
50 tahun kemudian, cucu dari si penjual topi itu mengikuti jejak sang kakek. Ia menjadi penjual topi. Seakan berulang, sang cucu pun mengalami peristiwa yang sama saat ia melintasi hutan dan tertidur dengan keranjang topi jualannya di sisinya. Persis serupa sang kakek, keranjang topi jualannya telah kosong. Para monyet telah mengambilnya. Sang cucu teringat akan kisah kakeknya. Ia mulai melakukan gerakan-gerakan untuk memancing reaksi monyet-monyet yang telah bertopi. Ia melepaskan topinya dan menggaruk-garuk kepalanya, monyet-monyet itu pun melakukan hal yang sama. Sang cucu mengangkat topinya tinggi-tinggi, monyet-monyet itu pun menirukannya. Ia semakin yakin dengan kisah pengalaman kakeknya yang selalu diceritakan sang kakek kepadanya. Kali ini ia melempar topinya ke tanah. Tetapi .... , monyet-monyet itu tidak menirukannya. Mereka hanya diam memandang cucu penjual topi ini. Ia merasa mungkin ada yang salah. Diambilnya topinya dari tanah, mengangkatnya lagi tinggi-tingg dan melemparkan topi itu ke tanah. Tetapi terlihat jelas, monyet-monyet itu bukannya mengikuti gerakannya, mereka malahan semakin memegang erat topi-topi mereka. Giliran si cucu yang diam memandang monyet-monyet itu. Seekor monyet terlihat turun dari atas pohon. Monyet itu mengambil topi si cucu pedagang topi itu dari atas tanah dan membawakannya kepada si cucu, sambil berkata : "Emangnya elo aja yang punya kakek?" ***
HUMOR : ?|| PREVIOUS : Humor 7 | NEXT : Humor 9 ||? |
0 komentar:
Posting Komentar