Senin, 25 Mei 2015

Yeremia 5:25 | Dosamu Menghambat Yang Baik Dari Padamu

yeremia 5 25Apa yang kita sebut masalah atau pergumulan umumnya adalah keadaan atau peristiwa yang kelihatan di mata kita. Tidak banyak orang yang dapat melihat bahwa pergumulan yang kelihatan itu hanyalah bagian permukaan dari suatu masalah atau persoalan yang sesungguhnya, yang tidak kelihatan dan yang kita sendiri mungkin tidak pernah menyadarinya. Dan itu seringkali adalah dosa.

Yeremia 5:25 Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.

Saat pergumulan yang kelihatan itu tampak tidak berlalu dari hidup kita padahal secara sadar kita sudah menyerahkan pergumulan itu kepada Tuhan dalam setiap doa kita, maka kita kemudian menjadi kecewa dan tawar hati. Kita memandang Tuhan tidak perduli dan seakan tidak berkuasa menolong kita. Inilah kecenderungan kita, yakni tatkala segala sesuatu telah salah dalam pandangan kita, kita sulit sekali untuk melihat diri kita di dalam seluruh kesalahan itu. Kita cenderung hanya memandang suatu pergumulan dari keadaan itu sendiri yang kelihatan, yang kita rasakan dan alami saja.

  • Orang yang sakit hanya melihat pergumulannya adalah penyakit itu sendiri. Jika ditanya apa penyebab sakit tersebut, ia pun menjawab: darah tinggi/gula/jantung lemah/kerusakan pada paru-paru/ginjal/hati/maag, dll. Atau, terlalu banyak konsumsi minuman keras/kurang istirahat/waktu makan tidak teratur/rokok/narkoba, dll. Itu saja, cukup. 
  • Pergumulan dan sebab-sebab pergumulan hanya dipandang dari apa yang kelihatan dan dapat dijelaskan secara ilmu kesehatan. Bila ilmu kesehatan tidak dapat menjawab, ia langsung menuduh ada orang-orang yang berniat jahat kepadanya dengan mengirimkan penyakit itu kepadanya � Tuhan kiranya mengampuni orang ini.
  • Ibu yang mengalami keguguran pada kandungannya hanya memandang penyebab kegugurannya karena salah minum obat /kandungan lemah/ terjatuh/ terpeleset/ tersandung/ kurang istirahat/ mengangkat benda-benda yang berat/dll. Itu saja, cukup.
  • Isteri yang tidak kunjung hamil memandang penyebab ketidakhamilannya hanya berdasarkan diagnosa dokter tentang kelemahan pada alat reproduksinya atau kelemahan fungsi alat vital suaminya. Itu saja, cukup.
  • Orang yang tersakiti karena suaminya/isterinya berselingkuh, hanya melihat bahwa ketidaksetiaan suaminya/isterinya dan terutama kehadiran perempuan/laki-laki teman selingkuhan suaminya/isterinya itu sebagai penyebab kehancuran rumah tangganya. Itu saja, cukup.
  • Orang yang kecurian, hanya melihat kejahatan si pencuri dan menyalahkan kealpaan yang memudahkan pencuri itu beraksi. Itu saja, cukup.
  • Orang yang rumahnya terbakar, hanya melihat dari mana sumber api itu dan siapa orang yang telah lalai sehingga kebakaran itu terjadi. Itu saja, cukup.
  • Orang tua yang bergumul karena kenakalan anak-anaknya hanya melihat sifat/tabiat/prilaku yang buruk pada diri anak-anak mereka. Itu saja, cukup.
  • Orang yang disakiti oleh orang lain hanya melihat kejahatan orang yang menyakiti hatinya. Itu saja, cukup.
  • Orang yang gagal untuk mencapai suatu maksud hanya melihat bahwa orang lain tidak mendukung dia, bahwa ia dicurangi, disepelekan, tidak dihargai, dll. Itu saja, cukup.
  • Bahkan kematian pun bisa dilihat hanya oleh karena terlambat atau tidak dibawa ke dokter/tidak cukup uang untuk biaya pengobatan/tidak dilayani dengan baik oleh dokter dan perawat/salah obat/salah dokter/kebrutalan penabrak/kejahatan si pembunuh, dll.
Dan banyak contoh lain yang menunjukkan kecenderungan kita memandang suatu pergumulan hanya dari apa yang terlihat saja, atau terasakan dan teralami. Lalu ketika dosa dipertanyakan kepada kita, kita menjadi tersinggung karenanya dan menyanggah, �Saya tidak mencuri, tidak pemabuk, tidak berzinah, tidak bermain judi; saya setia beribadah, tekun memberi persembahan, memberi diri dalam pelayanan�, dan lain sebagainya. Memang, tidak semua orang dapat melihat dirinya sendiri dalam segala derita yang harus dikecapnya.

Kepada orang jenis ini saya bertanya, �Apakah Saudara sudah mencari Tuhan dalam pergumulan Saudara? Apakah Saudara sudah memohonkan kelepasan dari pergumulan Saudara dalam doa Saudara?�.

Ia menjawab, �Sudah. Bahkan sekarang saya lebih tekun mencari Tuhan dari waktu sebelumnya. Saya punya jam-jam doa bagi pergumulan saya. Saya membaca firman Tuhan dan menaikkan puji-pujian bagi-Nya, bahkan saya pun berpuasa untuk pergumulan ini�.

Lalu mengapa pergumulan kita itu tidak kunjung berlalu dari hidup kita? Padahal kita telah mencari Tuhan, berseru kepada-Nya siang dan malam. Banyak orang akan menjawab, �Tuhan belum/tidak menjawab doa saya�.

Karena kita memandang, terjawabnya doa kita itu ditandai dengan selesainya pergumulan kita yang kelihatan. Selama yang kelihatan itu belum berakhir, kita mengira Tuhan tidak atau belum menjawab doa kita.

Pertanyaannya lagi, �Apakah tidak ada artinya sedikitpun bagi Tuhan kesungguhan doa kita dan segala bentuk upaya keras kita mencari Dia?� Berarti, Saudaraku. Tidak ada kesia-sian bagi orang yang mencari Dia. Ia sendiri mengatakan hal ini kepada kita:

Yesaya 45:19 Tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi atau di tempat bumi yang gelap. Tidak pernah Aku menyuruh keturunan Yakub untuk mencari Aku dengan sia-sia! Aku, TUHAN, selalu berkata benar, selalu memberitakan apa yang lurus."

Yeremia 29:11-14 (11) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (12) Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; (13) apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, (14) Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu .

Matius 7:7-8 (7) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (8) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.


Jika Saudara sudah mencari Dia dan berseru kepada-Nya namun pergumulan Saudara belum juga berakhir, itu tidak berarti bahwa Tuhan tidak perduli terhadap pergumulan Saudara sehingga Ia tidak mau menjawab doa Saudara. Kita harus minta ampun atas pikiran ini. Ketahuilah Saudara, saat Saudara meminta tolong pada-Nya, saat itu juga Ia mulai bertindak untuk menjawab doa Saudara.

1 Yohanes 5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.

Tuhan tidak tinggal diam. Dan Ia punya cara-Nya sendiri untuk menyelesaikan pergumulan kita. Cara yang seringkali kita tawarkan kepada-Nya dalam doa kita tidak akan mengakhiri pergumulan kita secara tuntas. Tuhan memilih menyelesaikan pergumulan kita pada letak persoalan yang sesungguhnya yang adalah akar atau dasar atau penyebab atau pemicu timbulnya pergumulan kita itu, yang kemungkinan besar adalah sesuatu yang berdiam di dalam hati kita dan yang tanpa kita sadari telah berakar kuat di dalam diri kita dan terus menerus mengerjakan ketidakbenaran kita di hadapan Allah. Itulah dosa.

Tapi orang yang sombong akan berkata, �Saya tidak melakukan dosa yang besar seperti dosa-dosa orang lain yang kelihatan jelas dari hidup mereka.� Puji Tuhan. Semoga juga tidak ada pada diri orang sombong ini dosa-dosa yang tidak kelihatan yang menjadi rahasia hidupnya, yakni dosa-dosa yang memang aman tertutup rapat dari pengetahuan manusia terdekat sekalipun sepanjang masa hidupnya sampai detik ini, sebab pastilah itu hal yang memalukan!

2 Korintus 4:2a Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan.

Efesus 5:12 Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.

Sayang sekali bagi orang sombong ini, bahwa rahasia dosanya itu tidak pernah menjadi rahasia bagi Allah.

Yeremia 16:17 Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mata-Ku.

Ibrani 4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Dan kuatnya kesombongan orang ini, kepada Tuhan pun ia tidak pernah mengakui dosanya itu. Maka firman TUHAN:

Yeremia 2:35 Engkau berkata: Aku tidak bersalah! Memang, murka-Nya telah meninggalkan aku! Sesungguhnya Aku akan membawa engkau ke pengadilan, oleh karena engkau berkata: Aku tidak berdosa!

1 Yohanes 1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

Pengkhotbah 12:13 Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. 12:14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.

Roma 2:16 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.


Dosa-dosa kita yang tersembunyi bisa menjadi akar dari pergumulan yang kita hadapi. Berdoa kepada-Nya untuk menyelesaikan pergumulan kita, itu harus. Namun bertahan untuk tidak mengakui dosa, itu fatal bagi kita. Tuhan menjawab doa orang sombong ini dengan cara-Nya sendiri, yakni dengan memangkas habis kesombongan diri orang ini sampai akhirnya ia menemukan penyesalan yang sungguh di hatinya dan kejujuran untuk mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan sejelas apa yang diketahui oleh Tuhan tanpa satupun tertinggal lalu menutup doanya, �Kasihanilah hamba-Mu yang berdosa ini�.

Lalu ada orang yang mengatakan, �Saya tidak punya dosa yang kelihatan dan juga dosa yang tersembunyi.� Dosa yang saya sebut kelihatan di sini adalah perbuatan dosa yang nyata dilihat oleh orang banyak, yakni antara lain dilihat pada diri seorang pembunuh, penjudi, pelacur, pezinah, koruptor, pemfitnah, pencuri, pemabuk, pencopet, rentenir, dan lain sebagainya. Lalu ketika dosa-dosa yang kelihatan ini tidak kita punyai, maka kita menganggap diri kita lebih baik dari mereka yang punya dosa yang kelihatan itu. Tapi apakah ini berarti kita telah bersih dari apa yang jahat di mata Tuhan?

Maka perhatikanlah sedikit saja contoh-contoh kefasikan manusia di bawah ini:

Roma 1:28-32 (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: (29) penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. (30) Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, (31) tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. (32) Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.

1 Korintus 5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

Galatia 5:19-21 (19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Efesus 5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. (4) Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. (5) Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. (6) Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.

2 Timotius 3:1-5 (1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. (5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Ah, andai saja saya dapat mengurai satu per satu besar kasih Allah atas dunia dan segala isinya ini, saya pun dapat menuliskan satu per satu daftar dosa kita. Saya hanya dapat mengutip perkataan Rasul Paulus �Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus� (Ef 3:18b), maka demikian pula, �Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya dosa-dosa kita�. Tak terhitung lagi jumlahnya, tak termuat lagi dalam ingatan kita.


Dosa telah mendapat tempatnya tersendiri di hati kita dan mengalir bersama hidup kita, kita sadari ataupun tidak. Dosa itu telah membentuk sikap dan karakter hati kita dan lahir dalam berbagai bentuk aktualisasi diri kita [perwujudan diri kita yang kelihatan] entah sifat/karakter/watak/tabiat, prinsip hidup, pola pikir, pola hidup, isi ucapan, sikap, prilaku/perbuatan, kebiasaan, kesukaan, dan lain sebagainya.

Lukas 6:43-45 Pohon dan Buahnya (43) "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. (44) Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. (45) Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Amsal 27:19 Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.

Maka bila Saudara telah menyerahkan seluruh pergumulan Saudara kepada Tuhan, namun pergumulan Saudara belum berakhir, maka bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Tetaplah bertekun di dalam Dia dengan sabar menjalani pergumulan itu. Janganlah berhenti berharap kepada-Nya. Tetaplah percaya. Sebab pada saat yang sama Ia sedang bekerja di dalam hidup Saudara guna menjawab doa Saudara. Dan apa yang Ia kerjakan sempurna adanya. Ia bukan saja akan melewatkan pergumulan itu dari hidup Saudara, tetapi membebaskan Saudara dari pergumulan itu untuk selama-lamanya. Sebab hanya Ia yang benar-benar tahu akar dari setiap pergumulan kita.

Jika akar dari pergumulan kita itu adalah dosa, maka akar pergumulan kita itu adalah musuh bagi-Nya pula. Ia tidak akan membiarkan musuh-Nya itu bercokol aman di hati dan hidup kita. Ia menjawab doa kita dengan bekerja mencabut akar dari pergumulan kita itu, agar pergumulan yang dibuahkan oleh pohon dosa kita itu tidak akan pernah timbul lagi di dalam hidup kita dalam bentuk apapun juga, entah dalam bentuk pergumulan yang sama ataupun dalam rupa yang lain.

Jika akar dari pohon dosa kita itu telah dicabut-Nya dari hidup kita, maka tidak akan ada buah dari dosa itu sendiri, dan kesengsaraan yang berasal darinya pun tidak akan timbul lagi di dalam hidup kita.

Nahum 1:7-9 (7) TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya (8) dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali orang-orang yang bangkit melawan Dia, dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap. (9) Apakah maksudmu menentang TUHAN? Ia akan menghabisi sama sekali; kesengsaraan tidak akan timbul dua kali!

Karena itu Ia berkata:

WAHYU 3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! --** [HEP]**

Minggu, 24 Mei 2015

Kapan Nyusul | Humor














Dodol
:
Sialan !!
Tompel
:
Kenapa?
Dodol
:
Mentang-mentang gue belum nikah, tiap kali ke acara pernikahan, orang-orang tua itu selalu nanya, "Kapan nyusul?? Kapan nyusul??� Giliran tadi di acara pemakaman, gue ganti nanya ke mereka yang tua-tua, "Kapan nyusul???", ee .. gue malah digamparin!!"

?|| PREVIOUS : Humor 9

Mana Mungkin Anakku Nyontek | Humor

















Pak Iskariot dan isterinya dipanggil Kepala Sekolah
karena Dodol, anak mereka,
seringkali nyontek kertas ujian Tompel, sahabatnya.


Pak Iskariot
Mana mungkin anakku nyontek?!!! 
Apa buktinya???

Kepsek
Lihat ujian sejarah ini :
"Siapa pengarang buku Habis Gelap Terbitlah Terang?"

Tompel menjawab : R.A. Kartini.
Dodol menjawab : R.A. Kartini.


Pak Iskariot
Lah, kan emang itu jawabannya.
Masa'a dibilang Nyontek??!!

Kepsek
Coba lihat soal berikutnya :
"Di mana R.A. Kartini dilahirkan?"

Tompel menjawab : Jepara.
Dodol menjawab : Jepara.

Pak Iskariot
Loh, apa anakku, Dodol, gk bisa menjawab dengan benar??!!
Bapak hanya mengada-ada!!!

Kepsek
Sekarang lihat soal berikut :
"Tahun berapa terjadi Perang Diponegoro?"

Tompel menjawab : Gue gk tahu !!
DODOL menjawab : APALAGI GUE !!!!

Pak Iskariot


????

(????)?


PREVIOUS : Humor 8


Jumat, 03 Juni 2011

Orang Kafir Versus Orang Fasik

Lukas 10:25�27 -- 10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Mazmur 52:9 -- "Lihatlah orang itu yang tidak menjadikan Allah tempat pengungsiannya, yang percaya akan kekayaannya yang melimpah, dan berlindung pada tindakan penghancurannya!"
Mungkin judul renungan di atas mengundang tanda Tanya bagi anda. Dengan menampilkan  2 kata yang berkonotasi negative  yaitu  kata KAFIR  DAN KATA  FASIK.

Ibarat suatu pilihan, maka  kedua kata di atas kedua duanya tidak  menarik untuk dipilih. Bagi orang ORANG BERAGAMA UMUMNYA dengan mudah MENGHAKIMI SESEORANG DENGAN SEBUTAN KAFIR TERHADAP ORANG ORANG YANG TIDAK BERAGAMA. Mereka menilai orang orang yang tidak beragama SEBAGAI ORANG ATHEIS ATAU KOMUNIS.  Bahkan ekstrimnya antar pemeluk agamapun terjadi saling klaim bahwa agama yang satu lebih benar dari agama lainnya dan juga MENYEBUT KAFIR BUAT ORANG ORANG YANG TIDAK SEAGAMA dengan mereka. Sehingga tidak mengherankan bila pemimpin agama tertentu dengan memberikan stigma kafir boleh melegalkan cara cara kekerasan untuk melindungi komunitas agamanya.

PERTANYAANNYA APAKAH  TUHAN ITU seperti BARANG KOMODITY yang BISA DIMONOPOLI oleh sejumlah ORANG YANG MENGAKU DIRINYA BERAGAMA? Sama sekali tidak saudara! Rasul Paulus dalam beberapa tulisannya dengan tegas mengatakan bahwa TUHAN PENCIPTA SEMESTA ini ADALAH TUHAN UNTUK SEMUA ORANG, BAIK ORANG BERAGAMA  MAUPUN ORANG TIDAK BERAGAMA. 

REALITAS atau kondisi SEPERTI INI  JUGA  TERJADI  DI ZAMAN TUHAN YESUS. Dimana PENGARUH PARA PEMIMPIN AGAMA BEGITU KUATNYA. Mereka seolah olah SEPERTI TUHAN, YANG BISA MENENTUKAN KAFIR TIDAKNYA SESEORANG. Dengan hukum torat yang mereka kuasai, sebagai ahli ahli kitab/pemimpin agama, mereka bisa menghukum, merajam terhadap orang orang yang dinilai kafir. Dengan menjadi pemimpin agama/pakar agama kedudukan mereka sangat berkuasa, bahkan fatwa dan keputusan mereka, merupakan acuan bagi pemerintah yang berkuasa waktu itu untuk melaksanakan keputusan apa saja sesuai rekomendasi dari para pemimpin agama. BILA kitaMENCERMATI dan MEMBANDINGKAN apa YANG TERJADI  DI ZAMAN YESUS DENGAN APA YANG TERJADI DI ZAMAN SEKARANG, maka kita melihat TERJADINYA KESAMAAN bahkan intensitasnya kini lebih besar dan nampaknya SEJARAH TELAH BERULANG. PARA PEMIMPIN AGAMA dengan pengaruh/karisma yang mereka miliki MENGANGGAP DIRI mereka LEBIH BENAR  dari orang orang YANG TAK BERAGAMA, YANG DINILAI SEBAGAI ORANG KAFIR/SESAT. Mereka begitu yakin dengan ilmu pengetahuannya tentang kitab suci  bahwa merekalah yang akan menjadi  pewaris kerajaan surga. Tetapi mereka salah kaprah!  Sebab itu ketika TUHAN YESUS BERSAHABAT DENGAN ORANG ORANG  YANG DIBERI LABEL KAFIR oleh mereka. Para pemimpin agama/pakar pakar kitab suci itu  menjadi geram dan ingin membunuh Yesus.

Bagi para pemimpin agama/pakar kitab suci/kaum farisi, pada waktu itu bahkan tetap berlangsung sampai  zaman sekarang ini dimana mereka berpikir bahwa pengenalan kepada Tuhan  hanya diperoleh dari penguasaan pengetahuan tentang  torat/kitab suci sebagai buku ilmu agama. MEREKA MENGENAL TUHAN  DALAM TATARAN KNOWLEDGE. Mereka lupa bahwa  torat/kitab suci yang mereka pelajari yang memberitakan tentang kedatangan Messias, manusia Firman (Sang Firman) telah datang menggenapi semua apa yang telah mereka pelajari DALAM WUJUD GULUNGAN KERTAS/LEMBARAN KERTAS itu dalam wujud pribadi manusia Tuhan Yesus Kristus. Mereka mengenal Tuhan secara agamawi, TETAPI MENOLAK TUHAN DALAM RUPA KEMANUSIAANNYA. Tuhan dalam rupa Tuhan Yesus Kristus ditolak, karena mereka menilai bahwa Tuhan Yesus datang sebagai pemimpin/raja untuk menggantikan mereka. Tapi  Raja orang Yahudi itu datang dalam rupa yang mengecewakan, tidak ada semarak dalam dirinya seperti telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya. Yesus datang dalam rupa yang tidak diharapkan oleh umat manusia waktu itu, Ia datang sebagai hamba yang paling hina.

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kedudukan seorang pemimpin agama adalah suatu kedudukan yang sangat prestisius, sebab itu mereka mengharapkan  orang yang dijanjikan sebagai Mesias adalah orang yang lebih tinggi status keadaan sosialnya, paling tidak sama dengan mereka. Tetapi  nyatanya mereka melihat hal yang sebaliknya. Logika mereka tidak dapat memahaminya. Bagi pemimpin agama penampilan lahiriah seseorang sangatlah menjadi ukuran dalam hal menilai/menghakimi. Sebab itu di zaman Tuhan Yesus perbedaan status kaya dan miskin merupakan tolak ukur bagi pemimpin agama dalam menentukan hirarki dalam kepemimpinan agama di kala itu. Penampilan Yesus dalam rupa hamba yang sangat hina, sangatlah tidak diperhitungkan orang, padahal ia adalah batu penjuru yang dipakai Allah untuk menggenapi rencana  keselamatanNya. Status kedudukan orang orang yang dianggap bodoh, orang orang miskin adalah dianggap sebagai  orang orang kafir, orang orang yang dianggap tidak sederajat dengan mereka dan orang orang yang  tidak memiliki pengetahuan agama/rohani seperti mereka dianggap bukanlah SESAMA untuk mereka. Bagi Mereka aturan yang mereka terapkan mengutamakan hal-hal kebersihan secara lahiriah. Salah satu contoh yang dilanggar murid murid Yesus ketika Yesus membiarkan murid muridNya tidak mencuci  tangannya pada waktu makan. Bagi mereka penampilah lahiriah adalah wujud ibadah, tapi justru Yesus mengajarkan hal sebaliknya, Ia tidak memilih orang orang yang berpenampilan bersih lahiriahnya, tetapi  Ia memilih orang orang yang bersih batiniahnya. Karena manusia lahiriah diibaratkan sebagai pembungkus/packagingnya, yang suatu saat akan habis binasa dan harus dibuang. Sedangkan essensi dari manusia yang sebenarnya adalah manusia batiniah, manusia batiniah dia tidak akan habis dimakan waktu, dan ia akan hidup abadi, Cuma masalahnya ia hidup abadi di neraka atau hidup abadi di Surga. Dan itu ditentukan dari pilihannya selama hidup di dunia ini.

Sebelum kita lanjutkan uraian dari kata Kafir  ini, marilah kita melihat kata Fasik seperti  juga  yang ditulis dalam judul renungan ini. APAKAH ARTI KATA FASIK?  Banyak orang salah mentafsirkan arti kata fasik, sehingga banyak orang mengira bahwa arti kata fasik adalah sama atau identik dengan orang kafir. ANTARA ORANG FASIK DENGAN ORANG KAFIR  ADALAH DUA HAL  YANG BERBEDA. Dalam Alkitab jelas ditulis bahwa TUHAN YESUS BANYAK BERGAUL DENGAN ORANG YANG DIANGGAP KAFIR, untuk itu YESUS harus MENGAMBIL RISIKO Ia dihujat, DIHINA, dibenci bahkan Ia DIFITNAH sebagai PEMBAWA AJARAN SESAT dari Beelzebul (Iblis). Sedangkan SEBALIKNYA  ALKITAB dari perjanjian lama  sampai perjanjian Baru MENGUTUK KERAS terhadap ORANG ORANG FASIK dan memberitahu bahwa merekalah  penghuni neraka nanti. Tidak ada catatan di Alkitab bahwa Yesus bergaul dengan orang fasik, malahan tercatat Yesus pernah bersahabat dengan orang jahat mantan pembunuh (orang yang disalib bersama Yesus) mantan pelacur (Maria Magdalena dan perempuan samaria yang bercakap-cakap dengan Yesus) mantan koruptor (Zacheus) dan bersahabat dengan orang orang miskin/kotor secara lahiriah (mantan nelayan para murid Yesus) dan dianggap najis/kafir oleh para pemimpin agama. Sahabat sahabat Yesus bukanlah orang religious/orang beragama. Karena Keselamatan Surgawi bukan ditentukan oleh agama yang dianutnya, tetapi sangat ditentukan oleh pertobatannya. Lalu pertobatan macam apa yang dibutuhkan? Hanya satu hal, yaitu pertobatan yang diminta oleh Kristus sendiri yakni Pertobatan Lahir Baru.

Kalau begitu SIAPAKAH ORANG FASIK itu saudara? DALAM KITAB PERJANJIAN LAMA  BANYAK AYAT AYAT YANG MEMBERITAHU kita IDENTITAS dari ORANG FASIK. Dalam PERJANJIAN  BARU JUGA DIJELASKAN dengan jelas OLEH YESUS IDENTITAS ORANG FASIK SEBAGAI ORANG-ORANG PENERIMA BERITA DUKACITA/BERITA CELAKA (Lukas 6:20�26) dan dikonfirmasi tentang kematian lazarus pengemis dan kematian orang kaya. Dan juga diteguhkan oleh tulisan Surat Yakobus 1:9-10. Dari bacaan bacaan Alkitab itu dengan jelas hanya dijelaskan tentang kaya  dan miskin dan tidak berkait dengan agama apapun. Karenanya Yesus berkata "Celakalah hai orang kaya�.dst, di situ tidak disebutkan berbahagialah orang kaya karena kamu Kristen, Atau berbahagialah  orang miskin karena kamu Kristen, sama sekali  tidak ada embel-embel kata lain seperti yang berkembang dewasa ini dengan tafsiran miskin rohani atau kaya rohani. Kalau anda teliti membaca Alkitab maka banyak ucapan ucapan  Yesus yang harafiah/letterlex ditafsirkan oleh para pemimpin agama/pakar agama dengan tafsiran tafsiran agama/rohani yang justru melenceng dari  yang sebenarnya. Ditafsirkan secara berlawanan/paradox. Hal ini sudah diantisipasi oleh Yesus, dengan memperingatkan para murid, bahwa ajaran/ucapannya ini akan diserongkan/diplintir atau diputarbalikkan oleh para pemimpin agama sejak saat itu sampai pada masa kini dengan bermuncullan para penyesat/nabi-nabi palsu. Mungkin anda bertanya Tanya Kok judul renungannya seperti  ini? Ibarat disuruh memilih maka kedua kata ini se akan akan kelihatannya negative atau buruk untuk dipilih? Nah justru disinilah letak rahasia kebenaran itu akan diungkapkan! Mengapa?? Tuhan Yesus berkata: Aku datang kedunia ini bukan mencari orang yang benar, tetapi Aku datang untuk mencari orang yang sesat. 

Umumnya mindset/cara berpikir para pemimpin agama bahwa yang diartikan dengan kata sesat adalah orang orang kafir/orang orang yang tidak beragama. Mindset berpikir mereka orang orang beragama adalah orang orang yang ber Tuhan dengan dalih bahwa mereka telah menguasai pengetahuan tentang torat/kitab suci seperti mereka. Sedangkan bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan torat/kitab suci maka mereka dengan mudahnya mereka menghakimi orang-orang tsb sebagai orang tidak benar/orang sesat/orang kafir. Kekeliruan pemahaman seperti ini ternyata bukan  terjadi pada zaman Yesus saja bahkan terus meningkat sampai pada zaman ini. Saudara yang kekasih dalam Kristus, kita hidup di zaman kebangkitan dari 2 agama besar yaitu Islam dan Kristen, yang memiliki akar sejarah yang sama. Pengaruh/kekuatan dari 2 agama ini sangatlah besar. Tetapi sayangnya mereka mengenal Tuhan hanya berdasarkan  pengetahuan  torat/kitab sucinya. Kitab suci/torat adalah buku yang mati tanpa berjumpa dengan Sang Firman Yang Hidup. Sang Firman Yang Hidup bukan lagi berbentuk gulungan/lembaran kertas lagi, dia sudah menjadi daging/manusia dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Dan disinilah ironisnya saudara. Para Pemimpin agama itu  diberikan karunia mengetahui  Kitab Suci atau kekayaan ilmu pengetahuan, tetapi justru menolak Sang Kebenaran itu. Rasul Paulus menguatkan para pengikut Kristus dengan mengatakan  jangan kamu heran bahwa orang orang kaya dan pemimpin agama  kepada mereka memang diberikan rahasia ilmu pengetahuan, tetapi berbahagialah kamu, karena padamu diberitahu kunci  rahasia kerajaan surga, karena Sang Kebenaran itu yang telah memilih kamu. Tentu saudara  akan berkata Loh kenapa  para pemimpin agama dan orang orang kaya (Fasik) tidak diberitahu?  Kalau begitu Tuhan tidak adil, dan pilih kasih?  Apa betul saudara Tuhan pilih kasih? Sama sekali tidak demikian saudara, sebab  kepada mereka telah diberitahukan dengan cara indirect melalui perumpamaan/kiasan, tetapi mereka tetap bebal. Paling sedikit ada 2 perumpamaan yang diberikan Yesus kepada mereka : 1. Tentang Perumpamaan Lazarus masuk Surga dan Orang kaya (Fasik) masuk neraka. 2. Perumpamaan Orang Samaria yang murah hati. Dalam perumpamaan Lazarus, Tuhan Yesus sama sekali tidak pernah menjelaskan tentang agama yang di anut oleh lazarus dan orang kaya tsb. Dari perumpamaan itu hanya di uraikan 2 status keadaan hidup. Yang satu Miskin dan yang satu lagi Kaya, ke dua duanya mati, yang  miskin masuk surga dan yang kaya masuk neraka. Dalam perumpamaan ini hanya 2 fakta ini yang diajarkan Yesus. Tapi sayangnya Fakta penting ini tidak pernah disampaikan, kalaupun ada yang mengkhotbahkannya, sudah tidak orisinil lagi karena sudah diplintir dengan tafsiran lain yang sesuai dengan selera si pemimpin agama dengan tafsiran miskin rohani.

Perumpamaan yang kedua tergambar lebih jelas, karena dari perumpamaan ini sebagai jawab dari pertanyaan pemimpin agama/pakar kitab suci yang datang kepada Yesus, coba anda teliti membacanya, karena dari perumpamaan itu dikatakan bahwa  pemimpin agama/ ahli taurat itu datang dengan motif untuk mengetes Yesus, karena  ia tetap memiliki mindset sebagai orang beragama yang cerdas dalam pengetahuan agama tentunya dalam pemikirannya  ia adalah orang yang berhak atas kerajaan surga. Ia bertanya apa yang ia harus lakukan untuk mendapatkan kehidupan yang kekal. Lalu Yesus menanyakan apa yang diajarkan oleh kitab sucinya? Orang itu menjawab dengan lancar: Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu ... Dst. Dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Yesus menjawab bahwa benar katamu, perbuatlah demikian maka engkau akan hidup.

Secara pengetahuan pemimpin agama itu  memang menjawab dengan benar. Tapi begitu masuk dalam tataran realitas maka disitulah terjadi  kesenjangan. Karena bagaimana ia dapat mengasihi sesama manusia, kalau ia sebagai pemimpin agama sudah lebih dulu membuat tembok hirarki yang membedakan status keadaan seseorang. Ada pemimpin, ada  bawahan, ada budak, ada majikan, ada miskin, ada kaya, ada pintar, ada bodoh. Selama jurang pemisah ini masih ada maka sangatlah mustahil, orang bisa mengasihi sama seperti mereka mengasihi diri sendiri. Kedatangan Yesus menghapus jurang pemisah itu, dengan mengubahnya menjadi manusia baru, yang serupa dengan gambar Allah. Dengan adanya jurang pemisah ini, manusia tidak lagi sama satu sama lain. Maka terbentuklah berbagai asosiasi, sesuai dengan status mereka. Yang ada adalah SESAMA KAYA, SESAMA PEMIMPIN, SESAMA ROHANIWAN, SESAMA PENGUSAHA DAN SEDERET SESAMA SESAMA LAINNYA. Maka untuk membenarkan dirinya/mengukuhkan statusnya sebagai pemimpin agama, maka dalam mindsetnya sesama  yang dimaksud adalah  komunitas se agama bukanlah komunitas lain yang tidak seagama atau komunitas kafir maka pemimpin agama itu bertanya kepada Yesus : SIAPAKAH SESAMAMU MANUSIA?

Maka waktu Yesus menjawabnya  Ia mengambil 2 contoh SESAMA  (Komunitas) yang ada pada zaman itu, yaitu  SESAMA/KELOMPOK/KOMUNITAS ROHANIWAN seperti Para Imam dan orang Lewi sebagai sesama pemimpin ritual/rohani dan satu lagi SESAMA/KELOMPOK/KOMUNITAS ORANG SAMARIA.  Yaitu SESAMA/KELOMPOK/KOMUNITAS  yang dianggap sesat penyembah berhala/orang tidak seagama atau orang KAFIR. Karena motif kedatangannya adalah untuk mengetes dan mencari kesalahan Yesus yang berujung pada pembunuhan terhadap Yesus di kayu salib, maka para pemimpin agama itu tetap  tidak menerima ajaran Yesus, yang justru merupakan kunci rahasia kerajaan surga. Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Dewasa ini dunia ke agamaan termasuk agama Kristen mengalami kebangkitan di mana gedung gereja dengan kekuatan uang dapat dibangun  sangat megah seperti istana. Dan kalau kita coba melihat isi dalamnya, maka kita melihat bermacam macam orang yang ada di dalamnya ada kelompok kaya dan ada kelompok miskin. Apakah mereka bisa menyatu saudara? Memang secara ritual   seolah olah mereka menyatu, tetapi secara faktual, mereka tetap terpisah oleh status kedudukan mereka, bak air dengan minyak yang tidak dapat bersatu. Namun secara ritual/agamawi dengan fasih mereka mengatakan telah mempraktekan  ajaran Yesus MENGASIHI SESAMA SEPERTI MENGASIHI DIRI SENDIRI.  TETAPI ANTARA YANG RITUAL DENGAN YANG ACTUAL (FAKTUAL) Tidaklah  SAMA. MENGAPA DEMIKIAN? KARENA ORANG KRISTEN TAHU MENGUCAPKANNYA, TAPI TIDAK MENGETAHUI ARTI SESUNGGUHNYA DARI KATA MENGASIHI SESAMA MANUSIA.

Pemimpin agama yang datang kepada Yesus, justru menanyakan pertanyaan ini: Siapakah Sesama Manusia? Berarti Ia sendiri tidak tahu artinya, Ia sangat fasih membaca ayat ayat itu, sangat fasih mengkhotbahkannya, tapi dalam tataran pelaksanaannya Ia tidak tahu caranya. Melalui tulisan ini kembali saya menyerukan kepada kolega kolegaku, yang mengaku diri sebagai hamba hamba Tuhan dengan berbagai sebutan, pendeta, pastur, tua tua dan sebutan lainnya: Wahai sobat mari kita sama sama melakukan self correction, apakah kita juga sama dengan pemimpin agama itu, hanya fasih mengucapkannya, fasih mengkhotbahkannya. Tapi sesungguhnya kita tidak melakukan apa yang kita ucapkan disebabkan karena  memang kita tidak mengerti atau  kita memang sengaja tidak mau mengerti? Dewasa ini kata mengasihi sesama bagi orang Kristen  bukanlah suatu ajaran yang baru, tapi sayangnya karena mudah mengucapkannya akhirnya orang Kristen tidak mau peduli akan makna sesungguhnya  dari kata mengasihi SESAMA. Mengucapkan Mengasihi Sesama Manusia tanpa mengetahui maknanya merupakan basa basi belaka.

ARTI KATA MENGASIHI SESAMA  MANUSIA TIDAK SAMA DENGAN ARTI KATA SESAMA ORANG. Jawaban Yesus atas pertanyaan pemimpin agama itu dengan jelas mengkonfirmasi bahwa SESAMA MANUSIA BUKANLAH SESAMA ORANG! Karena ajaran agamawi yang telah berkembang sejak zaman Yesus sampai zaman sekarang tetap memelihara kekelruan yang sama, mereka mentafsirkan bahwa Sesama Manusia adalah berarti  sesama  satu agama. Dan bagi  orang orang yang universalis mengartikannya sebagai SESAMA ORANG.Manakah arti SESAMA MENURUT YESUS? Apakah mengikuti faham universalis atau faham agama?

Tuhan Yesus  mengartikan kata SESAMA MANUSIA DALAM DIMENSI YANG BERBEDA, Kalau orang orang di dunia ini menilai sesamanya berdasarkan dimensi lahiriah yang bersifat penampilan luar, tetapi Yesus menilai Sesama Manusia dari aspek Batiniah, sebab itu ajaran dunia ini dengan ajaran Yesus tidaklah sama alias tidak nyambung. Alkitab mengatakan bahwa ada 2 manusia dalam pribadi seorang manusia, yaitu  terdiri dari manusia batiniah dan manusia lahiriah. Dan sejatinya manusia  adalah manusia batiniah yang tidak pernah mati dia hidup terus. Sedangkan manusia lahiriah adalah pembungkus/packagingnya yang akan rusak/habis di makan waktu. Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan manusia batiniah dan memberikan pembungkus baru/jubah baru. Dan apakah ciri ciri manusia batiniah yang dipilih Yesus?  Manusia yang menyadari dirinya sudah berdosa/sudah rusak dan memohon belas kasihan Allah di dalam Tuhan Yesus. Orang orang yang demikian akan rela melepaskan bungkusan/packaging lahiriah yang Nampak indah menurut dunia tapi di mata Allah bagaikan borok borok kusta yang perlu disembuhkan. Bahkan Yesus pernah menghardik para pemimpin agama dengan kata kata sbb: Hai  kamu orang orang munafik, engkau diluarnya bagus seperti nisan kuburan, tetapi didalamnya merupakan tulang belulang yang membusuk. Semua itu hanya dapat dilihat oleh mata batiniah bukan oleh mata lahiriah yang telah dibutakan oleh Iblis. Dari uraian ini apakah anda sudah dapat membedakan arti kata fasik dengan arti kata Kafir?

Dari artikel ini ada beberapa hal penting yang perlu saudara catat. Pertama bahwa Tuhan bukanlah sesuatu objek/barang komodity yang dapat dimiliki/dimonopoli, karenanya Tuhan tidak bisa dibeli oleh apapun, agama, charity, perbuatan baik tidak bisa membeli Tuhan. Sebaliknya Tuhanlah yang memilih orang pilihanNya tanda kutip justru Dialah yang membeli/menebus orang orang pilihanNya, perhatikan di sini ada kata orang orang pilihan berarti tidak semua orang adalah SESAMA yang dimaksud  Yesus, dan ini  tergambar jelas dari perumpamaan orang Samaria yang murah hati.  Dari  2 pilihan sesama di perumpamaan ini, ternyata  Yesus menggunakan dimensi batiniah dalam memilih di mana  berbanding terbalik dengan dimensi lahiriah. Yesus memilih orang Samaria yang notabene dianggap  KAFIR oleh orang orang beragama. Alkitab mengatakan  Yang Terdahulu menjadi yang terkemudian, dan yang terkemudian menjadi yang terdahulu. Tuhan Yesuspun menyatakan di depan pemuka agama itu bahwa kelak perempuan pelacur dan pemungut cukai, yang distigmakan sebagai orang kafir akan mendahului mereka masuk surga. Apa tujuan Yesus memberi peringatan ini? Dari  Peringatan ini Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa mengetahui TORAT/KITAB SUCI/ALKITAB tidak akan berdampak apa apa tanpa bertemu dengan Kristus, lalu bersedia menjadi pengikutNya. Sebaliknya Orang Orang kafir mereka tidak mengenal pengetahuan tentang Torat/Firman, tetapi setelah bertemu dengan Sang Firman (Torat yang telah menjadi manusia) mereka langsung meninggalkan hidup lamanya dan mengikut Yesus. Apakah anda sudah bisa melihat perbedaan antara Orang Kafir dengan Orang Fasik? Saudara Keselamatan kekal ternyata  ditentukan oleh 2 respon yaitu: Mengikut Yesus (Menerima) atau Menolak Yesus (Tidak Mengikut Yesus). Namun sayangnya kekeliruan besar yang terjadi dewasa ini bahwa Menerima atau menolak Yesus diindentikan dengan ikut agama Kristen atau tidak ikut agama Kristen, sebab itu tidaklah mengherankan kalau para imam menjadi besar kepala dan bebal, karena sesungguhnya mereka itu bukanlah komunitas sesama yang dipilih Yesus, justru merekalah yang  perlu bertobat tanda kutip. Merekalah yang diingatkan oleh Yesus sebagai yang terkemudian tergantikan oleh orang orang yang dianggap kafir  yang tidak memiliki pengetahuan agama. Mengapa orang kafir yang dipilih Yesus? Karena orang kafir tidak menolak Yesus. Bagaimana  orang Kafir bisa menolak Yesus, kalau mereka tidak mengenalNya. Sebab itulah Yesus datang sendiri memperkenalkan diriNya. Jadi keselamatan adalah inisiatif Allah sendiri. Bukan inisiatif manusia. Yang diminta dari manusia adalah meresponnya; Menerima jadi PengikutNya atau Menolaknya. Sedangkan orang fasik adalah kebalikannya adalah orang orang beragama yang merasa diri benar/merasa diri otomatis sudah selamat, merasa sudah memiliki Torat tanda kutip memonopoli Tuhan, tetapi pada hakekatnya menolak menjadi Pengikut Kristus. Mereka  mengenal Tuhan secara ritual agamawi tapi menolak  kemanusiaan Kristus yang diam diantara komunitas orang orang pilihanNya. Orang Fasik adalah orang orang serakah apapun agamanya dan menolak melepaskan dunia dengan berbagai keinginannya, sebagai syarat menjadi Pengikut Kristus.

Kiranya tulisan ini memberikan pencerahan dan saya menyadari akan adanya pro kontra atas tulisan ini. Namun sebagai hamba Kristus saya harus menyampaikan kebenaran ini apa adanya dan bagian dari tugas  Injili pengikut Kristus. Amin. *** [By. Ev.Andereas Dermawan]

Merendahkan Diri Versus Meninggikan Diri


Filipi 2:5�11 -- 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! 
Yakobus 1:9�11 -- 1:9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, 1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. 1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.

Banyak orang memiliki pemahaman yang KELIRU DALAM MENTAFSIRKAN ARTI MERENDAHKAN DIRI. Bagi kebanyakan orang termasuk PENGANUT AGAMA KRISTEN umumnya MEMAKNAI kata merendahkan diri dengan arti  YANG BERHUBUNGAN DENGAN KARAKTER  atau perilaku seseorang. Orang yang mempunyai karakter merendahkan diri diartikan sebagai orang yang RENDAH HATI  atau TIDAK SOMBONG. Sedangkan sebaliknya  bagi orang yang MENINGGIKAN DIRI diartikan sebagai orang yang TINGGI HATI atau orang yang SOMBONG. Apakah betul demikian saudara? Tentu saja tidaklah benar bila ada orang yang mengatakan bahwa antara kata MERENDAHKAN DIRI berarti sama dengan kata MERENDAHKAN HATI, begitu pula antara kata MENINGGIKAN DIRI dengan kata MENINGGIKAN HATI. Lalu apa arti sebenarnya dari kata  MERENDAHKAN DIRI DAN  MENINGGIKAN DIRI?

Pada umumnya orang Kristen tidak terlalu ambil perduli dengan arti kata  MERENDAHKAN DIRI, karena mereka mengira kalau mereka berperilaku ramah, tidak sombong berarti mereka beranggapan bahwa mereka telah merendahkan diri. Sungguh kekeliruan yang sangat besar anggapan seperti  itu! Karena  arti kata MERENDAHKAN DIRI TIDAK BERKAITAN DENGAN KARAKTER/ PERILAKU SESEORANG! TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN SOMBONG TIDAK SOMBONGNYA SESEORANG! Apakah arti merendahkan diri menurut ajaran Tuhan Yesus Kristus?

Firman Tuhan yang kita baca  dari surat kiriman Rasul Paulus  yang ditujukan kepada  jemaat Tuhan di Filipi  dengan jelas menguraikan apa arti MERENDAHKAN DIRI  YANG DICONTOHKAN OLEH TUHAN YESUS SENDIRI. MARI KITA PERHATIKAN DENGAN CERMAT APA YANG TERTULIS PADA  FILIPI 2:8 di situ dikatakan sbb: "DAN DALAM KEADAAN SEBAGAI MANUSIA, IA TELAH MERENDAHKAN DIRINYA DAN TAAT SAMPAI MATI DI KAYU SALIB. Dari pembacaan  Firman ini  kita tidak melihat uraian mengenai perilaku sombong atau tidak sombong di sini.  Tetapi dengan jelas disebutkan kata  bagaimana KEADAAN YESUS SEBAGAI MANUSIA, DI MANA DALAM KEADAAN/RUPA ALLAH IA RELA MERENDAHKAN DIRINYA SAMPAI MATI DI KAYU SALIB.  SUATU KEADAAN TERMISKIN/TERHINA BAGI ORANG ISRAEL DI ZAMAN ITU.

Dari pembacaan Firman Tuhan ini sangatlah jelas perbedaan antara MERENDAHKAN DIRI DENGAN MERENDAHKAN HATI. KATA MERENDAHKAN DIRI DIPAKAI untuk MENJELASKAN DALAM KAITANNYA DENGAN KEADAAN SESEORANG, SEDANGKAN KATA MERENDAHKAN HATI  DIPAKAI DALAM KAITANNYA DENGAN  KARAKTER ATAU PERILAKU SESEORANG.  KEADAAN SESEORANG ADALAH BERSIFAT  NYATA ATAU KONKRIT BISA DILIHAT SEDANGKAN KARAKTER SESUATU YANG ABSTRAK, TIDAK ADA YANG BISA MEMBACA PIKIRAN/KARAKTER SESEORANG, BUKAN?  SEBAB ITU KARAKTER ATAU PERILAKU SESEORANG BISA PURA PURA (KAMUFLASE/MUNAFIK). Itulah sebabnya Yesus sering mengecam pemimpin agama/parisi di zamanNya, yang  kelihatan bagus/ramah di luarnya tetapi sesungguhnya adalah kepura puraan atau kemunafikkan! Jadi kalau begitu apa arti merendahkan diri? Merendahkan diri  tidaklah sama dengan perilaku rendah diri atau minder, sama sekali bukan itu maksudnya. Karena perilaku rendah diri atau minder  adalah berkaitan dengan karakter seseorang. Tadi sudah dijelaskan bahwa MERENDAHKAN DIRI TIDAK BERKAIT DENGAN KARAKTER/PERILAKU SESEORANG, TAPI MERENDAHKAN DIRI BERKAITAN DENGAN KEADAAN HIDUP/STATUS HIDUP SESEORANG.

Di dunia ini ada 2 macam status hidup yaitu STATUS TINGGI DAN SATU LAGI STATUS RENDAH, ATAU DALAM BAHASA SEDERHANANYA ADA  STATUS KAYA  (Status tinggi) dan ada STATUS MISKIN (status rendah). Perpindahan tempat dari satu status ke status  lainnya  itulah yang disebut dengan istilah merendahkan diri atau meninggikan diri. Umumnya manusia di dunia ini berjuang mati matian untuk pindah dari status rendah kestatus tinggi atau ingin meninggikan diri, ingin menaikkan harkat hidup/harga dirinya. MAKA MERUPAKAN SUATU KEGANJILAN BILA ADA ORANG DARI STATUS TINGGI/KAYA berjuang justru ingin PINDAH status DARI KAYA MENJADI MISKIN!! Nah keganjilan seperti inilah yang diajarkan oleh Yesus. Sebab itu tidaklah mengherankan kalau AJARAN YESUS ini DITOLAK oleh dunia ini alias tidak laku/TIDAK ASPIRATIF. Justru ajaran yang dianggap tidak laku atau tidak aspiratif ini adalah merupakan  suatu rahasia tersembunyinya harta karun surgawi yang tak ternilai harganya. Sebab itu prasyarat mengikut Yesus yang disampaikan kepada seorang muda kaya itu tidak dituruti oleh orang kaya itu, yaitu juallah seluruh hartamu dan bagikan kepada orang miskin.

Dewasa ini banyak tafsiran tafsiran yang diputar balikan oleh para pemimpin agama/parisi modern mengenai hal ini dengan tafsiran tafsiran rohani mereka yang mereduksi arti sesungguhnya dari ajaran Yesus yang maha berat ini. Mereka mengajarkan bahwa orang Kristen tetap boleh kaya asal jangan pelit kasih persembahan/perpuluhan dan harus rajin memberikan donasi kepada orang miskin. Arti menjual seluruh harta dengan arti memberikan donasi kepada orang miskin mempunyai perbedaan tafsir yang sangat jauh berbeda.Mengapa saya katakan demikian? Karena orang kaya yang memberikan donasi memberi dari kelebihan/kekayaannya. Sedangkan arti menjual seluruh harta bukanlah sekedar berbagi kepada orang miskin atau sekedar berdonasi, tapi arti menjual seluruh harta adalah suatu bukti ketaatan kepada perintah Majikan Agung kita, Tuhan Yesus Kristus. Suatu tindakan nyata dan berani melepaskan status/pindah status dari kaya menjadi miskin, sehingga apa yang dikatakan dalam Filipi 2: 8 tentang arti MERENDAHKAN DIRI menjadi suatu kenyataan seperti apa yang sudah lebih dulu dicontohkan oleh Yesus.

Kalau  kita  baca secara keseluruhan dari kitab surat kiriman Rasul Paulus pada jemaat di Filipi, maka saudara akan memahami lebih jelas lagi tentang arti MERENDAHKAN DIRI ini. Di mana dari surat kirimannya itu Ia menyaksikan bagaimana proses perpindahan status yang dialaminya setelah Ia berjumpa dengan Yesus. Ia yang semula memiliki status tinggi/kaya, Ia juga mengakui bagaimana Ia yang adalah seorang parisi/pemimpin agama yang berkuasa dan dihormati. Kini Ia telah ditangkap oleh Kristus untuk mnenjadi seorang pelayan yang paling hina. Mengapa Ia lakukan demikian, karena Ia sudah memiliki suatu patron/blue print yang menjadi satu satunya teladan baginya, yaitu Ia ingin menjadi Serupa dengan Yesus. Kata Serupa dengan Yesus sempat diulangi beberapa kali dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Ia berkata Ia ingin serupa dengan Yesus, baik dalam penderitaan dan kematiannya. Karena Ia juga yakin bahwa penderitaan dan kematian yang dialaminya tetap tidak sebanding dengan kemuliaan yang jauh lebih besar yang Ia dapatkan bersama Kristus.

Rasul Yakubus  juga menulis dalam Yakobus 1: 9�11, juga meneguhkan  arti sebenarnya dari kata MERENDAHKAN DIRI DENGAN MEMBAGI DALAM 2 STATUS KEADAAN HIDUP MANUSIA, YAITU KEADAAN RENDAH/MISKIN DAN KEADAAN KAYA (KEADAAN TINGGI). Dan melengkapinya dengan  hasil akhir dari tiap tiap status, di mana dikatakan bermegahlah saudara yang kini berada dalam status keadaan yang rendah, karena di mata Allah merekalah yang akan ditinggikan dan dimuliakan seperti  halnya dengan Kristus.  Sedangkan keapada orang kaya pemilik status keadaan tinggi  bersama dengan segala usaha bisnisnya akan dilenyapkan, ucapan ini senada dengan apa yang diucapkan Yesus dalam Khotbah di atas bukit yang mengatakan Berbahagialah Orang yang miskin karena merekalah pewaris Kerajaan Surga, tetapi celakalah hai orang orang kaya di dunia ini karena nanti mereka akan berduka.

Dari pemaparan ini kiranya saudara sudah dapat memahami apa makna sebenarnya dari kata MERENDAHKAN DIRI. Namun MENGETAHUI saja TANPA MELAKSANAKANNYA dengan benar juga MERUPAKAN SUATU KESIA SIAAN. Sebab itu berdoalah minta kekuatan dan ketabahan dari Tuhan, supaya kita sanggup menjalaninya bersama Tuhan. Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus, saya selaku hamba Kristus saya menghimbau anda sekalian untuk bermawas diri dari setiap ajaran yang bermuncullan dewasa ini dengan tawaran tawaran yang begitu  menarik diantaranya yang populer dewasa ini  adalah ajaran tentang theology sukses, theology kelimpahan/berkat, theology iptek dan bentuk ajaran ajaran lainnya yang mempertontonkan mujizat kesembuhan. Dan secara faktual  orang orang Kristen zaman ini akan mencari  ajaran ajaran seperti itu. Di tengah keadaan zaman seperti ini maka keberanian menentukan sikap yang berbeda merupakan tantangan yang tidak mudah bagi pengikut Kristus. Suatu hal yang tidak populer dan merupakan suatu kebodohan di pemandangan dunia ini. Berhala modern/tuhan modern zaman ini menawarkan gemerlapnya dunia ini dalam bentuk bentuk yang sangat dekat dengan hidup  keseharian hidup kita. Pada masa lalu orang membayangkan berhala itu sebagai mahluk gaib yang jauh dari hidup kita, seperti  jin, hantu yang seram, kini hal itu sudah tidak berlaku lagi. Tuhan Yesus sendiri sudah memperingatkan pengikutnya bahwa dizaman akhir ini Iblis akan menyamar seperti Malaikat Terang. Siapakah yang gemar menggunakan bahasa malaikat/bahasa rohani? Bukankah mereka mereka yang mengangkat dirinya sebagai pemimpin agama dan pengikut pengikutnya? Sebab itu saya menyerukan agar anda selalu waspada!! Perlengkapilah hidup anda dengan pengetahuan tentang Kristus dengan benar.

Dewasa ini para pemimpin agama beserta pengikutnya sibuk mempropagandakan program programnya agar dapat menyeret pengikut sebanyak mungkin, bukankah ini merupakan suatu tindakan meninggikan diri baik dari aspek popularitas maupun aspek materi?  Dan kalau kita mau jujur inilah yang tengah terjadi di dunia ini. Dalam Injil Matius pasal 23 Tuhan Yesus dengan tegas mengecam kelakuan para pemimpin agama yang mengangkat diri mereka menjadi pemimpin dan berkeliling dunia untuk menjadikan orang menjadi penganut agama mereka. Dan kalau kita cermat mengkritisi keadaan zaman ini, bukankah fakta fakta ini yang sedang terjadi?  Berhala apa saja yang dekat dengan hidup kita? 1. Keluarga  2. Uang/Nafkah 3. Jabatan 4.Popularitas/pujian/prestasi. Iblis sangat cerdik dalam melakukan serangannya. Sebab itu waktu Iblis berusaha mengalahkan Yesus, maka 4 berhala inilah yang digunakan Iblis menyerang Yesus. Dan saat ini Sang Malaikat Terang juga menggunakan senjata yang sama untuk menjatuhkan pengikut pengikut Yesus. Waspadalah!! 

Saudaraku yang kekasih, Upaya MENINGGIKAN DIRI pada zaman ini merupakan orientasi hidup manusia di dunia ini dalam segala aspek kehidupan, dimulai dari taman kanak kanak sampai pada perguruan tinggi dan seterusnya. Tatanan dunia ini diilhami oleh Iblis sendiri Sang Malaikat Terang Yang Ingin Menyamai Tuhan (MENINGGIKAN DIRI) Sebab itu jangan heran kalau kebanyakan orang lebih tertarik mengikutinya ketimbang mengikut Yesus yang tidak seaspirasi dengan dunia ini. Di tengah dunia yang tengah gencar mengejar aspek  aspek SUKSES, KAYA, POPULER/PRESTASI PENUH PUJIAN, YESUS DATANG DENGAN AJARAN YANG DIBENCI DUNIA INI YAITU AJARAN YANG BERORIENTASI PADA  UPAYA MERENDAHKAN DIRI/MENGOSONGKAN DIRI/MENJADI MISKIN. SUATU AJARAN GILA MENURUT DUNIA INI, TETAPI JUSTRU DISITULAH TERSEMBUNYINYA HARTA KARUN SURGAWI YANG DIWARISKAN KEPADA ORANG ORANG MISKIN TIDAK BERDAYA ORANG ORANG PILIHANNYA.

Mungkin anda akan bertanya apakah semua orang miskin PEWARIS SURGA? Dan Semua ORANG KAYA PEWARIS NERAKA? Jawabnya adalah tidak!  Karena Rasul Pauluspun dulu Ia kaya akan materi dan juga kaya akan pengetahuan, tetapi ketika Ia berjumpa dengan Yesus, terjadilah PERTOBATAN LAHIR BARU MELENGKAPI PERTOBATAN AGAMA YANG SUDAH IA MILIKI SEBELUMNYA. Ia sadar bahwa pertobatan Agama  yang sebelumnya ia miliki tidak berdampak apa apa terhadap keselamatan surgawi tanpa perjumpaan dengan Sang Juruselamat Surgawi Tuhan Yesus Kristus dengan pertobatan Lahir Barunya. Untuk menjalankan pertobatan lahir barunya Paulus meneladani apa yang menjadi orientasi hidup Kristus, yang Ia tuliskan dalam Filipi 2 ayat 8 tentang  MERENDAHKAN DIRI SEBAGAI KONTRA DARI HIDUP LAMANYA YANG MENINGGIKAN DIRI. Yesus dan Paulus mendowngrade/menurunkan status hidupnya dari Kaya menjadi miskin, bukankah ini berbanding terbalik dan dianggap gila oleh dunia ini? Di mana manusia di dunia ini orientasinya naik dalam segala hal: Naik Jabatan, Naik Income, naik pujian, naik prestasi dll. Manusia mengupgrade diri/Meninggikan diri, tetapi Yesus dan Paulus melakukan hal sebaliknya mendowngrade dirinya/turun pangkat dari Kaya menjadi miskin, dengan orientasi hidup MERENDAHKAN DIRI SEPERTI YANG DITELADANKAN OLEH MAJIKAN AGUNG/GURU AGUNG KITA TUHAN YESUS KRISTUS. Dengan demikian tidak semua ORANG KAYA MASUK NERAKA, BILA MEREKA MELAKUKAN PERTOBATAN LAHIR BARU, merekapun bisa disertakan atau dihisapkan bersama orang orang pilihan Allah. BEGITU PULA TIDAK SEMUA ORANG MISKIN MASUK SURGA! Bila alasan dasar PERTOBATANNYA SALAH, MAKA ORIENTASI HIDUPNYA JUGA AKAN BERBEDA DARI APA YANG SUDAH DICONTOHKAN  OLEH YESUS.
 
Jadi kategori Miskin�Kaya di sini dibagi dalam 4 kategorie:
  1. Ada ORANG KAYA BERORIENTASI KAYA/MENINGGIKAN DIRI.
  2. ORANG  KAYA BERORIENTASI MISKIN/MERENDAHKAN DIRI VIA PERTOBATAN LAHIR BARU.
  3. ORANG MISKIN BERORIENTASI MISKIN.
  4. ORANG MISKIN BERORIENTASI KAYA.
Dari  uraian ini mudah mudahan anda  berada di kategorie Orang kaya dan orang miskin yang berorientasi MERENDAHKAN DIRI/MISKIN, sehingga pada waktu kedatangan Kristus yang kedua, kita tidak terbuang di komunitas kambing tetapi kita terpilih di komunitas domba. Amin. *** [By. Ev.Andereas Dermawan]

Selasa, 31 Mei 2011

Komunitas se-AGAMA atau Komunitas se-IMAN

Galatia  3 : 15 - 29 -- 3:15 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorang pun. 3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. 
3:17 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya. 3:18 Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham. 3:19 Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran -- sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu -- dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. 3:20 Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu. 3:21 Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat. 3:22 Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. 3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. 
3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. 3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. 3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
KALI  INI  KEMBALI  ANDA  DIBUAT  BINGUNG  DENGAN  JUDUL  ARTIKEL  INI.  Ada  2 kata  yang ditampilkan  dalam renungan  ini  yaitu  kata  SEAGAMA  DAN  KATA  SEIMAN. KEBINGUNGAN  ADALAH SESUATU  YANG  POSITIP.  MENGAPA? Sebab PALING TIDAK ANDA  AKAN  MENCARI  TAHU  APA  YANG MENJADI  SUMBER  KEBINGUNGAN  DARI JUDUL  ARTIKEL  INI  dibandingkan  bila  anda  sudah  tertidur pulas  tidak  mau  peduli  dengan  apa  yang  akan  terjadi  dengan  keselamatan  jiwa anda  setelah meninggalkan  dunia  ini, karena  hidup di dunia ini adalah untuk  sementara.  Jadi  dengan  memperlihatkan  sikap  bingung  akan  timbul  rasa ingin tahu dan mendorong  anda  bertanya  untuk  menjawab  kebingungan saudara.  Karena  pada  zaman  sekarang  ini  orang  sudah   tidak peduli  akan  urusan  yang  menyangkut  akhirat.  Padahal  ini bukanlah urusan sepele, karena menyangkut  hidup abadi  yang sebenarnya. JUDUL  DI ATAS AKAN MEMBERITAHU  SAUDARA TENTANG  AGAMA DAN  IMAN,  keduanya berhubungan  dengan masalah  akhirat.

SEMUA ORANG DI DUNIA  UMUMNYA TIDAK TERTARIK BILA MEMBICARAKAN AKHIRAT, KARENA KONOTASINYA  NEGATIF YAITU  BERBICARA  TENTANG KEMATIAN, SATU TOPIK  YANG  TIDAK MENARIK!  PADAHAL   HAL  INI  JUSTRU  MERUPAKAN  HAL  YANG  SANGAT  PENTING,  LEBIH PENTING DARI  URUSAN  URUSAN  LAINNYA,  KARENA DENGAN  MEMBICARAKAN  HAL  INI  SESUNGGUHNYA KITA  MEMBICARAKAN KEHIDUPAN  YANG SEBENARNYA,  BUKAN  MEMBICARAKAN  KEMATIAN

Saudaraku  yang  kekasih  dalam Tuhan Yesus  Kristus. Mungkin  saudara  akan  bingung  bila  saya mengatakan  bahwa  dunia  ini  sesungguhnya  adalah  zona  kematian  akibat  dosa.  Justru  dengan anda mengetahui  masalah  akhirat  berarti  anda berbicara mengenai  kehidupan  itu sendiri. Perpindahan  dari  zona  kematian  kezona  kehidupan  itulah  akhirat. JADI  MEMBICARAKAN  MASALAH  AKHIRAT  harusnya  lebih  MENARIK  DIBANDINGKAN  MEMBICARAKAN  MASALAH  LAINNYA  DI DUNIA  INI.

Namun  sangat  disayangkan  saudara, karena  manusia   lebih  tertarik  membicarakan  hal  hal  duniawi, dari  sejumlah  topik   pembicaraan  pembicaraan di dunia ini, maka yang  menempati  urutan  teratas adalah berbicara  mengenai  uang. Seandainya  judul  tulisan saya berbicara  masalah uang, apalagi kalau  saya beritahu  cara mendapatkannya, saya  yakin  akan  banyak  respond  dan  banyak  orang akan  mencari saya. Mengapa  saya  katakan  demikian?  Karena  saya  pernah  mengalami  peristiwa semacam  itu. Saya  pernah bekerja  sebagai  trainer  atau  motivator  mengajarkan  bagaimana  caranya sukses mencari nafkah/uang  bahkan  dilingkungan  gerejapun  orang  orang  Kristen  akan  lebih  mudah  tertarik  bila  ada  seminar seminar  yang  membicarakan  bagaimana  sukses  mencari  nafkah/uang. Saya  dibayar  mahal  hanya  untuk  berbicara  bagaimana  sukses  mencari  uang  tanpa mengeluarkan   modal,  cukup  berbicara  masalah  uang. Tapi sangatlah berbandi ng terbalik bila kita berbicara  masalah akhirat. Bicara saja sudah malas, apalagi untuk mencari kebenaran akhirat itu. Nah untuk hal yang begini, mereka menyerahkan kepada agama, dalam hal ini para pemimpin agama. APAKAH  AGAMA  BISA  MEMBERIKAN  KESELAMATAN AKHIRAT?  DENGAN  TEGAS  SAYA  KATAKAN TIDAK!!  LEPAS  DARI  SAUDARA  YANG PRO MAUPUN KONTRA. SAYA TETAP NYATAKAN BAHWA AGAMA  TIDAK  BISA MENYELAMATKAN ANDA, TERMASUK AGAMA  KRISTEN. KARENA  AGAMA  BUKANLAH TUHAN.  AGAMA/TORAT  Adalah  sarana  penunjuk  jalan  di mana adanya Tuhan. Jadi sama dengan buku  peta  jalan/GPRS. Sebab  itu  harus dipelajari  benar  benar  oleh masing  masing orang  tidak bisa diwakili oleh  pemimpin  agama di dunia. Ketahuilah  saudara bahwa  keselamatan akhirat/keselamatan surgawi  hanya dapat  anda  peroleh dengan  bertemunya  saudara  dengan Tuhan. Tadi  saya  katakana  bahwa  agama  bukanlah  Tuhan,  Tuhan  tidak  diwakili  oleh  pemimpin  agama.  PEMIMPIN AGAMA DAN  KUMPULAN AGAMA  BUKANLAH  TUHAN,  berarti  Tuhan  belum tentu  ada  di tempat  itu.  PEMIMPIN AGAMA DAN KUMPULANNYA mereka MEMPUNYAI PENGETAHUAN   TENTANG  TUHAN  DAN  MEREKA  PERCAYA TUHAN. DAN MEREKA HEBAT DALAM MENGKHOTBAHKANNYA.  Sebagai  pemercaya/umat  beragama  MEREKA  BELAJAR  TENTANG TUHAN  DAN  TAHU  TENTANG  KEBENARAN,  DALAM  TATARAN  TEORITIS   MEREKA MERASA MEMILIKI  KEBENARAN DALAM HAL  PENGETAHUAN TENTANG KITAB SUCI/TORAT .  NAMUN  MEREKA   MENOLAK DAN  MENGINGKARI  KEBENARAN  bahwa torat  telah menjadi  manusia  dalam  rupa Yesus  Kristus,  yang datang  dalam  kehinaan.  KEBENARAN YANG MEREKA  MILIKI  ADALAH  SEPARUH  KEBENARAN  (50%).  SEBAB ITU  DI DEPAN PARA  PEMIMPIN AGAMA  dan  kumpulannya  TUHAN  YESUS  MENGECAM MEREKA  dan berkata  kepada  murid  muridNya,  BILA HIDUP KEAGAMAANMU  TIDAK LEBIH  BENAR PARA PEMIMPIN AGAMA DAN KUMPULANNYA,  MAKA MEREKAPUN TIDAK AKAN MASUK KERAJAAN SURGA. Dengan mengatakan demikian  Tuhan  Yesus  ingin mengatakan bahwa KEBENARAN  yang  dimiliki para PEMIMPIN AGAMA  dan kumpulannya  adalah KURANG BENAR  SAMA SAJA DENGAN KETIDAK BENARAN!  Karena  hasil  akhirnya adalah  kerajaan  neraka  bukan  kerajaan  surga . Sebab  itu perjumpaan  manusia  dengan  Tuhan Yesus merupakan  informasi  yang perlu  saudara  perhatikan  dengan  benar. Menjadi  orang percaya dan MEMILIKI PENGETAHUAN  SAJA  tentang Tuhan kalau hanya dalam tataran itu MAKA HIDUP KITA BARU HANYA SAMA  DENGAN PARA PEMIMPIN AGAMA  DAN KUMPULANNYA DENGAN HASIL AKHIR YANG SAMA dengan  mereka  yaitu MEWARISI KERAJAAN  NERAKA.  Apanya  yang  kurang benar  dari kehidupan  mereka. Mereka  tahu Tuhan dalam tataran teori, bahwa  Allah adalah  Roh,  jadi bagi mereka  dengan menguasai  hal  hal yang bersifat spritualitas/rohani, bisa bahasa malaikat/bahasa rohani/ bahasa agamawi  kalau  kita meminjam istilahnya  Rasul Paulus dalam suatu tulisannya. Tapi pada hakekatnya mereka  menolak Allah dalam rupa kemanusiaannya.  Kebenaran  yang  telah  dinyatakan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus di tolaknya dengan  tetap  mereka  memimpin  ritual keagamaan. Para pemimpin agama tetap bebal meskipun  sudah  melihat  Yesus  di depan  mata mereka,  tapi  mereka  tetap memegang tongkat kepemimpinan  Musa  dengan membangun  hirarki keagamaan  yang  sampai  kini  masih berlangsung. Sebab itu Yesus memilih sendiri diluar orang orang yang berada dalam hirarki keagamaan, dan sebutan bagi pengikutnya bukanlah sebagai umat beragama/pemercaya, tapi  sebutan bagi pengikut Yesus  adalah  murid dengan  jabatannya sebagai hamba dalam bahasa arabnya disebut Rasul. Jadi jabatan imam (pemimpin) dan jabatan hamba (Rasul)  bagai  2 kutub yang berlawanan. Dalam Matius 23 Yesus mengecam pemimpin agama dengan mengatakan janganlah mengangkat dirimu menjadi  pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu yaitu Allah Bapa sendiri. Saudara dari pemaparan ini kita diingatkan  bahwa  agama beserta sejumlah aturannya tidaklah menyelamatkan manusia. Namun fakta yang terjadi justru manusia sangat terikat dengan agama. Agama bahkan belenggu yang sulit dilepaskan dari kehidupan manusia. Maka terbentuklah bermacam-macam kumpulan agama di dunia. Ada 5 agama besar di dunia dengan urutan terbesar sbb: 1. Urutan pertama agama Kristen  2. Urutan kedua adalah agama islam  3. Urutan ketiga adalah : Budha   4. Urutan ke 4 adalah Hindu 5. dan urutan kelima adalah Kong hu chu. Bagi  orang orang  yang sama sama beragama Kristen dalam komunitasnya mereka akan mengatakan sebagai komunitas seagama. Begitu pula dengan agama agama lainnya. Judul artikel di atas  berjudul:  PILIH MANA:  KOMUNITAS SEAGAMA ATAU KOMUNITAS SEIMAN.  Dengan  menampilkan  judul   ini  penulis ingin memberitahu saudara sekalian, bahwa ada perbedaan yang cukup besar antara komunitas seagama dengan komunitas seiman. Pada tulisan tulisan saya sebelumnya saya pernah mengungkapkan beberapa perbedaannya antara lain komunitas agama memiliki hirarki kepemimpinan yang dipimpin oleh pemimpin agama, kalau sekarang sebutannya: pendeta, pastur, romo,  kiayi,  ustads, haji, biksu dlsb. Kalau dizaman Yesus sebutannya adalah : Pemimpin agama/para imam,ahli torat/ahli kitab, parisi, saduki dan para imam besar. Sekarang mari kita crosscheck dari list nama sebutan itu apakah sama dengan komunitas bentukan Yesus. Ternyata berbanding terbalik saudara, Tuhan ternyata memilih komunitasnya yang justru orang orang yang dianggap sampah masyarakat, orang orang berdosa/orang orang kafir yang dianggap tidak beragama. Murid2 Yesus dipilih dari daerah Galilea, berada diwilayah Samaria, dimana orang orang Israel menganggap orang samaria adalah orang orang kafir penyembah berhala. Pengikut Yesus ada juga yang menjadi  pelacur dan  pemungut cukai yang notabene  adalah orang orang yang tidak tahu agama, justru yang dimaksud dengan miskin rohani adalah miskin dalam hal agama, disamping miskin aspek aspek lainnya. Mungkin saudara akan bertanya kok Paulus seorang parisi/pemimpin agama bisa dipilih juga. Ya tentu bisa, tetapi saudara harus lihat bagaimana proses awal pertobatannya. Ia bertobat bukan karena agama yang dianutnya, tapi justru  pertobatannya di awali oleh perjumpaannya dengan Tuhan Yesus. Ingat setelah bertobat ia justru melepaskan belenggu agamawinya dan turun dari jabatan imam menjadi hamba yang paling  hina dari Tuhan Yesus Kristus. Silahkan anda  baca riwayat pertobatannya dikitab kisah rasul rasul. Berdasarkan pertobatannya  ia  berani  bersaksi  kepada mantan  koleganya  sesama  parisi  dan kumpulannya. Paulus mengatakan bahwa kita diselamatkan  oleh karena  IMAN. Dengan tegas dan jelas Paulus juga menjelaskan apa artinya IMAN?  Dalam kitab Galatia pada bacaan kita. Paulus menjelaskan akan arti atau makna IMAN. Kalau saudara baca dengan teliti, ternyata IMAN yang dimaksud Paulus dalam surat kirimannya bukan IMAN dalam bentuk kata kerja, yang umumnya diindentikan dengan kata kerja percaya atau dalam bahasa Inggerisnya  disebut to believe. Tapi  Paulus memaknai  IMAN sebagai  wujud  pribadi  Tuhan Yesus Kristus. Paling sedikit ada  2 perkataan Paulus yang memperkuat makna Iman sebagai  wujud  pribadi  Yesus. Pertama  waktu  Paulus  mengatakan bahwa Iman itu sudah ada sebelum  Abraham  menjadi  Bapak  orang  beragama (Bapa orang bersunat). Supaya baik orang yang bersunat  (tanda orang beragama) maupun orang yang tak bersunat (orang tak beragama) dapat diselamatkan oleh karena IMAN (Kristus) bukan  ditentukan oleh agamanya. Dan perkataan Paulus yang kedua adala: IMAN itu telah datang, kata kata ini menjelaskan bahwa Iman itu adalah wujud pribadi Kristus bukan kata kerja to believe atau percaya. Sebab itu Paulus dengan tegas mengatakan bahwa kita diselamatkan  bukan oleh perbuatan percaya to believe tapi kita diselamatkan oleh karena IMAN, suatu perjumpaan dengan SANG IMAN SEBAGAI WUJUD PRIBADI, BUKAN diselamatkan oleh pengajaran para IMAM. Dengan demikian telah menjadi jelas bagi kita antara komunitas SEAGAMA dan komunitas SEIMAN  adalah 2 komunitas yang berbeda. Mudah2an pemaparan ini memberikan kita  pemahaman yang benar  bagaimana cara berjumpa dengan Yesus dan menjadi  bagian dari komunitasNya yaitu Komunitas SANG IMAN, bukan komunitas SANG IMAM (KOMUNITAS  SEAGAMA), Amin. *** [Ev. Andereas Dermawan]

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India