allah tidak asal-asalan. Ada pertimbangan, Ada maksud. Ada tujuan. Ada alasan.-- "Bukan tanpa alasan Kuperbuat segala sesuatu yang Kuperbuat." (Yehezkiel 14:23b). Ini bukan saja berlaku dalam hal tidak memiliki anak, tetapi untuk seantero kenyataan hidup kita. Memandang dari sudut pandang pikiran Allah berarti percaya bahwa apapun kenyataan hidup kita, itu ada dalam kerangka kasih Allah. Pikiran Allah tentang apa yang kita terima dari-Nya dan apa yang tidak, semua berasal dari HATI-Nya: hati yang mengasihi kita. Mempercayai hati Allah dan pemikiran-pemikiran-Nya untuk kita membuat kita dapat mensyukuri semua hal di hidup kita sebagai suatu proses Tuhan untuk membawa kita kepada kebahagiaan yang sesungguhnya. Seorang yang memandang hidupnyad dari sudut pandang pikiran Allah akan dapat melihat KEINDAHAN YANG TAK DAPAT DILIHAT OLEH MATA DUNIA. Sehingga adalah tidak mungkin untuk tidak mengatakan, "Terimakasih Tuhan".

Dapatkah Anda berkata, 'Terimakasih Tuhan karena saya/kami belum/tidak dikaruniai anak"?? Dapatkah? Selama Anda belum dapat mensyukurinya, itu berarti Anda masih terkurung dalam kerangka pikiran manusia semata-mata, yang memandang kebahagiaan hanya pada ukuran tertentu atau pada hal-hal tertentu saja. Tetapi bila Anda telah belajar memandang hidup Anda dari sudut pandang pikiran Allah, maka Anda akan melihat bahwa kebahagiaan Anda ada di seantero hidup Anda, bukan di hanya di satu hal atau di satu bagian di hidup Anda. Anda akan memandang seluruh kehidupan Anda adalah paket kebahagiaan dari Allah, termasuk air mata yang mengalir dalam sakit, dalam susah, sedih dan duka. Semua ada dalam satu paket KASIH ALLAH. Memang menyakitkan secara daging, menyedihkan secara manusia. Tetapi jika Anda percaya bahwa ada Tuhan di seantero hidup Anda, Anda akan tenang, sebab Anda tahu bahwa Ia ada untuk mengerjakan yang baik di hidup Anda, bukan yang buruk. 

Oleh sebab itu, pandanglah segala sesuatu dari sudut pandang pikiran Allah, agar sekalipun Anda belum/tidak memiliki anak, Anda tidak menganggap diri tidak bahagia, karena kebahagiaan yang Anda lihat bukan kebahagiaan berdasarkan ukuran dunia, tetapi berdasarkan kebahagiaan yang berasal dari Allah, yang tidak terlihat dari mata duniawi, tetapi jelas dari mata sorgawi (mata iman).

Bila Anda sudah dapat mensyukuri hidup Anda, sekalipun tanpa anak, sekalipun tanpa emas dan permata, sekalipun tanpa kedudukan dan kehormatan, sekalipun tanpa kenikmatan dan kemewahan, maka berbahagialah, sebab itu berarti kebahagiaan yang tak terlihat dunia itu adalah milikmu. Namun sebaliknya, selama Anda tidak dapat bersyukur, selama itu juga Anda tidak akan pernah menganggap diri Anda bahagia. Kebahagiaan memang adalah milik orang-orang yang bersyukur. Amin !!
---
"Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat 16:23; Mrk 8:33).--**HEP**

Rabu, 24 Juni 2015

Katakan Selagi Orangnya Masih Hidup

bijak hidup


Ketika seseorang telah terbujur kaku, segala hal yang baik tentangnya terucap. Bahkan seorang penjahat pun jadi disebutkan punya baik di dirinya pada kata-kata sambutan yang dipidatokan di hari pemakamannya. MENGAPA TIDAK MENGATAKAN ITU PADA SAAT ORANGNYA MASIH HIDUP?

Seseorang tak akan menjadi lebih baik jika hal-hal yang buruk saja di dirinya yang diperdengarkan kepadanya. Malah ini bisa menimbulkan "kebal kritik". Ia bisa menjadi tidak perduli lagi terhadap pandangan buruk yang disampaikan kepadanya. Bukan berarti tidak ada orang yang menjadi berubah baik dengan kecaman yang terus menerus. Tetapi orang bijak tidak akan hidup untuk hanya mengecam orang lain. Cobalah tukar posisi, bagaimana rasa Anda kalau orang lain hanya bicara hal buruk tentang diri Anda seolah Anda tidak punya hal yang baik? Apakah Anda akan merasa nyaman dengan hal itu?

Sekalipun keburukan yang disebutkan benar adalah milik orang itu, tetapi jika Anda masih punya kasih kepadanya, Anda tidak akan meluputkan hal yang baik tentang orang itu. Hanya bila ada kebencian, iri hati, sakit hati dan lain sebagainya serupa itu, maka di situlah letak KETIDAKINGINAN Anda untuk bicara yang baik lagi tentang orang itu. Kalau sudah begitu, masalahnya bukan saja di diri orang itu, tetapi juga di diri Anda. Memiliki rasa hati yang buruk terhadap seseorang melahirkan hal-hal buruk semata bagi orang itu. Jadinya Anda sama punya buruk, hanya beda kasus.

Tidak ada orang yang tidak punya "putih" di dirinya. Seburuk-buruknya seseorang, ia punya yang baik. Seperti Anda, Anda juga tidak hanya punya hal buruk di diri Anda, tetapi juga punya hal yang baik. Sebaliknya, tidak ada orang yang tidak punya "hitam" di dirinya. Jika Anda punya yang baik, Anda juga punya yang buruk. Hanya Tuhan yang tidak punya hal buruk di diri-Nya. Selagi Anda manusia, Anda pasti punya buruk. Jadi adalah bijak untuk tidak hidup dengan "memburuk-burukan" hidup semata-mata, tetapi singkaplah yang baik, maka Anda akan melihat yang baik.

Menyebutkan apa yang baik di diri seseorang adalah salah satu terapi psikologis yang mendorong hal-hal positif menjadi lebih kuat dari hal-hal negatif di diri seseorang. Karena itu berikanlah pujian yang sewajarnya dan penghargaan yang sepatutnya selagi orangnya masih hidup. Itu membantu perubahan baik di dirinya selagi ia masih hidup. Bukankah itu harapan Anda, bahwa ia berubah selagi hidup? Lalu mengapa menunggu ia mati untuk menyampaikannya? Kebaikan-kebaikan yang Anda sebutkan di telinga yang sudah membeku adalah jelas tak ada gunanya. Di lain pihak, Andalah yang akan memiliki penyesalan itu, sebab terkadang, nanti bila orangnya tidak ada, barulah "baiknya dia" ada di tetesan air mata.

"Alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!"
- Amsal 15:23b -

SHALOM.

--**HEP**--

Jumat, 19 Juni 2015

Jangan Injak Koin Itu !!



Semua tentu akan senang menemukan lembaran Rp. 100.000,- di jalan.

Tetapi mengapa uang koin Rp.100,/200/500,- cenderung TAK ADA YANG MENGHIRAUKANNYA?? DIBIARKAN, bahkan DIINJAK???

Pertanyaan:
Mengapa matamu yang melihat uang koin itu?
Mengapa bukan mata orang lain?

TUHAN MAU MENGUJIMU, APAKAH ENGKAU DAPAT BERSYUKUR ATAS PEMBERIAN-NYA DENGAN NILAI YANG KECIL ?? Atau TIDAK.

Ingatlah, tak ada Rp.100.000,- tanpa Rp.100,-

Namun sayang sekali, kita seringkali melihat kemurahan TUHAN hanya dalam nilai rupiah yang besar, SEOLAH-OLAH TUHAN TIDAK ADA DALAM UANG RECEHAN. Maka, tidaklah heran orang lebih sering bersungut-sungut dari pada bersyukur. Dan hanya dapat bersyukur apabila menerima berkat-berkat yang besar. Lalu bagaimana kita akan mendapat kepercayaan yang besar, jika kita tidak mampu menghargai hal-hal yang kecil??

Di lain pihak, jika Anda telah memiliki kekayaan yan berlimpah dan matamu melihat koin ini di tanah, ketahuilah, saat itu TUHAN sedang MENANTANG KERENDAHAN HATIMU. Apakah engkau masih menganggap itu berharga?? Atau TIDAK lagi.

Jadi, jangan injak koin itu ! ITU PEMBERIAN TUHAN. PUNGUT dan katakan: TERIMAKASIH, TUHAN, ATAS BERKAT-MU INI.

Roma 12:16
"Janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana."AMIN.--**HEP**

Kamis, 18 Juni 2015

Selamat Bekerja


Sekecil atau sesederhana apapun PEKERJAANmu saat ini, BER-SYUKUR-LAH!

Di luar sana ada 7,39 juta pengangguran (Agustus 2013) dan ada 128,3 juta angkatan kerja yang belum mendapat pekerjaan/masih mencari pekerjaan (Februari 2015).

syukuri kerja


Permohonan dukungan doa untuk mendapatkan pekerjaan tak pernah kosong di altar-altar doa sampai detik ini. Lalu mengapa Anda yang sudah memiliki pekerjaan justru mengeluhkan kerja yang sudah ada peroleh? Sekecil atau sesederhana apapun pekerjaan Anda saat ini, Anda masih jauh lebih beruntung dari mereka yang sampai saat ini masih menunggu tanpa kepastian, mencari tak kunjung bertemu. Oleh sebab itu BERSYUKURLAH dan BEKERJAlah dengan SUKACITA. --- "Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur" (Kolose 2:7c).

Dan ketahuilah, TUHAN memberikan pekerjaan kecil untukmu bukan karena Anda kecil atau untuk mengecilkanmu. Tetapi untuk menemukan "kebesaranmu" di mata-Nya, bahwa dalam pekerjaan kecil itu, Anda membesarkan Dia, karena Anda bekerja dengan jujur, dengan sungguh hati, penuh tanggung jawab, setia dan melakukannya sebagai persembahan hidup Anda kepada TUHAN. ---Kolose 3:23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Demikianlah Anda besar di mata TUHAN ketika Anda melakukan pekerjaan yang kecil di mata dunia dengan kasihmu yang besar kepada Dia, yakni bahwa apa yang Anda kerjakan bukan semata-mata untuk diri Anda sendiri, keluarga Anda, dan bukan untuk dunia ini, tetapi terutama Anda melakukannya bagi TUHAN. Maka Anda lebih besar, bahkan jauh lebih besar, di mata TUHAN dari pada mereka yang mendapat pekerjaan besar namun mengerjakan itu dengan kasih yang kecil kepada TUHAN.

Karena itu, Saudaraku, carilah NILAINYA dari TUHAN, bukan dari dunia ini. Selamat bekerja. Tetap semangat. God Bless You.--**HEP**

Kejujuran Orang Lain Tentang Dirimu

Tak semua orang yang membencimu mengatakan hal yang salah tentangmu. Terkadang mereka mengatakan YANG SEBENARNYA. 

fitnah


Karena itu BIJAKlah untuk tidak langsung membantahnya atau menjadi marah karenanya. melainkan terimalah itu sebagai alat INTROSPEKSI DIRI. Apa yang mereka katakan itu bisa benar atau bisa salah, tetapi keduanya memang sama menyakitkan.

Jika itu tidak benar, ibaratnya, seperti tubuh yang tidak luka ditusuk oleh benda tajam. Sakit. Tetapi tidak kalah menyakitkan juga, bila apa yang mereka katakan tentang Anda itu memang benar. Ibaratnya, sudah ada luka di tubuh Anda (=  kiasan untuk apa yang mereka katakan adalah benar), lalu luka itu dikorek dengan benda tajam. Sakit. 

Tetapi mana yang lebih sakit sebenarnya: tusukan/torehan pada tubuh yang tidak ada luka atau tubuh yang sudah ada luka? Yang sudah ada luka, bukan? Ya. Karena sesungguhnya kejujuran yang tidak kalah menyakitkan adalah bukanlah kejujuran orang lain tentang dirinya, tetapi kejujuran orang lain tentang diri kita.

Maka jadilah bijak. Jangan terburu-buru memberi bantahan. Sebab, sekali lagi, bisa jadi itu benar, hanya Anda sendiri tidak menyadarinya atau Anda sendiri ingin menutupi kebenaran mereka.

Dan bila mereka salah? Tak perlu kuatir kalau apa yang mereka katakan adalah keliru atau fitnah belaka, sebab kebenaranmu akan dengan sendirinya meruntuhkan semua asumsi negatif tentangmu. Seperti pribahasa mengatakan "True will find a way". Kebenaran tidak perlu dicarikan jalan. Ia tahu jalannya sendiri untuk menunjukkan INILAH KEBENARAN. 

So, tetaplah tenang, introspeksi diri dan doakan mereka. Sebab, kalau mereka jahat, mereka akan terjerat oleh pelanggaran mrereka, dan Anda akan bersorak serta bersukacita.  >> Orang yang jahat terjerat oleh pelanggarannya, tetapi orang benar akan bersorak dan bersukacita (Amsal 29:6). God blees you.--**HEP**

Selasa, 16 Juni 2015

Tuhan = Ban Cadangan

Mobil memiliki 4 (empat)  ban utama dengan 1 (satu) ban reserve/cadangan yang diletakan di belakang. Namanya juga �reserve/cadangan�, maka ban itu hanya akan dipergunakan apabila keempat ban utama ada yang mengalami gangguan atau kerusakan. Selama keempat ban utama berfungsi baik, maka selama itu satu ban cadangan ini menjadi tidak penting.

Entah sadar atau tidak, manusia kerap menjadikan TUHAN bagaikan �ban cadangan�. Sedangkan empat roda kekuatan dunia yang menjadi andalan manusia ialah  (1) Uang/kekayaan, (2) Kedudukan/jabatan,  (3) Nama baik/dihormati/ditokohkan/popularitas, (4) Sehat.

Bila keempat roda kekuatan dunia itu berjalan baik, berfungsi baik, tidak terjadi gangguan/kerusakan, maka TUHAN ... BELUM PENTING, bahkan TIDAK PENTING SAMA SEKALI. Nanti bila terjadi apa-apa dengan ban-ban utama andalan manusia itu, baru cari TUHAN, baru perlu TUHAN, baru lari kepada TUHAN untuk minta ditolong, minta diselesaikan masalahnya, minta disehatkan, minta dipulihkan oleh TUHAN, dsb.

ban cadangan

Oleh sebab itu janganlah menjadi heran, kalau TUHAN terkadang mengijinkan roda kekuatan andalan hidup Anda mengalami �PECAH BAN DI JALAN�. Mengapa? Supaya BAN CADANGAN ITU DIPAKAI = SUPAYA KITA MENCARI TUHAN dan MENEMPATKAN DIA SEBAGAI YANG UTAMA DALAM RODA PERJALANAN HIDUP KITA. Karena keempat ban yang menjadi andalan kekuatan manusia memang membuatmu hidup senang di dunia, tetapi semua itu tidak akan pernah dapat menyelamatkan nyawamu.

Matius  16:26
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

**HEP**

Senin, 15 Juni 2015

Terlalu Lelah Untuk Bertahan, Terlalu Cinta Untuk Melepaskan

Salah satu keputusan tersulit adalah TERLALU LELAH untuk BERTAHAN, namun TERLALU CINTA untuk MELEPASKAN. 
--- 


Pada kondisi ini sebagian orang akan memilih tetap bertahan meski harus melaluinya dengan air mata dan derita hati. Sendiri memikirkan hal ini akan membuat Anda tak berdaya. Teman tak selalu dapat mengerti rasamu ... , karena mereka tidak berdiam di hatimu. 




Hanya pribadi yang berdiam di hati manusia saja yang dapat mengerti dan memahami rasa hati manusia. Dan satu-satunya Pribadi yang mengambil hati sebagai tempat-Nya berdiam oleh iman kepada-Nya, ialah Yesus Kristus, Tuhan. -- "Oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih." (Efesus 3:17).

Cobalah membicarakan rasa hatimu kepada Tuhan. Ia bukan tidak tahu. Ia hanya sedang menunggu maukah engkau MEMPERCAYAKAN RASAMU KEPADA-NYA. Hanya bila engkau sudah melakukannya, barulah engkau akan mengerti ARTI PERSAHABATAN DENGAN TUHAN. Sebab persahabatan dengan TUHAN bukan sekedar kekudusan tetapi juga KEJUJURAN. 

Tak bicara pun, Ia tahu. Bersembunyi pun, Ia melihat. Lalu mengapa engkau tak bicara? Takut ? -- "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1 Yohanes 4:18). 

Ketidakberanian untuk berucap jujur kepada Tuhan justru hanya membuatmu berjuang sendiri mengatasi kemelut hatimu dan engkau hanya berputar-putar mencari kelegaan di dalam ruang yang tak berpintu. Namun bilamana engkau telah berani bicara kepada Tuhan, Ia-lah yang akan menuntunmu kepada kelegaan dalam kebenaran-Nya.

Percayalah, Tuhan mengerti dan Ia tahu apa yang harus Ia lakukan bagimu, karena Ia, TUHAN YANG ADIL. -- "Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya." (Wahyu 2:23b).  Tak ada satu pun kita yang akan bebas dari keadilan-Nya. Jika engkau punya rasa sakit itu, apakah Ia tidak tahu? Ia tahu, bahkan Ia lebih tahu dari yang engkau tahu. Maka, percayakanlah semuanya kepada Dia. Itu akan melegakanmu pada waktu-Nya.

Tetaplah kuat dan janganlah berhenti berharap akan yang baik. Jujurlah dan berserahlah kepada-Nya. Ia yang akan menuntunmu kepada kelegaan. Jesus loves you more than you know. Percayalah!
---
Mazmur 62:9
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, CURAHkanlah ISI HATImu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.

**HEP**

Jumat, 12 Juni 2015

10 Hal Berdoa | 1 | LCD Presentation

Kali ini saya membagikan materi renungan dalam bentuk Presentasi (Power Point) tentang 10 Hal Berdoa.

hal berdoa

1.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

2.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

3.
http://akukapkam.blogspot.com


http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

4.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

5.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

(Bersambung ke Halaman 2)

**HEP**

?|| SHALOM

10 Hal Berdoa | 2 | LCD Presentation

10 Hal Berdoa : 6-10 (Halaman II)

6.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com
7.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

8.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

9.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

10.
http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com

http://akukapkam.blogspot.com


Selesai.

Kiranya menjadi berkat. Amin.

**HEP**

GOD BLESS YOU ||?

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India