Jumat, 04 Februari 2011

Anakku Pergumulanku | 4

Menjawab Persoalan Anak
Anakku Pergumulanku Halaman 4, Selesai.-


Jejak Pencitraan

Anak adalah penilai yang murni tentang ayah & ibunya � umumnya kita cenderung dapat menjadi diri kita sendiri saat berada di dalam rumah kita sendiri. Tanpa disadari, orang tua telah menampilkan dirinya yang sesungguhnya terhadap anak-anaknya. Anaklah yang paling tahu bahwa ibunya-kah yang pelit atau ayahnya, ibunya-kah yang suka berbohong atau ayahnya, ibunya-kah yang sombong atau ayahnya, ibunya-kah yang kasar kata & tindakan atau ayahnya, ibunya-kah yang berkuasa di rumah atau ayahnya, dsb.


Kalau Anda ingin tahu seperti apa pandangan orang di luar rumah Anda terhadap diri Anda, tanyakanlah itu kepada anak-anak Anda, �Nak, menurut pandangmu, ibu/ayah ini orangnya seperti apa sih?�. Jangan terkejut mendengar pandangan mereka � kalau mereka mau jujur, sebab kalau yang bertanya itu adalah si ayah atau si ibu yang dikenalnya bisa jadi kejam buat dia, maka anak lebih suka cari aman dengan tidak berkata jujur.  Tapi kalau hubungan orang tua & anak dekat secara batin maka kejujuran itu mudah terdengar. Anak akan menyampaikan pandangannya mengenai Anda dan itu murni.

Anak-anak diperintahkan untuk menghormati ayah & ibunya (mis. Kel 20:12), tetapi orang tua juga harus dapat memelihara citra diri selaku orang tua di hadapan anak-anaknya agar layak �disegani & dihormati oleh anak-anaknya.� (1 Tim 3:4).

Anak yang memiliki ketidaksukaan terhadap cara hidup atau sifat atau karakter atau kebiasaan orang tuanya dari hasil penglihatan & pendengarannya, apalagi anak yang memang mengecap atau merasakan dampak dari sifat, tabiat, prilaku buruk orang tuanya, ia cenderung akan menjadi anak yang tidak betah untuk berlama-lama di rumah. Ia lebih suka berada di luar rumah dari pada diam bersama orang tuanya sebab ada ketidaksukaan bahkan bisa jadi ada kebencian yang terpendam yang tidak bisa diutarakannya.  Atau jika Anda merasa anak Anda tidak menghargai & menghormati Anda, ia tidak menggubris teguran bahkan amarah Anda, bisa jadi Anda telah kehilangan citra untuk dihargai & dihormati & didengarkan oleh anak Anda sendiri.

Kecuali masalah kebiasaan yang jelas terlihat misalnya merokok, minum minuman keras, berjudi, dsb, orang tua biasanya tidak dapat lagi menemukan hal-hal lain yang tepat yang menjadi penyebab ketidaksukaan anaknya. Kalau dipertemukan antara orang tua & anak, lalu ditanyakan apa sebab ketidaksukaan sang anak, maka ketika mendengar alasan anak
biasanya orang tua akan merasa tidak bermaksud seperti yang disebutkan sang anak bahkan seringkali keras menolak bahwa mereka seperti gambaran sang anak.  Sementara anak merasakan demikian adanya. Orang tua mungkin memang benar tidak bermaksud menanamkan kepahitan di hati anak-anaknya, namun apa yang tidak dimaksudkan itu justru dikecap, diserap, dirasakan oleh anak dengan tanpa disadari oleh orang tua.

Beribu pengajaran sesungguhnya sudah diberikan oleh sang ayah & sang ibu secara tidak sengaja kepada anak-anaknya dari beribu perkataan, sikap & perbuatan yang sudah dilihat, dilihat, dikecap, dirasakan, diserap anak dari orang tuanya bahkan yang juga sudah langsung menyentuh tubuh & batin sang anak. Semua itu telah mengalir  dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Nasihat yang paling baik untuk anak adalah menampilkan & memperdengarkan apa yang baik dalam pandangan Tuhan kepada anak dari pada 1000 kata-kata nasihat di bibir sang ayah & sang ibu.



Penutup

Bicara jejak-jejak langkah kehidupan orang tua & anak di masa-masa sebelumnya yang kemungkinan juga telah ikut mengarahkan anak menjadi anak yang sulit di usia remaja & pemuda adalah seperti usaha menyendok es dari gunung es di dasar lautan. Saya  tidak hendak melakukan kerja paksa ini, yakni mundur beribu-ribu langkah seketika dalam tulisan ini. Tentu tidak dapat. Selain bukan kapasitas saya untuk melakukannya, hal itu pun bukan tujuan yang hendak dicapai dari tulisan ini.

�Anakku, pergumulanku� sekali lagi seperti yang sudah tertulis pada bagian I di edisi sebelumnya, bahwa orang tua dapat memahami anak-anaknya. Bijaksanalah untuk tidak lagi memandang anak semata-mata sebagai pelaku ketidakbenaran melainkan juga adalah korban dari ketidakbenaran. Bahwa sudah saatnya kita menginsafi �Anakku, pergumulanku� adalah pergumulan kita semua. Maka upaya meluruskan semua ketidakbenaran itu tidak saja harus dilakukan oleh anak, tetapi oleh orang tua & kita semua selaku generasi yang sudah lebih dulu ada dari mereka. Inilah maksud dari kontemplasi ini, kita semua harus berbenah diri, orang tua & anak. Tidak mungkin dapat mengubah hidup anak-anak kita jika kita sendiri tidak menunjukkan itikad & semangat perubahan yang sama.  Kita tidak bisa berubah masa lalu, tetapi kita bisa merubah masa depan. Tuhan Memberkati.--**HEP**-- [SELESAI]

 PREVIOUS : Bagian III
GOD BLESS YOU

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India