Senin, 25 Mei 2015

Yeremia 5:25 | Dosamu Menghambat Yang Baik Dari Padamu

yeremia 5 25Apa yang kita sebut masalah atau pergumulan umumnya adalah keadaan atau peristiwa yang kelihatan di mata kita. Tidak banyak orang yang dapat melihat bahwa pergumulan yang kelihatan itu hanyalah bagian permukaan dari suatu masalah atau persoalan yang sesungguhnya, yang tidak kelihatan dan yang kita sendiri mungkin tidak pernah menyadarinya. Dan itu seringkali adalah dosa.

Yeremia 5:25 Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.

Saat pergumulan yang kelihatan itu tampak tidak berlalu dari hidup kita padahal secara sadar kita sudah menyerahkan pergumulan itu kepada Tuhan dalam setiap doa kita, maka kita kemudian menjadi kecewa dan tawar hati. Kita memandang Tuhan tidak perduli dan seakan tidak berkuasa menolong kita. Inilah kecenderungan kita, yakni tatkala segala sesuatu telah salah dalam pandangan kita, kita sulit sekali untuk melihat diri kita di dalam seluruh kesalahan itu. Kita cenderung hanya memandang suatu pergumulan dari keadaan itu sendiri yang kelihatan, yang kita rasakan dan alami saja.

  • Orang yang sakit hanya melihat pergumulannya adalah penyakit itu sendiri. Jika ditanya apa penyebab sakit tersebut, ia pun menjawab: darah tinggi/gula/jantung lemah/kerusakan pada paru-paru/ginjal/hati/maag, dll. Atau, terlalu banyak konsumsi minuman keras/kurang istirahat/waktu makan tidak teratur/rokok/narkoba, dll. Itu saja, cukup. 
  • Pergumulan dan sebab-sebab pergumulan hanya dipandang dari apa yang kelihatan dan dapat dijelaskan secara ilmu kesehatan. Bila ilmu kesehatan tidak dapat menjawab, ia langsung menuduh ada orang-orang yang berniat jahat kepadanya dengan mengirimkan penyakit itu kepadanya � Tuhan kiranya mengampuni orang ini.
  • Ibu yang mengalami keguguran pada kandungannya hanya memandang penyebab kegugurannya karena salah minum obat /kandungan lemah/ terjatuh/ terpeleset/ tersandung/ kurang istirahat/ mengangkat benda-benda yang berat/dll. Itu saja, cukup.
  • Isteri yang tidak kunjung hamil memandang penyebab ketidakhamilannya hanya berdasarkan diagnosa dokter tentang kelemahan pada alat reproduksinya atau kelemahan fungsi alat vital suaminya. Itu saja, cukup.
  • Orang yang tersakiti karena suaminya/isterinya berselingkuh, hanya melihat bahwa ketidaksetiaan suaminya/isterinya dan terutama kehadiran perempuan/laki-laki teman selingkuhan suaminya/isterinya itu sebagai penyebab kehancuran rumah tangganya. Itu saja, cukup.
  • Orang yang kecurian, hanya melihat kejahatan si pencuri dan menyalahkan kealpaan yang memudahkan pencuri itu beraksi. Itu saja, cukup.
  • Orang yang rumahnya terbakar, hanya melihat dari mana sumber api itu dan siapa orang yang telah lalai sehingga kebakaran itu terjadi. Itu saja, cukup.
  • Orang tua yang bergumul karena kenakalan anak-anaknya hanya melihat sifat/tabiat/prilaku yang buruk pada diri anak-anak mereka. Itu saja, cukup.
  • Orang yang disakiti oleh orang lain hanya melihat kejahatan orang yang menyakiti hatinya. Itu saja, cukup.
  • Orang yang gagal untuk mencapai suatu maksud hanya melihat bahwa orang lain tidak mendukung dia, bahwa ia dicurangi, disepelekan, tidak dihargai, dll. Itu saja, cukup.
  • Bahkan kematian pun bisa dilihat hanya oleh karena terlambat atau tidak dibawa ke dokter/tidak cukup uang untuk biaya pengobatan/tidak dilayani dengan baik oleh dokter dan perawat/salah obat/salah dokter/kebrutalan penabrak/kejahatan si pembunuh, dll.
Dan banyak contoh lain yang menunjukkan kecenderungan kita memandang suatu pergumulan hanya dari apa yang terlihat saja, atau terasakan dan teralami. Lalu ketika dosa dipertanyakan kepada kita, kita menjadi tersinggung karenanya dan menyanggah, �Saya tidak mencuri, tidak pemabuk, tidak berzinah, tidak bermain judi; saya setia beribadah, tekun memberi persembahan, memberi diri dalam pelayanan�, dan lain sebagainya. Memang, tidak semua orang dapat melihat dirinya sendiri dalam segala derita yang harus dikecapnya.

Kepada orang jenis ini saya bertanya, �Apakah Saudara sudah mencari Tuhan dalam pergumulan Saudara? Apakah Saudara sudah memohonkan kelepasan dari pergumulan Saudara dalam doa Saudara?�.

Ia menjawab, �Sudah. Bahkan sekarang saya lebih tekun mencari Tuhan dari waktu sebelumnya. Saya punya jam-jam doa bagi pergumulan saya. Saya membaca firman Tuhan dan menaikkan puji-pujian bagi-Nya, bahkan saya pun berpuasa untuk pergumulan ini�.

Lalu mengapa pergumulan kita itu tidak kunjung berlalu dari hidup kita? Padahal kita telah mencari Tuhan, berseru kepada-Nya siang dan malam. Banyak orang akan menjawab, �Tuhan belum/tidak menjawab doa saya�.

Karena kita memandang, terjawabnya doa kita itu ditandai dengan selesainya pergumulan kita yang kelihatan. Selama yang kelihatan itu belum berakhir, kita mengira Tuhan tidak atau belum menjawab doa kita.

Pertanyaannya lagi, �Apakah tidak ada artinya sedikitpun bagi Tuhan kesungguhan doa kita dan segala bentuk upaya keras kita mencari Dia?� Berarti, Saudaraku. Tidak ada kesia-sian bagi orang yang mencari Dia. Ia sendiri mengatakan hal ini kepada kita:

Yesaya 45:19 Tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi atau di tempat bumi yang gelap. Tidak pernah Aku menyuruh keturunan Yakub untuk mencari Aku dengan sia-sia! Aku, TUHAN, selalu berkata benar, selalu memberitakan apa yang lurus."

Yeremia 29:11-14 (11) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (12) Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; (13) apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, (14) Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu .

Matius 7:7-8 (7) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (8) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.


Jika Saudara sudah mencari Dia dan berseru kepada-Nya namun pergumulan Saudara belum juga berakhir, itu tidak berarti bahwa Tuhan tidak perduli terhadap pergumulan Saudara sehingga Ia tidak mau menjawab doa Saudara. Kita harus minta ampun atas pikiran ini. Ketahuilah Saudara, saat Saudara meminta tolong pada-Nya, saat itu juga Ia mulai bertindak untuk menjawab doa Saudara.

1 Yohanes 5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.

Tuhan tidak tinggal diam. Dan Ia punya cara-Nya sendiri untuk menyelesaikan pergumulan kita. Cara yang seringkali kita tawarkan kepada-Nya dalam doa kita tidak akan mengakhiri pergumulan kita secara tuntas. Tuhan memilih menyelesaikan pergumulan kita pada letak persoalan yang sesungguhnya yang adalah akar atau dasar atau penyebab atau pemicu timbulnya pergumulan kita itu, yang kemungkinan besar adalah sesuatu yang berdiam di dalam hati kita dan yang tanpa kita sadari telah berakar kuat di dalam diri kita dan terus menerus mengerjakan ketidakbenaran kita di hadapan Allah. Itulah dosa.

Tapi orang yang sombong akan berkata, �Saya tidak melakukan dosa yang besar seperti dosa-dosa orang lain yang kelihatan jelas dari hidup mereka.� Puji Tuhan. Semoga juga tidak ada pada diri orang sombong ini dosa-dosa yang tidak kelihatan yang menjadi rahasia hidupnya, yakni dosa-dosa yang memang aman tertutup rapat dari pengetahuan manusia terdekat sekalipun sepanjang masa hidupnya sampai detik ini, sebab pastilah itu hal yang memalukan!

2 Korintus 4:2a Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan.

Efesus 5:12 Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.

Sayang sekali bagi orang sombong ini, bahwa rahasia dosanya itu tidak pernah menjadi rahasia bagi Allah.

Yeremia 16:17 Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mata-Ku.

Ibrani 4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Dan kuatnya kesombongan orang ini, kepada Tuhan pun ia tidak pernah mengakui dosanya itu. Maka firman TUHAN:

Yeremia 2:35 Engkau berkata: Aku tidak bersalah! Memang, murka-Nya telah meninggalkan aku! Sesungguhnya Aku akan membawa engkau ke pengadilan, oleh karena engkau berkata: Aku tidak berdosa!

1 Yohanes 1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

Pengkhotbah 12:13 Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. 12:14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.

Roma 2:16 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.


Dosa-dosa kita yang tersembunyi bisa menjadi akar dari pergumulan yang kita hadapi. Berdoa kepada-Nya untuk menyelesaikan pergumulan kita, itu harus. Namun bertahan untuk tidak mengakui dosa, itu fatal bagi kita. Tuhan menjawab doa orang sombong ini dengan cara-Nya sendiri, yakni dengan memangkas habis kesombongan diri orang ini sampai akhirnya ia menemukan penyesalan yang sungguh di hatinya dan kejujuran untuk mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan sejelas apa yang diketahui oleh Tuhan tanpa satupun tertinggal lalu menutup doanya, �Kasihanilah hamba-Mu yang berdosa ini�.

Lalu ada orang yang mengatakan, �Saya tidak punya dosa yang kelihatan dan juga dosa yang tersembunyi.� Dosa yang saya sebut kelihatan di sini adalah perbuatan dosa yang nyata dilihat oleh orang banyak, yakni antara lain dilihat pada diri seorang pembunuh, penjudi, pelacur, pezinah, koruptor, pemfitnah, pencuri, pemabuk, pencopet, rentenir, dan lain sebagainya. Lalu ketika dosa-dosa yang kelihatan ini tidak kita punyai, maka kita menganggap diri kita lebih baik dari mereka yang punya dosa yang kelihatan itu. Tapi apakah ini berarti kita telah bersih dari apa yang jahat di mata Tuhan?

Maka perhatikanlah sedikit saja contoh-contoh kefasikan manusia di bawah ini:

Roma 1:28-32 (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: (29) penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. (30) Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, (31) tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. (32) Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.

1 Korintus 5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

Galatia 5:19-21 (19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Efesus 5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. (4) Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. (5) Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. (6) Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.

2 Timotius 3:1-5 (1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. (5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Ah, andai saja saya dapat mengurai satu per satu besar kasih Allah atas dunia dan segala isinya ini, saya pun dapat menuliskan satu per satu daftar dosa kita. Saya hanya dapat mengutip perkataan Rasul Paulus �Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus� (Ef 3:18b), maka demikian pula, �Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya dosa-dosa kita�. Tak terhitung lagi jumlahnya, tak termuat lagi dalam ingatan kita.


Dosa telah mendapat tempatnya tersendiri di hati kita dan mengalir bersama hidup kita, kita sadari ataupun tidak. Dosa itu telah membentuk sikap dan karakter hati kita dan lahir dalam berbagai bentuk aktualisasi diri kita [perwujudan diri kita yang kelihatan] entah sifat/karakter/watak/tabiat, prinsip hidup, pola pikir, pola hidup, isi ucapan, sikap, prilaku/perbuatan, kebiasaan, kesukaan, dan lain sebagainya.

Lukas 6:43-45 Pohon dan Buahnya (43) "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. (44) Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. (45) Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Amsal 27:19 Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.

Maka bila Saudara telah menyerahkan seluruh pergumulan Saudara kepada Tuhan, namun pergumulan Saudara belum berakhir, maka bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Tetaplah bertekun di dalam Dia dengan sabar menjalani pergumulan itu. Janganlah berhenti berharap kepada-Nya. Tetaplah percaya. Sebab pada saat yang sama Ia sedang bekerja di dalam hidup Saudara guna menjawab doa Saudara. Dan apa yang Ia kerjakan sempurna adanya. Ia bukan saja akan melewatkan pergumulan itu dari hidup Saudara, tetapi membebaskan Saudara dari pergumulan itu untuk selama-lamanya. Sebab hanya Ia yang benar-benar tahu akar dari setiap pergumulan kita.

Jika akar dari pergumulan kita itu adalah dosa, maka akar pergumulan kita itu adalah musuh bagi-Nya pula. Ia tidak akan membiarkan musuh-Nya itu bercokol aman di hati dan hidup kita. Ia menjawab doa kita dengan bekerja mencabut akar dari pergumulan kita itu, agar pergumulan yang dibuahkan oleh pohon dosa kita itu tidak akan pernah timbul lagi di dalam hidup kita dalam bentuk apapun juga, entah dalam bentuk pergumulan yang sama ataupun dalam rupa yang lain.

Jika akar dari pohon dosa kita itu telah dicabut-Nya dari hidup kita, maka tidak akan ada buah dari dosa itu sendiri, dan kesengsaraan yang berasal darinya pun tidak akan timbul lagi di dalam hidup kita.

Nahum 1:7-9 (7) TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya (8) dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali orang-orang yang bangkit melawan Dia, dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap. (9) Apakah maksudmu menentang TUHAN? Ia akan menghabisi sama sekali; kesengsaraan tidak akan timbul dua kali!

Karena itu Ia berkata:

WAHYU 3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! --** [HEP]**

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India