Ketika semua orang tidak mengerti mengapa kamu menangis, Ia mengerti. Ketika rasa sakit hatimu tak berarti bagi mereka, Ia mengambil itu menjadi milik-Nya. Ia tahu betapa beratnya semua itu bagimu.
Ketika mereka hanya bisa melihat air matamu, Ia merasakan deritamu. Ketika mereka hanya berdiri jauh darimu, Ia duduk bersamamu. Ia tahu, betapa sedihnya hatimu.
Ketika engkau menangis dan mereka bercanda tawa, Ia menangis bersamamu. Ketika mereka menari-nari di atas deritamu, Ia memelukmu dengan erat. Ia tahu, betapa hancurnya hatimu.
Sahabatku ...
Kamu tidak sendirian dan kamu tidak dibiarkan begitu saja. Segala deritamu telah menjadi milik-Nya dan segala sesuatu ada waktunya.
Sesungguhnya, Ia sedang mengerjakan sesuatu untukmu. Sesuatu yang indah, yang akan membuatmu tak lagi melihat air mata yang sudah begitu banyak mengalir di pipimu tanpa seorang pun tahu. Sebab apa yang sedang disiapkan-Nya untukmu adalah sukacita yang besar, yang jauh melebihi deritamu, yang bukan berasal dari dunia, tetapi dari hati-Nya.
Bersabarlah sedikit waktu lagi. Waktu yang berlalu memang tak mungkin kembali, tetapi waktu yang akan menghampiri di hari esok adalah milik-Nya, bukan milik mereka. Maka kuatkanlah hatimu menanti waktu-Nya.
Kamu hanya harus tetap percaya dan bertabah hati. Berjalanlah terus tanpa berhenti. Jangan pernah menyerah apalagi berputus asa. Karena hidupmu di tangan-Nya, bukan di tangan mereka.
Jika harus menangis, menangislah, namun tetaplah melangkah, sekalipun dengan deraian air mata. Akan tiba waktunya kamu sendiri tidak menyadari bahwa kamu sudah tidak menangis lagi.
Pada saat itulah matamu akan memandang apa yang saat engkau menangis tengah Ia siapkan bagimu, yang ketika itu kamu mengira Ia tak ada untukmu karena deritamu seolah tak berbalas keadilan-Nya hingga engkau bertanya, "Tuhan, dimanakah Engkau?".
Pada saat itulah kamu akan melihat keadilan-Nya untukmu, yakni karya sukacita-Nya yang besar, yang melampaui kecapan derita yang sudah engkau lalui.
Apakah itu? Tak ada yang tahu bentuknya seperti apa. Namun matamu akan menyampaikan itu kepada dunia dari binaran sinarnya yang memancarkan betapa bahagianya engkau saat itu.
Sahabatku ...
Aku hanya ingin kamu kuat dan percaya. Aku hanya ingin kamu bisa bersabar lagi menanti waktu-Nya. Aku ingin kamu tetap tegar menjalani semuanya. Karena aku pun menanti waktu-Nya melihatmu tersenyum kembali. Aku juga mau melihat pancaran kebahagiaan itu ada lagi di matamu.
Aku hanya ingin kamu kuat dan percaya. Aku hanya ingin kamu bisa bersabar lagi menanti waktu-Nya. Aku ingin kamu tetap tegar menjalani semuanya. Karena aku pun menanti waktu-Nya melihatmu tersenyum kembali. Aku juga mau melihat pancaran kebahagiaan itu ada lagi di matamu.
Tentang mereka, biarkanlah mereka itu, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Mereka hanya sedang menikmati waktu untuk tertawa. Mereka hanya sedang menyenangkan hatinya sendiri hingga buta akan deritamu. Palingkanlah matamu dari mereka kepada Tuhan, maka mereka bukan urusanmu lagi, tetapi urusan Tuhan.
Ia akan membuat bibirmu berucap:
"Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita." (Mazmur 30:12). Amin.--
SHALOM | HEP |
0 komentar:
Posting Komentar