Selasa, 16 Juni 2015

Kekuasaan Mengusahakan dan Memelihara

Relasi Manusia Dengan Ciptaan Lainnya | 2

Manusia bukan saja beroleh kekuasaan untuk mengusahakan bumi dan ciptaan lainnya, tetapi juga memeliharanya dengan bobot kekuasaan yang sama.
Kejadian 2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.


Pemeliharaan yang dimaksud oleh Allah ditunjukkan-Nya dalam perintah-Nya kepada Nuh untuk memasukkan binatang-binatang ke dalam bahtera secara berpasangan, jantan dan betina, supaya terpelihara hidup keturunannya;
Kejadian 7:2-3 -- 7:2 Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya; 7:3 juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi.
dan kepada umat-Nya untuk tidak merusak pepohonan dengan menebang pohon-pohon sembarangan seakan pohon adalah musuh manusia. Pagar tidak boleh dibuat dari pohon yang menghasilkan, karena pohon yang menghasilkan makanan adalah untuk manusia itu sendiri :
Ulangan 20:19-20 -- 20:19 Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama mengepungnya untuk direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon sekelilingnya dengan mengayunkan kapak kepadanya; buahnya boleh kaumakan, tetapi batangnya janganlah kautebang; sebab, pohon yang di padang itu bukan manusia, jadi tidak patut ikut kaukepung. 20:20 Hanya pohon-pohon, yang engkau tahu tidak menghasilkan makanan, boleh kaurusakkan dan kautebang untuk mendirikan pagar pengepungan terhadap kota yang berperang melawan engkau, sampai kota itu jatuh."
Tidak ada perbedaan kapasitas kekuasaan untuk mengusahakan dan kekuasan untuk memelihara. Namun pada kenyataannya terjadi kepincangan dalam manifestasi kekuasaan itu, yakni manusia cenderung lebih menggunakan kuasa mengusahakan dari pada kuasa memelihara. Kekuasaan mengusahakan tidak seimbang dengan upaya manusia mengusahakan kelanjutan hidup alam dan ciptaan lainnya. Ini justru menjadi bumerang bagi diri manusia itu sendiri, karena seluruh ciptaan TUHAN memiliki keterikatan manfaat yang saling menghidupkan satu dengan yang lain (mutualisma simbiosis).
Kejadian 1:29-30 -- 1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
Imamat 11:2-3 -- 11:2 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi: 11:3 setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.
Ibrani 6:7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;
Mazmur 104:14 Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah.
Amos 9:14 Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas dan mendiaminya; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya; mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya.
Tetapi yang terjadi, - misalnya � manusia tak ingin menginjak tanah, tanah disemen, padahal ia dari tanah dan akan kembali ke tanah. Tanah tak dapat bernafas lega lagi karena diselimutkan semen oleh manusia. Tanah tak dapat berinteraksi dengan tumbuhan, hewan, udara, langit dan matahari. Air menjadi kering. Awan menjadi tak berisi. Lalu manusia mengeluh tentang perubahan iklim alam. Padahal sebabnya ada di dirinya. Tanaman dan tumbuh-tumbuhan tergusur, makin terhimpit tembok-tembok gedung terus menepi ke pinggir jurang kepunahan. Tak ada tempat lagi bagi mereka di halaman rumah manusia. Rumput pun menjerit. Mereka dianggap sampah. Gangguan untuk kaki dan mata manusia. Terbabat habis hingga ke akarnya. Padahal yang dibabat menyimpan kehidupan untuk manusia itu di hari esoknya. Hewan-hewan ketakutan. Bukan karena menolak takdir untuk dikonsumsi manusia, tetapi karena mereka kehilangan anak cucunya sebelum mereka ada di kandungan induknya. Begitu memperihatinkan. 

Manusia tidak lagi menjadi pemelihara tetapai pemusnah ciptaan TUHAN lainnya. Namun ironisnya, ketika alam bergejolak, yang tiba pada manusia sebagai perubahan yang mengancam, bencana demi bencana, fenomena demi fenomena, manusia menjerit, mengeluh, berlagak kuatir dan akhirnya ketakutan. Tetapi siapakah penyebabnya? Allah? Manusia rupanya perlu cermin. Karena semua itu adalah akibat dari ulah manusia itu sendiri, yang hanya tahu mengusahakan, namun tak sudi memelihara alam dan ciptaan lainnya yang dipercayakan TUHAN kepadanya. Mengusahakan tanpa memelihara menjadi malapetakan bagi kita sendiri.--**HEP**

Senin, 15 Juni 2015

Terlalu Lelah Untuk Bertahan, Terlalu Cinta Untuk Melepaskan

Salah satu keputusan tersulit adalah TERLALU LELAH untuk BERTAHAN, namun TERLALU CINTA untuk MELEPASKAN. 
--- 


Pada kondisi ini sebagian orang akan memilih tetap bertahan meski harus melaluinya dengan air mata dan derita hati. Sendiri memikirkan hal ini akan membuat Anda tak berdaya. Teman tak selalu dapat mengerti rasamu ... , karena mereka tidak berdiam di hatimu. 




Hanya pribadi yang berdiam di hati manusia saja yang dapat mengerti dan memahami rasa hati manusia. Dan satu-satunya Pribadi yang mengambil hati sebagai tempat-Nya berdiam oleh iman kepada-Nya, ialah Yesus Kristus, Tuhan. -- "Oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih." (Efesus 3:17).

Cobalah membicarakan rasa hatimu kepada Tuhan. Ia bukan tidak tahu. Ia hanya sedang menunggu maukah engkau MEMPERCAYAKAN RASAMU KEPADA-NYA. Hanya bila engkau sudah melakukannya, barulah engkau akan mengerti ARTI PERSAHABATAN DENGAN TUHAN. Sebab persahabatan dengan TUHAN bukan sekedar kekudusan tetapi juga KEJUJURAN. 

Tak bicara pun, Ia tahu. Bersembunyi pun, Ia melihat. Lalu mengapa engkau tak bicara? Takut ? -- "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1 Yohanes 4:18). 

Ketidakberanian untuk berucap jujur kepada Tuhan justru hanya membuatmu berjuang sendiri mengatasi kemelut hatimu dan engkau hanya berputar-putar mencari kelegaan di dalam ruang yang tak berpintu. Namun bilamana engkau telah berani bicara kepada Tuhan, Ia-lah yang akan menuntunmu kepada kelegaan dalam kebenaran-Nya.

Percayalah, Tuhan mengerti dan Ia tahu apa yang harus Ia lakukan bagimu, karena Ia, TUHAN YANG ADIL. -- "Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya." (Wahyu 2:23b).  Tak ada satu pun kita yang akan bebas dari keadilan-Nya. Jika engkau punya rasa sakit itu, apakah Ia tidak tahu? Ia tahu, bahkan Ia lebih tahu dari yang engkau tahu. Maka, percayakanlah semuanya kepada Dia. Itu akan melegakanmu pada waktu-Nya.

Tetaplah kuat dan janganlah berhenti berharap akan yang baik. Jujurlah dan berserahlah kepada-Nya. Ia yang akan menuntunmu kepada kelegaan. Jesus loves you more than you know. Percayalah!
---
Mazmur 62:9
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, CURAHkanlah ISI HATImu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.

**HEP**

Perbedaan Keras dan Tegas

HIKMAT membedakan karakteristik 'KERAS' dan 'TEGAS'. 

'KERAS' cenderung bertumpu pada :
[1] Self-Interest/Group Interest (Ke-AKU-an Diri/Kelompok),
[2] Subjective Perspective (Sudut Pandang Pribadi/Kelompok),
[3] Negative Viewpoint (Asumsi Negatif, Pikran Negatif, Sudut Pandang Negatif),
[4] Will-Based (Berdasar pada Kemauan/Keinginan hati).

Keras dan Tegas


Sedangakan 'TEGAS' bertumpu pada :
[1] Public Interest (Kepentingan Orang Banyak/Umum),
[2] Objective Perspective (Fakta / Kenyataan / Realita / Kebenaran / Keadilan],
[3] Positive Viewpoint (Asumsi Positif, Pikiran Positif, Sudut Pandang Positif),
[4] Rule-Based (Berdasar pada Aturan, baik aturan ber-'Gereja', maupun aturan ber-'Tuhan' (Gerejawi-Alkitabiah). 
So, DIBEDAKAN wink emotikon
**HEP**

Marah Itu Jujur

Pada saat seseorang marah, pada saat itu, sebenarnya, ia sedang menyampaikan hal yang sejujur-jujurnya. Kata-kata dalam amarah itu adalah KATA-KATA TERJUJUR dari seorang anak manusia di antara semua kejujuran yang dapat diucapkan oleh manusia. Dan bukankah kejujuran untuk hal tertentu, memang menyakitkan? :-)

Marah Jujur
Kata-kata dalam amarah menyembur dari pikiran dan perasaan yang mengendap di jiwa. Dalam kondisi tidak marah hal itu tertutupi oleh berbagai pertimbangan perasaan dan logika. Namun pada saat marah, itu menyembur tanpa berpikir dan timbang rasa lagi.

Setelah amarah reda, kontrol kembali normal, ego manusia menurun, perasaan dan logika mulai mengambil tempatnya lagi. Maka, terdengarlah ucapan, "Maaf, itu hanya kata-kata emosi saja". Benar, tapi ketahuilah, diakui ataupun tidak, YANG DIA OMONGIN/sampaikan/ucapkan dalam amarah itu adalah KEJUJURAN dari dalam jiwanya.

Mengapa bisa begitu?
Sebab pada saat marah, ke-AKU-an manusia menukik tajam ke posisi teratas di jiwa dan menuntut haknya untuk bersuara. Apa yang dikatakannya, itulah yang sebenar-benarnya ada di jiwanya, yang tak berani atau tak enak dan tak mampu terucap dalam kondisi tak marah.

Jadi, saat seseorang marah, saat itu Anda akan tahu apa yang tersimpan di jiwanya ;-).--**HEP**

Kekuasaan Terbatas | Kekuasaan Manusia

Relasi Manusia Dengan Ciptaan Lainnya | 1



Adalah keistimewaan yang diterima manusia dari Penciptanya, bahwa TUHAN Allah mempercayakan kepada manusia penguasaan atas ciptaan lainnya.
Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Mazmur 8:4-10 -- 8:4 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: 8:5 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? 8:6 Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. 8:7 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: 8:8 kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; 8:9 burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. 8:10 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!

Keistimewaan ini dimaksudkan agar melalui manusia, Allah menyatakan kemuliaan-Nya di alam dunia ciptaan-Nya. Karakter sorgawi telah diberikan Allah kepada manusia, yakni dengan menciptakan manusia segambar dengan Dia.
Kejadian 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

� Lihat Artikel : Apa Arti Segambar Dengan Allah, maka dengan citra Allah itu, manusia mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin untuk menguasai dunia bukan seperti yang diinginkannya, tetapi seperti yang diinginkan Penciptanya.

Oleh sebab itu, kekuasaan yang dipercayakan Allah kepada manusia bukanlah kekuasaan mutlak tanpa batas. Manusia diberi kuasa atas ciptaan lainnya bukan dengan penerapan yang suka-suka hati manusia itu sendiri, melainkan dengan konsep Penciptanya. Manusia pelaku pembangunan dunia dengan di-�otak�-i Allah. Seharusnya begitu. Kepintaran manusia harus takluk di bawah kebijaksanaan Allah. Kecapakan manusia harus gentar akan kemahakuasaan Allah. Demikianlah kekuasaan manusia atas ciptaan lainnya berbatas pada KETAATAN KEPADA KEHENDAK ALLAH, yang adalah Pencipta-Nya dan Pencipta segala yang dikuasakan kepadanya. Ketaatan menjadi garis batas tegas bagi kapasitas kekuasaan yang dianugerahkan kepada manusia, dan sekaligus menjadi batas tegas antara kehidupan dan kematian - antara hidup dan mati manusia itu sendiri. Melewati batas tersebut, �PASTILAH ENGKAU MATI.�
Kejadian 2:15-17 -- 2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. 2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Ketaatan menempatkan kekuasaan manusia di bawah kekuasaan Allah. Kekuasaan manusia berlaku di bawah kehendak-kehendak Allah sehingga kekuasaan manusia akan menghasilkan kebenaran dalam pandangan Allah. Bukan sebaliknya, yakni kekuasaan manusia menghasilkan dukacita di hati Allah disebabkan karena produk kekuasaan yang dihasilkan bersumber dari kesewenang-wenangan kekuasaan oleh ke-aku-an diri manusia yang tidak taat kepada Allah.

Kekuasaan yang benar di mata Allah adalah kekuasaan yang mencerminkan ketaatan kepada Allah. Dan itu hanya mungkin lahir dari orang yang taat.
Yeremia 27:5 Akulah yang menjadikan bumi, manusia dan hewan yang ada di atas muka bumi dengan kekuatan-Ku yang besar dan dengan lengan-Ku yang terentang, dan Aku memberikannya kepada orang yang benar di mata-Ku.

Artinya, wujud kekuasaan Allah akan terlihat pada orang-orang yang menerapkan kekuasaan berdasarkan ketaatannya kepada Allah. Ia tidak menjadi angkuh atas kekuasaan di tangannya. Dan bahwa sebesar apapun kekuasaan yang ia punya, ia insaf seinsaf-insafnya bahwa ada kekuasaan yang lebih besar dari padanya, yakni kekuasaan Allah, dan bahwa kekuasaan yang ia punya adalah berasal dari pada-Nya.


Melewati batas ketaatan berarti manusia ingin menjadi seperti Allah. Itulah yang terjadi di taman Eden, ketika manusia tergiur oleh perkataan ular bahwa bila mereka makan buah dari pohon yang dilarang Allah untuk mereka makan, mereka �akan menjadi seperti Allah� :
Kejadian 3:4-5 -- 3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Hal yang sama jelas dalam kisah pembangunan suatu menara, yang dikenal dengan sebutan Menara Babel (Kejadian 11:1-9) dimana mereka ingin membangun menara itu dengan �puncaknya sampai ke langit�. Mereka ingin menyentuh kekuasaan yang tak terbatas. :
Kejadian 11:4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

Atau seperti Yudas Iskariot, yang kata Yesus, �telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.�
Yohanes 13:18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.

Yudas hendak membuktikan kepada pemimpin-pemimpin agamanya, kepada penguasa-penguasa dunia saat itu, bahwa ia juga punya kuasa, yakni kuasa menuntun Yesus kepada kematian-Nya di kayu salib. Yudas melupakan atau mengabaikan peringatan Yesus:
Matius 26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

Manusia punya kuasa dengan kehendaknya sendiri, mengatur sesuka hatinya, mewujudkan keinginan-keinginannya - seperti Yudas yang bisa saja merasa bangga dapat membuat Yesus ditangkap dan disalibkan, tetapi kata Yesus, �Celakalah�  (Matius 16:24b). Jika Yudas berani mengangkat tumit terhadap Tuhan, maka ia pun harus siap menanggung akibat dari keangkuhannya itu. Yudas akhirnya mati gantung diri. Tak ada yang membunuhnya. Ia sendiri melakukannya untuk dirinya sendiri.
Kisah Para Rasul 1:16-20 -- 1:16 "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. 1:17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini." 1:18 -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. 1:19 Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah --.

Genaplah perkataan Yesus, �Adalah lebih baik orang itu sekiranya tidak dilahirkan.� (Matius 26:24c) atau tidak diciptakan. Jika hidup itu harus diakhiri dengan membunuh diri sendiri, maka  bukankan benar  bahwa adalah lebih baik ia tidak pernah dilahirkan? Yesus telah menyampaikan itu sebelum semuanya benar-benar terjadi.

Pada akhirnya kita harus mengakui, manusia cenderung tidak menempatkan dirinya sebagai yang juga diciptakan atas ciptaan lainnya. Manusia cenderung tidak menggunakan kekuasaannya untuk menghadirkan kehendak Allah. Sebaliknya, kekuasaan kerap telah membuat manusia ingin �menjadi seperti Allah� dengan mengira bahwa kekuasaannya adalah kekuasaan mutlak atau kekuasaan tak terbatas. Kekuasaan yang tak berbatas pada ketaatan kepada Allah hanya akan melahirkan kekuasaan �menjadi seperti Allah� (Kejadian 3:5).

Manusia mungkin saja dapat dikatakan telah membuktikan kemampuan menciptanya yang membuat manusia seolah dapat �menjadi seperti Allah�, yakni dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari zaman ke zaman.  Namun, selalu tersisa 1 % dari 99 % prediksi kesuksesan manusia. 1 % itu kecil dari 99 %, tetapi 1 itu menentukan 99, apakah Ya atau Tidak. Itulah keputusan Yang Mahakuasa, TUHAN Allah Sang Pencipta.
Yehezkiel 28:2 "Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau adalah manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah.

Ya, manusia memang harus diingatkan,

Di dunia ini kekuasaan di tangan manusia telah menjadi kekuasaan tak terbatas. Tetapi jika Anda adalah anak-anak Tuhan, kekuasaan yang Anda miliki haruslah menjadi kekuasaan yang berbatas pada ketaatan kepada Tuhan. Maka di tangan kuasamu, maksud Tuhan untuk dunia ciptaan-Nya akan tercapai. Tetapi jika kekuasaan yang Anda punya tak berbatas pada ketaatan kepada Tuhan, maka dunia akan menjadi dunia yang tidak seperti yang diharapkan TUHAN, �Padahal engkau adalah manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah.� (Yehezkiel 12:2e).--**HEP**

Minggu, 14 Juni 2015

Masa Aktif Hidup Anda Akan Segera Habis | Humor


Pelanggan YTH.


Masa aktif hidup Anda akan segera habis.
Penggunaan kuota dosa Anda 
sudah melampaui batas.

Segera lakukan pengisian ulang iman Anda, 

sebelum hidup Anda dinonaktifkan
dan nyawa Anda diblokir!!!




?|| PREVIOUS : Humor 11
 NEXT : ||?

Jangan Desak Aku Meninggalkanmu


Adalah tidaklah mungkin Anda mencintai Suami/Isteri Anda TANPA mengasihi keluarganya. Ikatan suami isteri di dalam Tuhan tidak saja menyatukan dua insan manusia yang saling mencintai tetapi juga dua keluarga dari kedua belah pihak menjadi satu dalam ikatan kasih yang abadi.

Ruth tetap setia terhadap Naomi, ibu mertuanya, walau suaminya, Kilyon, putra Naomi, telah meninggal.
"Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi." (Rut 1:16).--
GOD BLESS YOUR FAMILY.

**HEP**

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India