Rabu, 24 Juni 2015

Puasa di Alkitab | 5 | Panduan Berpuasa Masa Kini

Paket Materi Puasa di Alkitab | Halaman 5.

V. Panduan Berpuasa Kristiani Masa Kini.


Sangat banyak panduan berpuasa yang sudah dituliskan di mana-mana atau secara lisan melalui pengajaran akademis atau gerejawi atau dari orang-orang yang berpengalaman dalam berpuasa. Artikel ini kiranya dapat melengkapinya.



1. Periksa dulu KASIH Anda kepada sesama manusia.

Kritikan Tuhan (lihat halaman 3: Kritikan Tuhan) terhadap puasa umat membuat berpuasa yang hendak dilakukan HARUS lebih dahulu memperhatikan hal ini, agar puasa itu adalah puasa untuk Tuhan, bukan puasa untuk diri sendiri, yang tidak menyentuh hati Tuhan. Jika Anda terpanggil untuk berpuasa, Anda harus membaca hal kritikan Tuhan tersebut.

Singkatnya dari kritikan TUHAN itu adalah hal KASIH KEPADA SESAMA MANUSIA. Bahwa, ketika berpuasa itu dilakukan dengan ketidakberesan kasih kepada sesama manusia, maka puasa itu menjadi tidak ada artinya apa-apa bagi TUHAN. Penjelasan ini sudah termuat di artikel tentang Kritikan Tuhan. Tinggal bagaimana penerapannya di kehidupan kita saat ini.

Tak ada manusia yang sempurna. Tapi jika Anda ingin berpuasa, berarti Anda menginginkan yang baik ada di hidup Anda. Bukan saja yang baik dari Tuhan kepada Anda, tetapi juga Anda baik bagi orang lain. Bagaimana mungkin Anda menginginkan yang baik sedangkan Anda sendiri tidak mau melakukan yang baik?
1 Yohanes 4:20-21 ~ 4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.  4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. --- Matius 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Karena itu mulailah memeriksa kasih Anda kepada orang lain. Berapa hal praktis yang bisa Anda pikirkan untuk diperiksa tentang hal kasih di hidup Anda sebagaimana yang dikritisi TUHAN Allah adalah antara lain:

  • Bagaimana kepekaan dan keperdulian sosial Anda? Bagaimana belas kasihan Anda terhadap orang-orang yang susah, sakit, dan mengalami berbagai penderitaan hidup?
  • Apakah berkat rejeki Anda hanya Anda dan keluarga Anda sendiri yang dapat mengecapnya? Ataukah orang lain juga dapat ikut mengecap berkat itu karena kemurahan hati Anda?
  • Bagaimana sikap Anda terhadap orang lain? Apakah Anda memandang muka? Hangat kepada yang kaya, dingin terhadap yang miskin?
  • Bagaimana kata-kata Anda terhadap orang lain? Adakah perkataan kotor yang keluar dari mulut Anda? Adakah hinaan dan celaan kerap terucap di bibir Anda?
  • Apakah Anda memandang diri Anda lebih baik dari orang lain?
  • Apakah Anda memandang rendah orang lain?
  • Apakah Anda sering bertindak kasar terhadap orang lain?
  • Apakah ada orang yang Anda sedang sengaja tidak mau berkomunikasi karena kejengkelan, sakit hati, kekesalan, kekecewaan Anda kepadanya? Sebelum berpuasa, berdamai dulu dengan dia.
  • Apakah ada orang yang Anda benci? Saya sarankan, ketika Anda berpuasa Anda memohonkan hati yang mengampuni orang itu. Bukan, berpuasa untuk meminta Tuhan balas kejahatannya. Itu tidak perlu diminta. TUHAN itu adil. Anda tidak minta pun, kalau dia jahat, dia akan beroleh bagiannya dari TUHAN. Bagian Anda hanyalah MENGAMPUNI. Selebihnya adalah bagian Allah.
dan lain-lain yang masuk ke dalam kategori kasih. Itu semua harus terus dibenahi. Memang, tidak seperti membalik telapak tangan. Tetapi, jika Anda berpuasa, itu berarti Anda ingin mengubah yang tidak baik di hidup Anda menjadi indah di hadapan Tuhan. Maka, seperti Anda bertekad berpuasa, bertekadlah juga memperbaiki kerja kasih Anda terhadap orang lain.


2. Puasa tetap.

Sudah saatnya kita menetapkan suatu waktu di hidup kita menjadi hari khusus �Saya dan Tuhan�, �Anda dan Tuhan�. Ketika masa sedang berpuasa, seseorang akan menjaga segala sesuatu di dirinya (hati, pikiran, ucapan, perbuatan) sesuai yang diinginkan Tuhan. Di hari-hari tidak berpuasa, seseorang seperti "bisa" marah-marah, tetapi ketika berpuasa, ia secara sadar menahan dirinya dari hal itu. Artinya, hari berpuasa memang menjadi hari berbeda dari hari tak berpuasa karena di hari itu semua yang terkait di diri kita semaksimal mungkin adalah berkenan di hadapan Tuhan. Karena itu saya menyebutnya �Hari Saya dan Tuhan� atau  �Hari Anda dan Tuhan�. Bukan berarti hari lain bukan hari Tuhan, tetapi bahwa di hari itu, karena sedang berpuasa, jelas-jelas TUHAN DIBESARKAN di seantero diri kita. Seharusnya tanpa berpuasa, Tuhan harus selalu dibesarkan di hidup kita. Bila seseorang membiasakan diri dengan berpuasa, maka lepas dari puasa, hatinya dan pikirannya telah dilatih untuk taat kepada apa yang baik di mata Tuhan. Tetapi sekali lagi, sekalipun Anda tidak berhenti berpuasa seumur hidup tapi jika hati Anda buruk terhadap orang lain, puasa itu tidak menyentuh hati Tuhan.

Apabila Anda ingin menetapkan suatu hari puasa secara tetap berkesinambungan di hidup Anda di tengah kehidupan masa kini, maka saya menyarankan Anda untuk mengingat di hari apa di hidup Anda yang mana di hari itu Anda bisa tidak disibukkan oleh hal-hal duniawi di banding hari-hari lainnya. Untuk ritme aktivitas manusia masa kini, ini tidak mudah. Karena nyaris seluruh hari-hari manusia saat ini terisi dengan aktivitas duniawi yang lebih dominan dari aktivitas rohani. Halnya berbeda bagi pribadi-pribadi yang memang sudah memberikan hidupnya hanya untuk melayani Tuhan. Otomatis aktivitas rohani menjadi lebih dominan, karena tak ada pekerjaan lain, hanya urusan �gereja� saja. Apalagi yang memilih tidak menikah untuk maksud itu. Ia akan lebih fokus lagi, karena tak ada urasan suami/isteri atau anak-anak yang harus dikerjakannya.

Tetapi bagaimana dengan Anda yang bekerja dari Senin sampai Jumat, yang kadang Sabtu juga masih berkecimpung dalam kerja? Inilah yang saya maksudkan, bahwa Anda melihat hari mana yang terbaik untuk Anda menjadikan hari itu sebagai hari puasa Anda. Bisa setiap minggu, atau dua minggu sekali, atau sebulan sekali. Yang saya maksud, waktunya tetap, bukan puasa khusus bertujuan, tetapi menjadikan puasa bagian dari perjalanan hidup Anda. Anda bisa mengambil waktu 2 kali seminggu seperti Orang Kaya dalam kisah Injil. Kalau bisa, kenapa tidak. Jika tidak, 1 minggu sekali. Tinggal memilih hari yang terbaik dari hari lainnya.

Jika Anda sudah menetapkan satu hari tertentu, maka Anda harus menjaga konsistensinya. Mengapa? Karena kalau Anda berniat menetapkan hari khusus berpuasa, itu berarti Anda mengikat komitmen dengan Tuhan, bahwa di hari itu Anda mau bertemu Tuhan lebih khusus dari hari-hari lainnya. Jangan sampai, di hari yang Anda tetapkan sendiri untuk Tuhan, �Tuhan sudah menunggu Anda, Anda-nya yang tidak muncul-muncul�. Padahal hari itu adalah hari yang Anda komitmenkan di hidup Anda menjadi hari Anda dan Tuhan. Pengunduran atau pembatalan bisa terjadi apabila di hari yang Anda tetapkan itu Anda ditantang dengan hal-hal yang membuat Anda akhirnya meniadakan hari itu. Lebih tepatnya saya katakan, Anda menunda urusan Anda dengan Tuhan untuk mengurus yang lain. Ini perlu dijaga.

Sesungguhnya, dalam Hukum Kasih ini bukan sesuatu yang tak dapat dimengerti juga dengan kasih oleh Tuhan. Tetapi persoalannya adalah bukan soal Tuhan mengerti atau tidak mengerti, tetapi soal KOMITMEN Anda dengan Tuhan. Pada kenyataannya, ada-ada saja yang bisa membuat Anda membatalkan hari itu dan menukarnya dengan hari lain. Apa tidak bisa begitu? Mengapa tidak bisa? Hukum Kasih tidak menetapkan hari untuk Anda berpuasa, bukan? Yang menetapkan hari itu kan Anda, bukan Tuhan. Lalu mengapa Anda yang tidak menepatinya? 

Hukum Kasih memang tidak menetapkan hari, tetapi Hukum Kasih bicara KESETIAAN. Jika Anda berkomitmen bahwa itu hari puasa, KESETIAAN Anda TERUJI di situ. Saya beri contoh, hari yang ditetapkan TUHAN Allah menjadi hari khusus umat-Nya dan Dia adalah hari Minggu. Bukan Ia tak ada untuk kita di hari lain, tetapi TUHAN sudah berkomitmen dengan diri-Nya sendiri bahwa itulah hari khusus untuk Dia dan umat-Nya.
Kej 2:2-3 ~ 2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. --- Kel 20:8-11 ~ 20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: 20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Lalu apakah TUHAN Allah menukar hari Minggu dengan hari lain karena berbagai pertimbangan? Tidak. Demikianlah KESETIAAN menuntut kesungguhan Anda untuk tetap menguduskan hari yang Anda tetapkan itu bagi Tuhan.

Oleh sebab itu pengambilan keputusan hari dan frekwensinya (berapa kali dalam seminggu/dua minggu/sebulan dsb) harus Anda timbang dengan sebaik-baiknya. Tak ada orang lain yang dapat membantu Anda untuk memutuskan ini, kecuali Anda sendiri. Karena Anda yang punya hari, maka Anda sendirilah yang paling tahu hari yang tepat untuk menjadi hari tetap bagi Anda berpuasa. Dengan demikian, Anda menjadikan puasa menjadi bagian dari hidup Anda, seperti Hana, Paulus, dll.

Untuk puasa bertujuan khusus, misalnya: untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan, untuk memohon kesembuhan, untuk memohon restu Tuhan, dll, waktunya tentulah tidak tetap. Bagaimanapun, saya berharap Anda tidak berpikir bahwa Anda hanya akan berpuasa bila ada tujuan yang hendak Anda peroleh dari Tuhan. Saya menyarankan agar Anda tidak seperti itu, melainkan menetapkan waktu khusus menjadi hari puasa tetap di hidup Anda. Mengapa? Karena, kalau Anda berpuasa hanya pada saat ada tujuan yang hendak Anda peroleh dari Tuhan, maka itu berarti Anda menjadikan puasa sebagai alat pencapaian tujuan Anda semata. Kasarnya, puasa penting bila ada perlu dengan Tuhan. Bila tidak, puasa tidak penting. Sebaiknya tidak begitu. Jadikanlah puasa bukan sebagai alat mencapai tujuan Anda, tetapi menjadi bagian dari hidup Anda (puasa tetap). Bila ada perlu, adakan puasa tujuan DILUAR puasa tetap Anda.


3. Jam berapa mulai, jam berapa berakhir?

Hal yang sama dengan penetapan waktu yang tetap untuk berpuasa, maka penetapan jam memulai puasa dan jam berakhir puasa ada pada keputusan Anda sendiri. Bila melihat dari konsep TUHAN tentang puasa yang ditetapkan-Nya di Hari Pendamaian, maka itu berarti satu hari. Yang saya maksud dengan ini adalah karena hari itu adalah hari yang Anda putuskan untuk berpuasa, entah puasa tetap atau bertujuan, maka sebaiknya Anda tidak �mengirit� lagi waktu dari hari-hari lainnya. Masakan sudah berhari-hari Anda tidak berpuasa, lalu hari itu Anda pendekkan saja jam berpuasa Anda? Kalau Anda niat berpuasa di hari itu, sebaiknya ambillah waktu sepanjang-panjangnya. Anda dapat membuatnya menjadi sehari full di hari itu, dari jam 12 malam ke jam 12 malam, dari jam 6 pagi ke jam 6 pagi, dst. Itu kalau Anda hendak mengambil sehari penuh berpuasa. Jam berapa Anda memulainya, di jam yang sama di waktu yang sama barulah Anda mengakhirinya. Anda juga bisa mengambil hitungan waktu 13 jam. Misalnya: Anda memulainya jam 6 pagi, maka Anda mengakhirinya jam 7 malam. Intinya, karena hari itu adalah waktu yang Anda tetapkan untuk berpuasa, maka sebaiknya di hari itu jam berpuasa itu lebih lama dari pada jam tidak berpuasa. Kesmpulannya,  penetapan waktu memulai dan mengakhirinya adalah keputusan Anda dengan memperhatikan, bahwa di hari itu, jam berpuasa sebaiknya lebih panjang dari jam tidak berpuasa.


4. Mulai dengan ibadah, akhiri dengan ibadah.

Adalah tidak mungkin berpuasa tanpa beribadah, karena berpuasa adalah ibadah (= Mencari TUHAN � lihat halaman 2: Maksud dan Tujuan). Ketika Anda memulainya, Anda memulainya dengan ibadah dan ketika Anda mengakhirinya, Anda mengakhirinya juga dengan ibadah. Keliru bila Anda memulainya dengan ibadah, namun mengakhirinya dengan meneguk segelas air belaka, berdoa singkat, dan selesai. Mengapa? Karena puasa bukan sekedar �menyiksa diri tidak makan dan tidak minum�, itu point nomor 3 dari maksud berpuasa. Point pertama: Mencari Tuhan dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Bila Anda berpuasa tanpa ibadah, dengan menandakan waktu mulai puasa adalah waktu mulai Anda tidak makan dan tidak minum, lalu mengakhirinya dengan menandakan Anda meminum air dan mulai makan, maka itu namanya Puasa Tubuh belaka. Berpuasa berarti Anda sedang mengkaitkan Tuhan melekat di hidup Anda lebih lekat dan terus makin lekat di hidup Anda, maka tidaklah mungkin itu Anda lakukan tanpa ibadah. Kalau Anda berpuasa, berarti Anda harus mendengarkan Ia bicara. Karena itu Anda harus membaca firman, berdoa dan memuliakan Dia dengan nyanyian pujian dan penyembahan kepada-Nya.

Karena ibadah, maka ada pujian dan penyembahan, ada doa dan pembacaan Alkitab. Oleh karena itu, saya menyarankan Anda untuk memperhatikan jam yang baik bagi Anda untuk mengakhiri puasa, yakni bahwa di jam itu Anda dalam kondisi siap untuk beribadah. Tidak sedang di jalan, tidak baru saja tiba di rumah sepulang kerja. Kondisi yang tidak tepatlah yang terkadang membuat orang mengakhiri puasanya asal-asalan. Oleh sebab itu, jika umumnya Anda tiba di rumah dari bekerja adalah jam 7 malam, maka janganlah menetapkan jam mengakhiri puasa Anda di jam yang sama. Perhitungkanlah waktu dimana semua yang harus Anda lakukan sebaru sampai di rumah, itu sudah Anda kerjakan, misalnya, mandi dll yang  rutin harus Anda kerjakan. 
Contoh: Setiba di rumah Anda biasanya menyiapkan makan malam untuk anak dan suami, maka itu tetap Anda lakukan. Jangan karena di hari itu Anda berpuasa dan Anda harus mengakhirinya dengan ibadah, akhirnya keluarga tertunda makan malam karena menunggu Anda selesai mengakhiri puasa Anda.
Tentu ini keliru. Puasa Anda tidak boleh mengorbankan orang lain. Jangan karena Anda berpuasa, Anda menuntut orang lain mengerti Anda atau menghargai puasa Anda. Ingat, Anda melakukan puasa untuk Tuhan, bukan untuk manusia, juga bukan untuk diketahui orang. Kalaupun keluarga tahu, bukan berarti mereka juga jadi Anda �puasakan� untuk puasa Anda.
Demikianlah maksud puasa adalah �menyiksa diri�, bukan saja karena tidak makan dan tidak minum, tetapi Anda harus tetap ada dan tampil bagi orang lain selayaknya Anda sedang tidak berpuasa. Puasa tidak membuat Anda harus dimengerti atau beroleh �dispensasi�. Puasa tidak menonaktifkan Anda dari tanggung jawab Anda baik di tempat kerja Anda ataupun di rumah. Puasa tidak menonaktifkan kasih Anda kepada orang lain, malahan Anda harus lebih menyatakan kasih itu di hari Anda berpuasa.

Jadi, selesaikanlah semua tanggung jawab Anda itu, barulah Anda duduk tenang, lalu beribadah untuk mengakhiri puasa Anda di hari itu. Oleh sebab itu, sekali lagi, tetapkanlah waktu yang tepat untuk mengakhirinya dengan mempertimbangkan hal-hal seperti contoh di atas. Selain dari hal itu, masa tenggang antara jam Anda baru sampai di rumah dengan jam ibadah untuk mengakhiri puasa juga menjadi jam-jam pengalihan pikiran Anda dari berbagai aktivitas di luar rumah. Jadi tidak krasak-krusuk, terburu-buru atau asal-asalan. Segalanya diatur dengan baik dan dilaksanakan dengan ketenangan jiwa. Tidak ada yang dirugikan karena puasa Anda. Semuanya beroleh damai sejahtera.


5. Angkat Hati

Hal lain yang harus diperhatikan adalah masa berpuasa seharusnya adalah jam-jam khusuk dengan Tuhan. Karena itu di bagian awal penjelasan ini, saya menganjurkan Anda menetapkan waktu yang bebas dari kesibukan sebagai hari puasa. Tetapi, umumnya, waktu yang terbaik seperti itu sulit karena pekerjaan, sekolah, kuliah atau aktivitas rutin dalam sepekan. Panduan berpuasa yang saya bagikan memang cenderung untuk Anda yang berniat untuk bisa berpuasa di tengah kepadatan aktivitas Anda.

Bila tidak ada aktivitas, Anda harus lebih banyak memberi waktu untuk beribadah di sehari puasa itu. Nyanyian, doa, dan pembacaan firman Tuhan berkesinambungan dari waktu memulainya hingga mengakhirinya. Namun karena Anda sedang beraktivitas: kerja, kuliah, sekolah, dll, maka hal itu tidak dapat Anda lakukan sepenuhnya. Jika demikian, Anda lihat saja situasi, keadaan dan kondisi umum yang berlaku di hari itu. Jika ada moment di mana Anda dapat beribadah sejenak di antara aktivitas itu, lakukan tanpa menarik perhatian orang banyak. Tetapi umumnya, ini sulit dilaksanakan. Yang umum semua bisa adalah BERDOA. Melakukan ibadah dengan nyanyian dan pembacaan Alkitab umumnya tidak dimungkinkan oleh kondisi. Dengan asumsi Anda memiliki aplikasi Alkitab di ponsel Anda, itu sangat membantu puasa Anda. Anda bisa membacanya di saat jam istirahat kerja/belajar tanpa menarik perhatian orang banyak. Tetapi jika ini tidak, kembali, hanya BERDOA yang paling bisa Anda lakukan.

Apakah itu berarti nilai puasa Anda berkurang? Sama sekali tidak. Karena puasa pertama-tama adalah hati Anda dan hati Tuhan. Ketika secara fisik, Anda tidak dapat melakukan tindakan khusus untuk beribadah kepada Tuhan, maka Anda masih punya DOA yang tidak dapat dihalangi oleh apapun juga. Itulah yang harus Anda lakukan sepanjang masa beraktivitas Anda. Hati Anda tetap berkomunikasi dengan Tuhan, yang saya sebut �Angkat hati kepada Tuhan�. Ini bahasa yang sudah kita kenali. yakni Doa dari hati kepada Tuhan. Walau tangan Anda tak melipat, bibir Anda tak berkomat-kamit, namun hati Anda terus berbicara akrab dengan Tuhan.

Terkadang pekerjaan atau aktivitas belajar memerlukan perhatian penuh, sebab memang Anda harus lebih baik dalam bekerja dan harus lebih serius dalam belajar saat berpuasa. Bukannya menjadi lemas dan tidak fokus mengerjakan tanggung jawab Anda dikarenakan puasa Anda. Tidak. Malah di hari puasa itu, Anda harus lebih bergairah dari hari tak berpuasa. Nah, karena harus berkonsentrasi pada apa yang Anda kerjakan atau hadapi, maka terkadang jam berlalu tanpa Anda sadari, akhirnya juga berlalu tanpa DOA.

Untuk menghindari hal ini, maka saya menyarankan Anda untuk menetapkan waktu khusus di jam-jam aktivitas Anda menjadi menit-menit Doa Anda. Ini pun tetap saya anjurkan sekalipun sepanjang jam Anda bisa tetap angkat hati. Mengapa? Karena hari itu adalah hari puasa, seharusnya seluruh waktu untuk Tuhan. Tetapi karena Anda harus beraktivitas, maka aktivitas itu sama sekali tidak boleh meniadakan kontak Anda dengan Tuhan secara pribadi. Tetapkanlah, misalnya, jam 09:00, 12:00, 15:00 menjadi menit-menit doa hati Anda kepada Tuhan. Apakah harus di jam-jam itu? Tentu tidak. Anda yang putuskan itu, karena beda orang, beda aktivitas, beda situasi, beda keadaan, beda kondisi, dsb. Jadi Anda sendiri yang memutuskan itu.

Bagaimana Anda memutuskan itu? Lihatlah jam mana di antara jam-jam aktivitas Anda di hari itu bisa menjadi jam Angkat Hati Anda. Jika tahu di hari itu jam 09:00, misalnya, Anda sedang berdiri mengajar, maka janganlah menetapkan jam itu. Ambillah waktu lain. Jam istirihat, misalnya. Di waktu itulah, Anda berdiam diri, tenang dan berdoa di hati Anda. Seberapa banyak waktu yang bisa untuk itu, berdoalah. Untuk itulah Anda berpuasa, yakni bukan untuk tidak makan dan tidak minum saja, tetapi untuk melakukan komunikasi pribadi dengan Tuhan. Kalau puasa untuk puasa tubuh belaka, Anda tidak perlu melakukan itu. Tetapi karena Anda berpuasa untuk Tuhan, maka Anda harus melakukan itu! Itu pun Anda sudah "diringankan" karena aktivitas Anda. Apabila Anda sama sekali tidak melakukan komunikasi dengan Tuhan di seluruh jam puasa Anda, lebih baik Anda tidak menyebut puasa Anda itu untuk Tuhan, dan dengan demikian Anda tidak memerlukan panduan ini.

Demikan beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk memandu Anda melaksanakan puasa melengkapi panduan berpuasa lainnya yang sudah Anda ketahui. Beberapa topik tentang puasa mungkin akan ditambahkan kemudian, tetapi untuk paket materi puasa kali ini, berakhir di sini. Kiranya menjadi berkat. Shalom.--**HEP**


 GOD BLESS YOU 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India