Kamis, 31 Maret 2011

Badam di Alkitab

Bilangan 17:8 "Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah BADAM."
Badam, Amandel atau Almond merupakan bagian dari subkeluarga Prunoidae dari keluarga Rosaceae. Tumbuhan ini berada di klasifikasi yang sama dengan persik dalam subgenus Amygdalus di dalam Prunus. Buah badam merupakan buah yang dihasilkan oleh pohon Prunus dulcis. Jika biasanya buah Prunus dilapisi oleh daging buah yang manis seperti yang ada pada prem dan ceri, pada buah badam digantikan oleh pelapis dengan tekstur seperti bahan kulit, yang di dalam cangkang kerasnya mengandung biji yang dapat dimakan, biasanya disebut sebagai kacang. [Wikipedia]

Pohon Badam

Pohon Badam (Latin: prunus dulcis atau amygdalus communis) tak lain adalah Pohon ALMOND. Tanaman ini berasal dari Siria dan Palestina, kemudian menyebar hingga ke Afrika, sebagian Eropa, juga California. Pohon ini bisa mencapai tinggi 4 hingga 10 meter.

Dari semua tanaman di Palestina, badam adalah pohon yg pertama kali berbunga pada akhir musim dingin atau di awal musim semi. Mungkin itulah sebabnya namanya dalam bahasa Ibrani disebut "shaqed" yg berarti "mempercepat".


Biji Badam

Bunganya berwarna putih atau merah jambu keputih-putihan. Yang paling berharga dari pohon badam adalah bijinya, karena bisa dimakan atau dijadikan bahan penting untuk campuran berbagai jenis makanan. Selain itu biji badam atau almond mengandung minyak yg sangat bermanfaat bagi kesehatan. Buah atau minyak badam digunakan utk mengobati penyakit kanker, tumor, borok dan utk menormalkan kembali keadaan seseorang yg mabuk karena minuman keras. Sekarang ini, California dikenal sebagai penghasil badam atau almond terbesar di dunia. Sekitar 50 % dari penghasilan badam di seluruh dunia, didapatkan dari California.



Di dalam Alkitab, badam disebutkan dalam beberapa peristiwa : Yakub mengupas dahan pohon badam dan pohon lain utk mendptkan kambing berbelang (Kej 30:37), Yakub mengirim buah badam ke Mesir bersama hasil tanah lainnya (Kej 43:11), bunga badam dijadikan hiasan kandil (Kel 25:34; 37:19-20), tongkak Harun bertunas, berbunga dan berbuahkan buah badam (Bil 17:8), dan Yeremia melihat badam dalam penglihatannya (Yer 1:11).

Berbunga lebih awal dari pohon2 yang lain, adalah salah satu hal penting yang kita ketahui dari pohon badam ini. Ini mengingatkan kita sebagai orang percaya bahwa kita bukan "tongkat yang mati", kita adalah "tongkat yang hidup", yang harus menghasilkan buah lebih awal dari yang lainnya. Gereja harus tampil di depan untuk berkarya di segala bidang kehidupan yang sudah dipercayakanNya kepada setiap pribadi gereja itu sendiri. Have a nice Friday .... Imanuel. ***

Rabu, 30 Maret 2011

Rajawali di Alkitab | Konkordansi

rajawali

Keluaran 19:4 
Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.

Imamat 11:13
Inilah yang harus kamu jijikkan dari burung-burung, janganlah dimakan, karena semuanya itu adalah kejijikan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut;

Ulangan 14:12
Tetapi yang berikut janganlah kamu makan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut;

Ulangan 28:49
TUHAN akan mendatangkan kepadamu suatu bangsa dari jauh, dari ujung bumi, seperti rajawali yang datang menyambar; suatu bangsa yang bahasanya engkau tidak mengerti,

Ulangan 32:11
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,

II Samuel 1:23
Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa.

Ayub 9:26
meluncur lewat laksana perahu dari pandan, seperti rajawali yang menyambar mangsanya.

Ayub 39:30 
Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?

Mazmur 103:5
Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

Amsal 23:5
Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.

Amsal 30:17
Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.

Amsal 30:19
jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

Yesaya 40:31 
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Yeremia 48:40 
Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, ia datang melayang seperti burung rajawali dan mengembangkan sayapnya ke atas Moab.

Yeremia 49:16 
Sikapmu yang menggemetarkan orang memperdayakan engkau, dan keangkuhan hatimu, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, yang menduduki tempat tinggi bukit! Sekalipun engkau membuat sarangmu tinggi seperti burung rajawali, Aku akan menurunkan engkau dari sana, demikianlah firman TUHAN.

Yeremia 49:22
Sesungguhnya, ia naik terbang seperti burung rajawali, melayang dan mengembangkan sayapnya ke atas Bozra. Hati para pahlawan Edom pada waktu itu akan seperti hati perempuan yang sakit beranak."

Yeremia 4:13
Lihat, ia naik seperti awan-awan, keretanya kencang seperti angin badai, kudanya lebih tangkas dari pada burung rajawali. Celakalah kita, sebab kita dibinasakan!

Ratapan 4:19
Pengejar-pengejar kami lebih cepat dari pada burung rajawali di angkasa mereka memburu kami di atas gunung-gunung, menghadang kami di padang gurun.

Yehezkiel 1:10 
Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang.

Yehezkiel 10:14
Masing-masing mempunyai empat muka: muka yang pertama ialah muka kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang ketiga ialah muka singa dan yang keempat ialah muka rajawali.

Yehezkiel 17:3
Katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Seekor burung rajawali yang besar dengan sayapnya yang besar dan panjang, penuh dengan bulu yang berwarna-warna datang ke gunung Libanon dan ia mengambil puncak pohon aras.

Yehezkiel 17:7 
Dalam pada itu ada juga burung rajawali besar yang lain dengan sayapnya yang besar dan bulu yang lebat. Dan sungguh, pohon anggur ini mengarahkan akar-akarnya ke burung itu dan cabang-cabangnya dijulurkannya kepadanya, supaya burung itu mengairi dia lebih baik dari bedeng di mana ia ditanam.

Daniel 4:33
Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.

Daniel 7:4 
Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia.

Hosea  8:1
Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.

Obaja 1:4
Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sana pun Aku akan menurunkan engkau, -- demikianlah firman TUHAN.

Habakuk 1:8 
Kudanya lebih cepat dari pada macan tutul, dan lebih ganas dari pada serigala pada waktu malam; pasukan berkudanya datang menderap, dari jauh mereka datang, terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa.
-----

Lihat juga Artikel :

Selasa, 29 Maret 2011

4 Kekuatan Besar yang Dipertuhan Manusia Masa Kini (Siapakah AntiKris Zaman Ini?) - Serie 3

Serie 3
Yohanes 4 : 24  Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran
Lukas 4 : 1 - 8 --- 4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. 4:2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. 4:3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." 4:4 Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." 4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. 4:6 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. 4:7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." 4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Pada serie kedua  topik renungan yang lalu  kita telah membahas  Kekuatan Nafkah adalah  salah satu kekuatan besar dari  4 Kekuatan Besar  pada judul renungan di atas. Selanjutnya pada bagian ketiga serie renungan ini marilah kita melihat uraian dari 2 kekuatan lainnya yaitu  3. KEKUATAN POLITIK dan 4. KEKUATAN AGAMA.

Kekuatan Politik adalah  salah satu kekuatan yang berpengaruh di dunia ini. Orientasinya adalah jelas yaitu bagaimana caranya memperoleh kekuasaan atau power. Kekuatan politik terjadi diberbagai bidang kehidupan utamanya  di bidang pemerintahan suatu Negara. Karena orientasinya kekuasaan, maka orang saling bersaing untuk singkir menyingkirkan untuk memperoleh kekuasaan dalam berbagai jabatan tinggi. Bukankah kekuasaan adalah attribute dari seorang pemimpin (Imam)? Ingat Tuhan Yesus datang bukan sebagai pemimpin, bahkan sebaliknya  Ia menjadi seorang Hamba yang taat. Ia datang tanpa jabatan (powerless), lalu bandingkan dengan para penguasa Negara dan penguasa dibidang lainnya sebagai pemegang  power/ kekuasaan (powerfull). Iblis  memberontak terhadap Allah,  karena Ia ingin berkuasa seperti  Allah. Dan keinginan yang sama telah ditransfer oleh iblis  kepada manusia pertama Adam dan Hawa serta seluruh keturunannya, termasuk umat manusia yang hidup dimasa kini. Seperti kita ketahui  kekuatan politik juga ada Imam atau Pemimpinnya. Untuk jabatan puncak dari kekuatan politik  suatu Negara adalah jabatan Presiden. Dan jabatan jabatan yang setingkat seperti MPR, DPR, Mahkamah Agung. Setelah itu jabatan tinggi di bawahnya adalah Para Menteri serta eselon dibawahnya. Dan ini berlaku juga di Negara lainnya  dengan sebutan Raja, Kaisar, Perdana Menteri dst.

Kekuatan besar yang berpengaruh berikutnya adalah Kekuatan Agama. Kekuatan ini juga ada pemimpinnya yakni para Pemimpin Agama/ Ahli Ahli Kitab/ Pengajar Agama/ Parisi.  Dan hirarki keagamaan yang sejak ribuan tahun lalu masih terus diterapkan sampai zaman sekarang ini yaitu adanya jabatan Imam dan Imam Besar (Sekarang ini dibahasakan dengan sebutan : Pastur/Romo, Pendeta dan berbagai sebutan lainnya).

Umumnya orang Kristen tidak mau ambil perduli dengan sistim hirarki seperti ini, karena  mereka merasa lebih nyaman dengan sistim/aturan seperti  ini bila dibandingkan dengan syarat mengikut  Yesus. Perintah Yesus dianggap tidak flexible terutama menyangkut  tentang pertobatan Lahir Baru. Pertobatan yang dibuat oleh pemimpin agama jauh lebih aspiratif dan masih bisa ditoleransikan, ketimbang pertobatan lahir baru yang diminta oleh Yesus. Dan sayangnya para Imam ini dengan menggunakan bahasa malaikat (bahasa rohani) mereka juga menyebut diri mereka  hamba Tuhan (entah Tuhan yang mana?) sehingga banyak orang menjadi terkecoh.  para imam/ imam besar/ parisi modern zaman sekarangpun tetaplah sama dengan pemimpin agama/ parisi  dizaman Tuhan Yesus. Kelakuan mereka tetap tidak berubah. Hirarki yang digunakan tetap sama, yaitu para Imam  (pendeta dan sebutan lainnya), mengangkat seorang Imam Besar (Pemimpin Sinode/ Sinagoge). Sama halnya pada zaman Tuhan Yesus, zaman sekarangpun pengaruh kekuasaan para pemimpin agama sangat menentukan bagi pemimpin Negara (politik) dalam mengambil setiap kebijakan bahkan dalam membuat undang undang.

Kalau kita mencermati apa yang terjadi di Negara kita, bukankah fakta seperti  ini  yang terjadi. Bahkan hal ini juga terjadi di seluruh dunia, dimana Para Pemimpin Agama menjadi rujukan  bagi Raja Presiden dalam mengambil  keputusan, seolah olah mereka mewakili  Tuhan di dunia ini. Kekuatan/ pengaruh agama  memiliki kekuatan yang sangat besar bahkan melebihi 3 kekuatan besar lainnya. Dalam Alkitab realitas ini  juga dialami  oleh Tuhan Yesus dan murid muridNya. Sebab itu Tuhan Yesus juga memperingatkan kepada para pengikutNya  bahwa mereka juga nanti  akan dianiaya dan diperhadapkan kepada Mahkamah Agama (Pemimpin tertinggi  Agama).

Seperti  telah dijelaskan  dalam tulisan tulisan saya sebelumnya bahwa Tuhan Yesus datang  bukan sebagai pemimpin agama. Pada waktu itu umat manusia  mendambakan  seorang pemimpin agama yang kuat dan kharismatik, yang dapat mengalahkan  para raja yang menindas mereka. Tetapi mereka keliru, mereka kecewa ternyata  Tuhan Yesus datang bukan sebagai pemimpin  Agama seperti yang mereka dambakan. Tetapi Tuhan Yesus datang sebagai Hamba Allah yang taat. Tuhan Yesus datang sebagai  seorang hamba yang dianggap hina oleh dunia ini. Dan Ia tidak bergeser dari peran hamba itu, meskipun Iblis berusaha membujuk Yesus untuk mengganti peran hamba menjadi peran Imam (Pemimpin). Pada mulanya para murid Yesus juga kecewa dengan Yesus, karena para murid semula juga mempunyai ekpektasi yang sama dengan orang banyak. Namun setelah Yesus menyelesaikan misiNya dan dimuliakan oleh Allah BapaNya, maka  barulah mereka mengerti dan bertobat dengan sesungguhnya. Tuhan Yesus datang sebagai hamba yang taat, seorang hamba statusnya budak pada zaman Yesus, dan tidak memiliki hak apa apa, apalagi memiliki jabatan, budak atau hamba adalah manusia tanpa jabatan, suatu jabatan/ status yang paling hina.

Suatu ketika para murid bertengkar memperebutkan siapa yang paling besar atau siapa yang layak jadi pemimpin? Kemudian Yesus menjelaskan makna Pemimpin dari sudut pandang yang lain, dan sangat berlawanan dengan nalar atau logika dunia ini. Tuhan Yesus mengatakan :  Bila kalian ingin menjadi pemimpin, hendaklah kalian menjadi hamba untuk yang lainnya. Inilah yang Tuhan Yesus maksudkan dengan kata  Yang TerKecil akan menjadi yang Terbesar. Kata Kata Tuhan Yesus ini semula dianggap sebagai canda biasa, namun setelah mereka melihat bagaimana Tuhan Yesus telah mengimplementasikannya barulah kelak mereka sadar dengan  apa yang telah dijelaskan oleh Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus telah memilih jalan yang tidak populer,  Ia telah  mengosongkan dirinya demi ketaatan kepada  Allah BapaNYa. Sekarang marilah kita bandingkan dengan para Imam/Imam Besar yang merupakan representasi dari Kekuatan Agama dari salah satu Kekuatan Besar Yang Dipertuhan masa kini, bukankah terlihat suatu yang kontras?? Dan jauh sekali perbedaannya dengan Yesus, dimana Yesus rela memilih taat pada Allah BapaNya dengan memilih status Hamba, suatu jabatan yang paling hina dan Yesus menolak mentah mentah jabatan prestisius yang ditawarkan oleh Iblis untuk menjadi Penguasa dunia dengan cara yang mudah yaitu Menyembah Iblis.

Kalau kita mau serius mencermati realitas zaman sekarang, bukankah manusia sudah terkecoh oleh perangkap Iblis, dimana Iblis pun menggunakan sarana penyembahan sebagai  cara untuk mengelabui manusia. Pada umumnya  manusia mengasosiasikan kata penyembahan ini sebagai  wujud ibadah kepada Tuhan. Manusia terkecoh, karena  Iblispun  sangat pandai meniru menjadi seolah olah Tuhan, karena kalau kita pelajari dari Alkitab, bukankah Iblis itu adalah mantan penghulu malaikat yang diusir oleh karena pemberontakannya kepada Allah. Ia memberontak kepada Allah, karena Ia ingin menyamai Allah, sebagai mahluk roh  iblis juga ingin   disembah seperti  Allah. Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah Roh dan Iblis yang mantan penghulu malaikat itu juga adalah mahluk roh. 

Nah disinilah letak kekeliruan manusia selama ini dalam memahami arti kata Ibadah dan arti kata penyembahan. Kalau anda ditanya untuk apa anda ke gereja? maka  anda akan menjawab saya akan beribadah dan menyembah Tuhan! Namun pernahkah anda memikirkan apa betul yang saudara sembah itu Tuhan, yang adalah Roh itu? Atau sebaliknya anda menyembah Roh yang lain lawannya Roh Tuhan yaitu Iblis yang juga adalah roh? Nah disini perlu suatu kecermatan untuk menguji  mana  yang Roh Tuhan dan mana yang roh Iblis. Lalu bagaimana caranya kita membedakan yang mana yang Roh Tuhan dan yang mana yang roh Iblis? Tuhan Yesus mengatakan barangsiapa yang melihat Aku maka Ia juga telah melihat Bapa, karena Bapa dan Aku adalah satu. Dengan demikian jelaslah bagi kita untuk mengenal Allah yang adalah Roh yang tidak kelihatan, tidak ada jalan lain selain harus menemukan Yesus sebagai gambar Allah yang kelihatan. Pada tulisan saya yang lalu saya menulis bahwa Adam adalah benih Allah pertama yang dihembuskan nafas hidupnya dari Roh Allah sendiri bukan hasil perkawinan biologis antara benih laki laki dan perempuan, Adam pertama adalah gambar Allah pertama yang dapat dilihat, tetapi sayang gambar Allah ini telah rusak akibat dosa. Dan benih Allah yang rusak ini harus diganti oleh benih Allah yang baru yang steril dari dosa untuk menggantikan gambar Allah yang rusak itu.

Tuhan Yesus adalah gambar Allah yang dapat dilihat, dimana ribuan tahun yang lalu Ia telah menampakkan diriNya di dunia ini. Bagaimana rupa Yesus  waktu itu? Apa Ia  berbentuk  malaikat ? Kitab Nabi Yesaya menubuatkan dalam Perjanjian Lama bagaimana rupa Yesus sebelum Ia dimuliakan oleh Allah, Ia adalah seorang yang digambarkan sebagai seorang Hamba dalam rupa yang tidak menarik atau tidak semarak menurut  penglihatan mata manusia. Justru itulah yang dipilih oleh Allah. Dan apa yang dijanjikan  Allah selalu digenapi. Bila kita mendengar istilah Ibadah maka orang Kristen atau umat agama lainnya mengaitkannya dengan suatu kegiatan penyembahan. Apa betul demikian saudara?

Banyak orang tidak memahami arti Ibadah yang sebenarnya. Ibadah menurut sudut pandang Allah adalah suatu pengabdian pada majikan tuan. Dari kata pengabdian melekat dengan tindakan ketaatan kita pada siapa yang menjadi tuan atau majikan kita. Siapa Majikan saudara di dunia ini? Jawabnya adalah tempat kita mengabdi/ bekerja/melayani.  Nah sekarang saya pertajam pertanyaannya? Sekarang siapa majikan saudara itu? Apakah ada yang berani mengatakan bahwa majikan saudara itu Tuhan Yesus Kristus? Tentunya saudara akan mengatakan saya mengabdi pada perusahaan  xyz misalnya dan bossnya adalah  Mr. Wang misalnya. Mungkin anda akan mengatakan bahwa pertanyaan saya ini aneh dan bodoh. Tapi selaku hamba Kristus saya lebih suka dianggap bodoh daripada saya harus mendukakan majikan agung saya Tuhan Yesus Kristus. Karena saya tidak mau menukar majikan agung saya pemilik surga dengan  perusahaan besar apapun. Lalu respon keliru yang saya sering dengar adalah kalau begitu semua orang harus jadi pendeta semua? Ini lebih keliru lagi saudara!! Semua perusahaan kalau gitu harus jadi gereja? Inilah pemahaman yang salah kaprah! Dalam uraian saya sebelumnya telah dijelaskan  bahwa  pekerjaan/pelayanan untuk Tuhan bukanlah pekerjaan ritual/agama tapi pekerjaan yang sama dengan pekerjaan nyata lainnya. Cuma bedanya  ialah pekerjaan untuk Tuhan adalah tanpa gaji. Inilah yang membuat orang tidak tertarik bekerja dan menjadikan Yesus sebagai Boss dalam hidup keseharian mereka. Manusia lebih memilih bekerja pada pemimpin ekonomi/pemimpin nafkah yang dapat memberi mereka nafkah/uang. Dengan uang manusia bisa membeli  apa saja, bahkan dapat membeli  jabatan kekuasaan. Manusia lupa bahwa  keselamatan jiwa tidak bisa dibeli dengan uang. Ada Gereja dari denominasi  tertentu  yang menjual surat pengampunan dosa, yang jelas surat itu dibuat oleh manusia sang pemimpin agama, bukan oleh sang Juruselamat. Jadi agama bisa dibeli saudara! Tapi keselamatan jiwa manusia tidak bisa dibeli oleh apapun.

Nah sekarang kembali tentang masalah ibadah penyembahan? Dari 2 roh yang akan kita pilih sebagai majikan, kira kira yang mana menurut anda, roh yang  mensyaratkan orang untuk menyembahnya? Roh Kristus atau roh Iblis? Mari kita telaah bersama dengan cermat! Pada waktu Tuhan Yesus dibawa kepadang gurun, Yesus bertemu dengan 2 roh yang satu Roh Kudus dan yang satu lagi adalah roh Iblis. Bukankah Iblis yang meminta Yesus untuk menyembahnya? (Ingat dalam peristiwa itu Yesus adalah masih manusia biasa seperti  kita). Dan sekarang perhatikanlah dengan cermat  apa bonus/gaji/upah yang diberikan oleh iblis bila manusia mau menyembahnya? Bukankah permintaan permintaan yang marak dewasa ini di dunia kekeristenan yaitu : Berkat/sukses/kaya mujizat dan sederet permintaan lainnya yang digandrungi oleh manusia di dunia ini, itulah yang juga ditawarkan kepada Yesus. Sebab itu saya selaku hamba Kristus menghimbau kepada saudara sekalian untuk berwaspada terhadap yang namanya penyembahan, karena penyembahan juga bisa digunakan iblis untuk membelenggu manusia masuk perangkapnya. Dan memang iblis bisa memberikan semua itu, karena ia untuk sementara waktu diberikan kekuasaan atas dunia ini sebelum nanti  ia dan pengikut pengikutnya dibuang dalam siksaan kekal api neraka. Waspadalah!!  Penyembahan adalah suatu preferensi/kegemaran iblis dalam memperdaya anak anak Tuhan. 

Sekarang mari kita bandingkan dengan Roh Kristus. Yesus berkata : Aku datang bukan untuk dilayani/disembah, tetapi Aku datang untuk melayani sebagai hamba/ pelayan. Dan kata kata ini diulang kembali menjelang saat  saat sengsara penyalibanNya, Ia mengatakan bahwa Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu sudah memberi contoh bagaimana  melayani, demikian juga itu yang harus kalian lakukan. Preferensi Roh Kristus berbeda dengan preferensi roh Iblis.  Dengan demikian sekarang kita dapat membedakan yang mana Roh Kristus dan yang mana roh Iblis (Antikris). Sebab itu pekerjaan Yesus di dunia ini bukanlah pekerjaan  ritual/penyembahan, tapi pekerjaan Yesus adalah nyata. Sebab itu Tuhan Yesus mengatakan: Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup, Dia tidak mengatakan Akulah Malaikat terang (Mahluk Rohani) yang perlu  manusia sembah, ritualkan. Tetapi Ia adalah Sang Kebenaran. Orang orang yang hidup dalam kebenaran, merekalah penyembah penyembah yang benar. Yohanes 4 :24 mengatakan : " Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan Kebenaran".  Kitab Yohanes juga mengatakan : Bahwa Allah adalah Firman, berarti Firman itu juga adalah Roh Allah yang tidak kelihatan. Tetapi Firman itu telah menjadi manusia di dalam Tuhan Yesus Kristus sang kebenaran itu. Tuhan Yesus wujud dari Firman yang tidak kelihatan itu, supaya melalui kebenaranNya, Firman yang tidak kelihatan itu menjadi kelihatan. Bagaimana hidup dalam kebenaran? Untuk itu kita harus mengerti  apa arti kata dari kebenaran?

Dalam artikel saya  berjudul  : Kebenaran versus Kebaikan, telah saya uraikan dengan jelas arti kebenaran itu.  Arti Kebenaran berbeda dengan Kebaikan.  Sebab tidak ada orang benar di dunia ini semuanya telah berdosa. Sebab itu manusia harus dibenarkan oleh sang raja kebenaran pemilik kebenaran. Karena bukan orang baik yang masuk surga tetapi pemilik surga adalah orang orang yang sudah dibenarkan melalui kelahiran baru (lahir baru). Jadi apa arti Kebenaran itu di mata Allah? Kebenaran bukan bermakna perbuatan baik atau jahat!  Namun  merujuk pada  kata kembar dari kata kebenaran itu. Apa kata kembar yang bermakna parallel dengan kata kebenaran?  Kata kembar dari kebenaran adalah keadilan, karena bukan kebenaran namanya tanpa keadilan begitupula bukan keadilan namanya tanpa kebenaran, dua kata ini bagaikan dua sisi mata uang dalam lembar uang yang sama. Perbuatan baik tanpa keadilan dan kebenaran adalah suatu kemunafikan atau kamuflase semata. 

Lalu apa arti keadilan saudara? Tuhan Yesus mengatakan Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri, apa maksud kalimat ini? Bukankah ini bermakna adanya persamaan hak yang diminta oleh Yesus?  Zacheus pada waktu Ia bertobat, ia mengucapkan bukti pertobatannya dengan mengatakan: Separuh dari hartaku akan kukembalikan kepada orang miskin���.dst. Apa arti kata separuh, Ini menunjukkan suatu persamaan fifti  fifti. Ucapan Zacheus bukanlah tindakan ritual, tetapi adalah tindakan faktual. Pertobatan lahir baru haruslah dimulai dari sini. Itulah sebabnya persembahan/ibadah janda miskin itu diterima Tuhan, Ia bukan memberi dari kelebihannya, tetapi memberi dari  kemiskinannya. Ibarat orang lomba lari, maka haruslah berada digaris start yang sama, menuju pada titik nol/ kemiskinan. Inilah yang dimaksud dengan penyangkalan diri sebagai bukti orang orang yang sudah dilahirkan kembali (lahir baru). Kiranya artikel renungan ini merupakan sarana koreksi dan memberikan pencerahan dan penyadaran untuk kita semua. Amin.*** [Ev. Andereas Dermawan]

?||  PREVIOUS : Bagian 2
GOD BLESS YOU

Jumat, 25 Maret 2011

Kuil Artemis di Efesus

Miniaturk_Model Kuil Artemis, Miniat�rk Park, Istanbul, Turki

Kuil Artemis (Yunani : ??te�?s???, or Artemision) atau disebut juga Kuil Diana didedikasikan bagi dewi Artemis Yunani. Terletak di dekat kota kuno Efesus, sekitar 50 km sebelah selatan dari kota pelabuhan modern Izmir, di Turki. Saat ini situs tersebut terletak di pinggir kota modern Selcuk. Kuil ini disebut sebagai salah satu keajaiban dunia kuno.



The Lady Efesus, AD abad ke-1 (Efesus Museum Arkeologi)

Situs candi hari ini.
Sumber : Wikipedia

Kuil Artemis di Alkitab


Kisah Para Rasul  19:24
Sebab ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya. 

Kisah Para Rasul  19:27
Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada dalam bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannya." 

Kisah Para Rasul  19:28
Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" 

Kisah Para Rasul  19:34
Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" 

Kisah Para Rasul  19:35
Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: "Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit? ***


?|| PREVIOUS : Kejadian 1:1-2 dan SainsNext:

Kamis, 24 Maret 2011

4 Kekuatan Besar yang Dipertuhan Manusia Masa Kini (Siapakah AntiKris Zaman Ini?) - Bagian 2

Serie 2
Markus 10 : 23 � 25 ---  10:23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." 10:24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 10:25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Markus 10 : 28 - 31 --- 10:28 Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" 10:29 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, 10:30 orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. 10:31 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." 
Pada  bagian pertama serie renungan ini telah diuraikan bahwa ada 4 kekuatan besar yang dipertuhan oleh manusia pada masa kini yakni : 1. Kekuatan besar IPTEK    2. Kekuatan besar nafkah (ekonomi)   3. Kekuatan politik    4. Kekuatan agama.  Pada serie 1 renungan ini  telah dijelaskan secara singkat tentang kekuatan yang pertama yaitu Kekuatan Iptek (Ilmu Pengetahuan).  Selanjutnya saudara, kita akan membahas  tentang kekuatan besar  yang kedua yaitu Kekuatan nafkah atau dapat disebut juga sebagai kekuatan ekonomi.

2. KEKUATAN NAFKAH (EKONOMI)

Kekuatan nafkah merupakan suatu kekuatan yang berpengaruh dan berkuasa dan tidak kalah berkuasanya dari kekuatan yang pertama  kekuatan iptek.  Kekuatan nafkah/ekonomi adalah kekuatan yang  sangat penting dan menjadi pusat perhatian manusia karena ini merupakan masalah urusan perut (Urusan makan dan minum). Kekuatan nafkah/ekonomi  ini  juga memiliki  Imam (Pemimpin) dari tingkat  terendah  sampai tingkat  yang  tertinggi. Siapakah pemimpin nafkah/ekonomi dalam tingkat yang terendah? Sudah  menjadi kelaziman di dunia ini bahwa seorang suami adalah sebagai kepala/pemimpin  (Imam) dalam keluarga. Dengan demikian pertanyaan siapakah pemimpin ekonomi dalam hirarki atau tingkatan terendah sudah terjawab yaitu  adalah para suami/ kepala keluarga.  Para suami adalah kepala keluarga (imam), pencari nafkah disebut juga sebagai tulang punggung  suatu keluarga.
Mayoritas manusia di dunia ini masuk dalam hirarki ini. Maka menurut pandangan dunia ini betapa hina dan tercelanya bila seorang imam dalam keluarga  atau kepala keluarga tidak bekerja mencari nafkah/uang.  Dan sebaliknya alangkah terpujinya seorang  imam (kepala) dalam keluarga kalau ia pintar dalam mencari nafkah karena di sinilah letak  harga diri seseorang. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan  kalau  orang tidak tertarik mengikut Yesus  apalagi bekerja untuk Yesus. Ada sebuah lagu rohani yang syairnya  berkata : Kerja buat Tuhan terlalu manise, biarpun tanpa gaji��dst.  Orang Kristen kerapkali menyanyikannya, tapi dalam prakteknya antara yang dinyanyikan dengan yang dilakukan sangatlah berlawanan! Belum lagi sebuah lagu rohani lainnya yang syairnya berbunyi demikian : Saya mau iring Yesus, meski  miskin dan menderita dalam dunia�dst. Yang terjadi  justru kebalikannya, manusia begitu munafik, antara yang terucap dengan fakta  adalah sangat jauh berbeda (Kelakuan parisi/pemimpin agama pernah dikecam oleh Yesus karena berperilaku seperti itu). Kelakuan parisi modern zaman sekarangpun  tidak kalah durhakanya terhadap Yesus, tetapi orang Kristen berlaku cuek atau masabodoh terhadap tawaran Yesus untuk bekerja melayaniNya. 

Sekarang ini sudah terbangun asumsi bahwa yang namanya Melayani Yesus itu dikhususkan untuk para pendeta, majelis gereja dan aktifis aktifis yang aktif dalam kegiatan ritual gerejawi. Dan mereka berkata : biarlah kami kan bisa mendukung mereka dalam bentuk kehadiran kami di gedung gereja, memberi persembahan, perpuluhan dan menjalankan kegiatan kegiatan ritual, sedangkan urusan lainnya biarlah para pendeta, majelis gereja, para aktifis  yang mewakilinya. mereka adakan untuk melayani kami anggota jemaatnya. Bukankah  tidak ubahnya seperti  bekerja di sebuah perusahaan yang  melayani karyawan dan nasabahnya?

Pertanyaannya sekarang apakah melayani bekerja untuk Yesus sama seperti itu ? Tentu saja tidak seperti  itu saudara!   Mengikut  Yesus justru kebalikannya, setiap orang harus rela melepaskan harga dirinya, bahkan menjadi hina dan  bukan memperoleh pujian manusia.  Manusia  lebih memilih melayani kegiatan keagamaan, patuh pada pemimpin agama/parisi modern zaman ini ketimbang  mengikut dan melayani Yesus karena mereka  lebih aspiratif terhadap keinginan manusia. Mengikut Yesus secara letterlex  dianggap berlawanan dengan aspirasi mereka, Pengikut Yesus adalah orang orang hina, tidak punya harga diri, sangat memalukan, bisa bisa dianggap sesat dan gila. Hal ini juga pernah dialami oleh Yesus. Perjanjian Baru mencatat, Manusia  menolak Yesus, Ia  dikucilkan, mau dilempar batu, dihina dan dianiaya mereka menghina Yesus dan menyebutnya sebagai  orang gila.

Selanjutnya siapakah pemimpin nafkah/ekonomi dalam tingkat yang tinggi? Alkitab mencatat di kitab Wahyu akan kebinasaan dari para pedagang/pebisnis/pengusaha, merekalah masuk dalam kategori pemimpin nafkah/ekonomi dalam tingkat yang tinggi. Kemudian juga kehancuran dari suatu Negara yang  paling banyak sumber ekonominya/Negara kaya, merekalah yang masuk dalam kategori pemimpin ekonomi yang tertinggi. Sekarang kalau kita  mau merefleksi diri, bukankah Negara miskin mengharapkan bantuan dan mengabdi pada Negara kaya/pemimpin ekonomi dunia? Bukankah para suami pemimpin ekonomi terendah juga mengabdi pada para pengusaha sebagai pemimpin nafkah yang lebih tinggi? Inilah suatu realitas yang ada di dunia ini. Bukankah hal ini merupakan kenyataan bahwa manusia menggantungkan hidup pada kekuatan nafkah dari tingkat yang terendah sampai pada tingkat yang tertinggi? 

Dalam kehidupan ritual, kelihatannya manusia mencari Tuhan, tetapi pada praktek hidup sehari-hari nya manusia menggantungkan diri pada kekuatan nafkah/uang. Maka ajaran Tuhan Yesus untuk bekerja melayaniNya dan meninggalkan nafkah/pekerjaan dipandang tidak konstektual, dianggap sebagai ajaran orang yang tidak waras, itulah faktanya!  Yesus ditolak, Yesus dihina! Manusia  lebih memilih dunia ini ketimbang  memilih Yesus Sang Juruselamat. Mereka baru mau ikut Yesus kalau syarat lahir baru yang diminta Yesus bisa dikompromikan. Dalam Alkitab mengungkapkan dengan jelas orang orang yang urung mengikut Yesus, ketika Yesus menolak berkompromi dengan orang orang yang menggunakan alasan untuk mengurusi ladangnya/bisnisnya lebih dulu  baru mereka mau mengikut Yesus.

Banyak argument yang dewasa ini dipakai orang untuk tetap mempertahankan nafkahnya, dan umumnya imam-imam modern justru melegalkan argument tsb, dan mengeruk keuntungan dari pengajarannya itu. Argumen-argument itu antara lain adalah : Asal jadi orang baik baik, suka beramal maka orang Kristen justru harus kaya supaya bisa menolong orang, sebab itu diperlukan nafkah/ uang, orang Kristen harus berhikmat, jangan bodoh mengikuti bulat bulat perkataan Yesus! Inilah beberapa argument kelihatannya bagus apalagi dibungkus dengan bahasa  rohani.

Apa betul argument argument itu saudara? Selaku hamba Kristus, dengan tegas saya mau katakan bahwa argument itu tidaklah benar!  Argumen-argument itu adalah bukti seseorang menolak Kristus. Dan dosa menolak Kristus tidak ada ampunnya. Dosa-dosa lain umumnya terjadi antar manusia, dan itu bisa diampuni kalau seseorang mau bertobat dan tidak mengulanginya. Tetapi dosa menolak Kristus tidak terampunkan, dosa menolak Rohkudus. Setelah dimuliakan Yesus bukanlah manusia biasa Dia adalah wujud kepenuhan Allah/hadirat Allah. Saya mau katakan di sini itulah beratnya mengikut Yesus, perlu penyangkalan diri/pengosongan diri dari keinginan dunia ini. Sungguh tidak populer!  Tuhan Yesus selalu berterus terang kepada setiap orang yang mau jadi pengikutnya bahwa risiko mengikut Yesus adalah  engkau akan dihina, harus berani menerima malu. Sebab itu Tuhan Yesus mengingatkan barangsiapa yang malu mengikut Yesus, maka Yesuspun malu mengakuinya dihadapan BapaNya kelak.  Tetapi berbahagialah  orang yang karena mengikut Aku engkau  ditolak, dihina dan dikucilkan bahkan dianiaya dan dibunuh karena upahmu besar di surga. Mengikut Yesus  adalah pengabdian penuh atau pekerjaan penuh waktu (Full Time). Dan patut diingat bahwa pekerjaan mengikut Yesus bukanlah pekerjaan ritual (agama), tetapi merupakan pekerjaan yang nyata. 100% nyata, bukan 50% ritual dan 50% faktual (nyata). Itulah beratnya mengikut Yesus, karena mengerjakan pekerjaan nyata/ faktual  100% tapi tanpa gaji. Jauh berbeda dengan pekerjaan nyata da lainnya, karena upah dari pekerjaannya adalah gaji/ berupa uang. Sedangkan pekerjaan mengikut Yesus adalah tanpa gaji, tapi Yesus menjanjikan upahnya yang jauh lebih berharga yaitu suatu kehidupan kekal. 

Lalu bagaimanakah sikap kita mengenai masalah perut? Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita tentang Doa Bapa Kami, yang antara lain berisi kata kata : " Berilah kepada kami, makanan kami yang secukupnya". Arti kata secukupnya bukanlah berarti suatu kemapanan tetapi makna yang terkandung adalah bermakna hidup seperlunya. Karena doa itu dilanjutkan dengan kata kata : Biarlah kesusahan sehari  cukuplah sehari. Berarti sehari saja  dan tidak bergantung pada tabungan atau deposito anda, tapi hidup bergantung pada pemeliharaan Tuhan. Apakah dengan mengikut Yesus kita diajarkan jadi pemalas? Sama sekali tidak saudara! Karena pekerjaan  yang dikerjakan Yesus adalah pekerjaan  faktual bukan pekerjaan ritual, tapi pekerjaan sungguhan yang harus dikerjakan dengan lebih rajin.  Lalu darimana uang untuk membiayai  hidup? Yohanes Pembaptis mengatakan :  " Hasilkanlah dari buah buah pertobatanmu". Dan salah satu dari tulisan Rasul Paulus juga mengatakan:  " Memberi dari apa yang ada padamu dan bukan dari apa yang tidak ada padamu, dan cukupkanlah hidupmu dari apa yang ada padamu.

Marilah kita kembali merefleksi diri, bahwa pada waktu sebelum anda  bertobat dalam pertobatan lahir baru, hidup kita menimbun harta sebanyak-banyaknya sehingga  kita selalu merasa kurang, kita selalu merasa kurang banyak untuk memiliki dan menyimpan/menimbun. Namun setelah bertobat seharusnya kita harus merubah orientasi hidup kita dari orientasi hidup menyimpan/memiliki/menimbun menjadi orientasi hidup yang baru seperti yang  telah diteladankan oleh Tuhan Yesus menjadi orientasi hidup melepaskan hak milik kita/menggunakan/ mengosongkan diri, ini bisa terjadi kalau ada penyangkalan diri melalui pertobatan lahir baru. Orientasi hidup seperti Yesus, juga telah diteladani oleh rasul Paulus. Rasul Paulus mengatakan, bahwa biarlah aku semakin berkurang kurang, tetapi bertambah-tambah dalam Kristus. (Menjadi serupa dengan Yesus), itulah orientasi hidup Paulus setelah ia bertobat. Kepada murid muridNya Yesus pernah mengingatkan untuk tidak bekerja pada 2 majikan, Tuhan atau Mamon? Kristus meminta pada muridNya untuk memilih salah satu. Kalau tidak akan terjadi conflict of interest (benturan kepentingan). Kalau memilih mammon harus bekerja sepenuh waktu untuk Mamon (tidak boleh separuh separuh), begitu pula sebaliknya kalau memilih Kristus. Siapakah Mr Mamon itu?  Mamon adalah nama lain dari Uang (Nafkah). 

Tadi sudah dipaparkan siapa saja pemimpin nafkah/ekonomi di dunia ini. Yakni para kepala keluarga/ para suami pencari nafkah untuk hirarki pemimpin nafkah terendah, dan para pengusaha/pemberi nafkah untuk pemimpin nafkah untuk hirarki yang lebih tinggi dan pemimpin ekonomi dunia suatu Negara kaya dan besar di dunia ini. Para pemimpin nafkah ekonomi ini mempunyai kekuatan yang sangat besar dan berpengaruh, karena dengan kekuatan uang/ekonomi mereka, mereka dapat mengarahkan dan mempengaruhi  pada 3 kekuatan besar lainnya. Bukankah suatu fakta yang sudah terjadi zaman sekarang ini dimana  para pengusaha (imam dibidang ekonomi)  telah berkolaborasi dengan para pemimpin politik (pemimpin Negara) dan pemimpin agama, mengatur pemerintahan dunia ini. Rasul Paulus dalam surat surat kirimannya kepada Timotius menubuatkan bahwa pada akhir zaman banyak orang akan cinta uang dan memperTuhan perut (urusan nafkah/ urusan makan minum). Dan sekarang ini kalau kita cermat mempelajarinya, maka apa yang sudah dinubuatkan Rasul Paulus itu telah menjadi kenyataan. Sebab itu Rasul Paulus dengan tegas mengatakan bahwa akar atau biang keladinya kejahatan adalah uang. Inipun suatu fakta!  Selanjutnya marilah  kita menantikan serie ke 3 untuk membahas 2 kekuatan besar lainnya yakni  kekuatan Politik dan kekuatan agama. Kiranya anda tetap mengikutinya dengan seksama. Amin. *** [By. Ev. Andereas Dermawan]

?|| PREVIOUS : Bagian1

Paulus dalam Filipi 3:4b-16

Filipi 3:4b-16 ---  4b Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: 3:5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, 3:6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. 3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, 3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. 3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. 3:15 Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. 3:16 Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.
Hidup adalah waktu. Selalu maju dan tak mungkin mundur kembali. Semua yang terjadi telah terjadi. Tak mungkin terhapus dalam sejarah kecuali dalam ingatan. Namun dapatkah ingatan segera melupakan masa lalu? Rasul Paulus berkata : "Aku melupakan apa yang telah di belakangku" (ay 13). Apakah "melupakan" ini berarti Paulus sama sekali tidak lagi punya ingatan akan apa yang terjadi di masa lalunya? Kalau ia "melupakan" dalam arti seluruh ingatan akan kehidupannya di masa-masa sebelumnya seakan terhapus maka itu hanya bisa jika Paulus menderita penyakit amnesia. Tapi Paulus tidak menderita penyakit itu. Satu saja cukup membuktikan hal ini yakni bagaimana Paulus dapat dengan terperinci menjelaskan siapa dia sebelum dia bertemu dengan Yesus Kristus  dan bagaimana pertemuannya dengan Yesus Kristus yang bangkit itu terjadi (mis. Kis 22:1-22). "Melupakan" (Inggris : forgetting; Yunani : epilanthanomenos | ?p??a??a??�e???) di sini adalah Paulus menjadikan lupa atau dengan sengaja tidak mengingat-ingat apa yang telah terjadi di dalam hidupnya di masa-masa sebelumnya dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya. 

Apa yang dilupakan oleh Paulus? Yang dilupakan oleh Paulus adalah apa yang dipandangnya dalam beberapa versi New Testament  (bahasa Inggris)  adalah : 'dung' (kotoran, tahi hewan - kotoran yang terkait dengan hewan), 'rubbish' (sampah, kotoran yang bersifat umum tapi juga berarti rongsokan, omong kosong);  'garbage' (sampah, isi perut - binatang), 'shit' (kotoran, air besar, omong kosong, orang yang buruk sekali). Lembaga Alkitab Indonesia menterjemahkan ini 'sampah' (ay 8). Kata "sampah" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai kata benda adalah : barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dsb; kotoran spt daun, kertas dan juga 'hina' (= rendah kedudukan atau keji, tercela; tidak baik - tentang perbuatan, kelakuan). Sedangkan Paulus sendiri menulisnya dengan  s??�a?a | skubala (Yunani). Leksikon Yunani terkemuka modern - BDAG (Business Development Assistance Group)  menyebut s??�a?a adalah 'refuse' (sampah), 'garbage' (sampah, isi perut), 'human excrement' (kotoran manusia), 'crud' (mentah), and 'crap' (sampah, kotoran, tahi, nonsen, hal yang bukan-bukan). 

Jadi yang dilupakan oleh Rasul Paulus yakni cukuplah terwakili dengan kata 'kotoran'. Dulunya ia memandang yang disebutnya 'kotoran' itu "merupakan keuntungan" (ay 7). Namun dari kekiniannya, apa yang merupakan keuntungan itu, "sekarang kuanggap rugi" (ay 7). Mengapa rugi? Karena pada masa hidupnya saat itu Paulus baru dapat melihat bahwa apa yang dipandangnya adalah keuntungan ternyata adalah "kotoran", maka ia pun melihatnya sebagai kerugian.

Lalu apa yang dimaksudkan Paulus dengan 'kotoran' itu? "Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi" (ay 4b), yakni hal-hal lahiriah. Apa hal-hal lahiriah yang dimaksud Paulus? "Disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,  tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat." (ay 5-7), yakni ketaatan yang bersifat lahiriah. Bila hidup keagamaan hendak dipertanyakan kepadanya, maka Paulus dengan berani dan penuh keyakinan mengklaim dirinya adalah seorang yang taat beragama, bahkan dapat disebut sebagai penganut agama Yahudi yang sangat fanatik. Secara gamblang Paulus menyebut dirinya : "aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas" (1 Tim 1:13) atas nama agama. Ia mau melakukan apapun guna menjalankan setiap butir dari hukum-hukum yang termaktub dalam Taurat. Pada masa lalunya ini, Paulus memandang inilah keuntungan sebab dengan menjadi seperti itu maka Paulus memandang dirinya telah mencapai kebenaran, "kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat" (ay 9). Tetapi kemudian, Rasul Paulus memiliki pandangan yang berbanding terbalik dengan apa yang dulunya adalah komitmen radikal baginya.

Paulus bukanlah Saulus yang dulu. Paulus yang "sekarang" telah mencapai titik pengertian tentang kebenaran yang sesungguhnya (ay 16). Paulus telah menemukan bahwa kebenaran tidak terletak pada tindakan ketaatan akan hukum Taurat sehebat bagaimanapun ia mengerjakan itu (ay 9). Kebenaran yang hakiki adalah kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan kepada Kristus (ay 9). Paulus tidak menyepelekan ketaatan lahiriah, tetapi ia menghinakan (s??�a?a, "kotoran") ketaatan lahirah bila ketaatan lahiriah itu dipandang adalah kebenaran, sebab kebenaran jenis itu tidak akan membawa kepada keselamatan yang menjadi tujuan dari setiap pencarian manusia akan Allah. Bertahan dan menjalankan kebenaran karena ketaatan lahiriah belaka adalah kesia-sian. Paulus akhirnya dengan jelas memandang bahwa ia telah melewati hari-hari yang merugikan di masa lalunya. Namun ia bersyukur "telah ditangkap oleh Yesus" (ay 13). Ia pun mengenal jalan kebenaran yang sesungguhnya, jalan yang siap ditempuhnya dari kekiniannya ke masa depannya. 

Paulus pun berkata : "Pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya" (ay 8). Paulus ingin melanjutkan hidupnya di dalam pengenalan ini (ay 10). Inilah yang dimaksudkannya dengan berkata bahwa ia "mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku" (ay 13). Bahwa Paulus telah melupakan masa lalunya yang merugikan dirinya sendiri itu dan mengarahkan hidupnya kepada pengenalan akan Kristus Yesus, sebagaimana jelas dalam kerinduannya : "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya" (ay 10). Inilah arah langkah Paulus yang baru, yakni mengenal Yesus Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya. Paulus ingin menjadi serupa dengan Yesus dalam kematian-Nya. Paulus telah menemukan arti hidup yang sesungguhnya, yakni hidup di dalam kebenaran karena kepercayaan kepada Yesus Kristus. Ini menuai konsekwensi penderitaan. Tetapi justru oleh penderitaan itulah Paulus melihat kehidupan sorgawi, kehidupan kekal yang menjadi tujuan setiap pencari keselamatan. Penderitaan karena kepercayaan kepada Yesus Kristus bagi Paulus justru memberikan hadiah sorgawi kepadanya "supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati" (ay 11), sehingga dengan penuh semangat Paulus membahasakan sukacitanya dengan berkata bahwa ia "berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus" (ay 14). Dengan ini kita diberikan pengertian yang lebih kuat lagi tentang tulisan Paulus di bagian sebelumnya, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (Filipi 1:21).

Tiga dimensi waktu dihadirkan Paulus dalam tulisannya ini. Paulus tidak lagi hendat mengingat-ingat "masa lalu"nya  ("melupakan apa yang telah di belakangku" - ay 13), sebab bagi Paulus, hidupnya baru saja dimulai saat ia mengenal Yesus Kristus dan ia siap berjalan maju  (" mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku" - ay 13) menuju masa depan bersama Kristus ("berlari-lari kepada tujuan" - ay 14) untuk mencapai keuntungan dari kebenaran karena kepercayaan kepada Yesus Kristus, yakni kematian di dalam Kristus yang membangkitannya dari antara orang mati (ay 11). Panggilan itu kuat menggelorakan semangat hidup yang baru di dalam diri Paulus untuk berlari mencapainya. Ia tidak menganggap masa lalunya tidak ada, tetapi ia tidak mau lagi hidup di dalam kesia-sian itu. Karena hidup masih ada padanya, maka Paulus tahu bahwa ia masih punya kesempatan "hari ini" untuk mengejar "hari esok" meraih keuntungan (ay 12, 14).--**HEP**

Selasa, 22 Maret 2011

Pakaian Jabatan Gerejawi

Kebanyakan gereja-gereja Kristen di Indonesia mengenal semacam Pakaian Jabatan, yang mereka ambil-alih dari Gereja-gereja partner mereka di Barat. Bentuknya hampir sama semacam toga (= gaun) hitam, yang dipakai dengan �bef� (dasi putih) dan dengan atau tanpa stolla (= kain atau pita lebar dan panjang). Fungsinya tidak begitu jelas. Tetapi dalam praktik Gereja-gereja ini, secara sadar atau tidak sadar menganggapnya sebagai Pakaian Jabatan atau Pakaian Liturgis resmi. Oleh karenanya, setiap orang yang memangku jabatan gerejawi harus memakai pakaian jabatannya pada saat ia melayani dalam pelayanan-pelayanan resmi. Hal ini hanya berlaku bagi Pendeta. Bagi Penatua dan Diaken yang umumnya dianggap �kurang setara� dengan Pendeta dibebaskan dari kewajiban di atas. Pakaian Jabatan ini telah lazim dalam Gereja-gereja Kristen Katolik dan Kristen Protestan Reformasi, sehingga tidak dirasakan lagi sebagai barang/tradisi asing diimpor dari Barat.
A. Jemaat-jemaat Perjanjian Baru tidak mengenal Pakaian Jabatan
Jemaat Perjanjian Baru tidak mengenal Pakaian Jabatan. Pelayanan-pelayanan khusus pada waktu itu memakai pakaian-pakaian biasa, seperti yang dipakai oleh anggota jemaat awam, yaitu pakaian Yahudi, pakaian Romawi dan pakaian Yunani.

Pada tahun 380 agama Kristen resmi menjadi Agama Negara. Kaisar Theodosius mengangkat para Klerus (Pejabat Gerejawi pada saat itu) setara dengan Pejabat Pemerintahan. Mereka mendapat fasilitas istana, pakaian jabatan, tongkat, cincin dan tanda kebesaran lain. Dalam ibadah, mereka memakai pakaian khusus (= pakaian liturgis ), yang berbeda dengan pakaian anggota jemaat yang lain. Pakaian khusus ini kemudian berkembang menjadi Pakaian Jabatan Gerejawi yang indah dan mewah, seperti yang masih dipakai sampai sekarang oleh para Klerus dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Yunani.

Bentuknya berbeda-beda, yang satu lebih indah dan lebih mewah daripada yang lain. Juga jumlahnya tidak sama. Untuk perayaan Ekaristi umpamanya, Imam Gereja Ortodoks Yunani lebih banyak memakai �pakaian liturgis� daripada Imam Gereja Katolik. Semuanya tidak dapat dibahas di sini. Sebagai contoh, Pakaian Jabatan dalam Gereja Katolik terdiri dari �amictus� (= kain bahu dari lenan, dihiasi dengan salib yang disulam dan diikatkan pada dada, di atas gaun-missa yang sebenarnya), �alba� (= kemeja dari lenan, panjangnya sampai di kaki), �stola� (= pita lebar yang dipakai di atas alba, panjangnya sampai ke lutut), �manipulus� (= pita sutera, tidak begitu lebar, digantungkan pada tangan kiri), �pluviale� (= gaun prosesi gerejawi, dahulu hanya dipakai oleh para Klerus rendah, kemudian juga oleh Klerus tinggi) dan �vesti sacerdotalis� (= gaun missa yang sebenarnya)/toga.

B. Para Reformator menentang keberadaan Pakaian Jabatan ini
Para Reformator (Luther dan Zwingli) menentang keberadaan Pakaian Jabatan ini, karena ia berhubungan erat dengan missa Gereja Katolik. Menurut mereka, Pakaian Jabatan an sich (pada dirinya sendiri tidak memiliki arti.

Sesuai dengan itu, Martin Luther (pada tahun 1524) menasihatkan supaya pejabat-pejabat gerejawi menjauhkan diri dari pakaian-pakaian indah dan mewah dan supaya mereka jangan menganggap pakaian yang mereka pakai lebih suci dari pada pakaian biasa yang lain. Luther berkata, bahwa Tuhan tidak lebih berkenan kepada Pejabat Gerejawi yang berpakaian jabatan daripada Pejabat Gerejawi yang tidak memakai pakaian jabatan.

Sikap Luther dan pemimpin-peminpin yang lain pada masa itu tentang pakaian jabatan tidak begitu radikal. Sampai dengan tahun 1536 pelayanan Perjamuan Kudus tetap dilaksanakan dengan mengenakan Pakaian Jabatan ala Katolik. Tetapi Luther beranggapan, bahwa �lelucon yang suci� itu lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya.

Pada tahun 1523, ketika Martin Luther berkotbah di Wittenberg, ia memakai gaun doktornya (Toga Hitam), yang akhirnya lembat laun menjadi terkenal di seluruh Jerman, Perancis dan Swiss. Bahkan di Nederland, Pendeta-pendeta Protestan menggantikan Pakaian Jabatan Gereja Katolik dengan Toga hitam yang disebut Tabberd.

Akhirnya, pada pertengahan abad ke-17 penggunaan Pakaian Jabatan dalam Gereja Protestan telah habis sama sekali. Tetapi masalah baru timbul tatkala disadari banyak keluhan yang muncul terhadap pakaian yang dikenakan oleh Pendeta-pendeta Protestan. Banyak Pendeta Protestan yang mengikuti pergantian mode pakaian dan memakai rupa-rupa variasi dari gaun (rok) dan leher baju Perancis. Mereka memakai rambut palsu atau topi. Banyak juga Pendeta yang memakai pakaian parlente (gagah) dan lebih �duniawi� dan �gila mode� daripada anggota jemaat biasa. Hal inilah yang kemudian mendorong Gereja-gereja kembali menggunakan Pakaian Jabatan Resmi bagi para Pendetanya.

Dari Nederland, tabberd atau toga ini diexpor ke Indonesia. Hal ini kemudian diikuti oleh badan-badan Zending lain dari Jerman, Swiss dan Amerika sehingga pada gilirannya kebanyakan Gereja Protestan di Indonesia telah mempunyai semacam Pakaian Jabatan, yaitu toga hitam.

C. Pakaian Jabatan : Suatu Tinjauan Kritis-Teologis
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut beragam. Pada abad pertengahan, pengunaan pakaian jabatan adalah suatu keharusan, karena pada waktu itu masing-masing golongan mempunyai pakaian khasnya sendiri-sendiri. Para perwira memakai pakaian indah dari satin dan beludru, orang-orang desa berbeda pakaiannya dengan orang kota, penembak dan pedagang juga memakai pakaian khas. Hal itu nampak dalam lukisan-lukisan produk masa itu. Apabila kemudian ada toga sebagai Pakaian Jabatan bagi Pendeta, maka patutlah disadari bahwa pakaian itulah yang paling tepat pada masa itu sebagai pembeda dengan golongan-golongan yang ada pada masa itu. Maka dalam lukisan para reformator dan pengkotbah pada masa itu, mengenakan toga.

Setelah toga dikhususkan bagi Sarjana dan Magistrant, maka toga Pendeta digantikan dengan pakaian lain, yaitu rok, bef, mantel, celana pendek dengan gesper. Motivasi yang melatarbelakangi sebenarnya bahwa Pakaian tersebut dipandang lebih gagah dari segala penemu mode pakaian. Tetapi kemudian, pada tahun 1854, Sinode Den Haag memutuskan bahwa Toga harus kembali dipakai oleh para Pendeta.

Menururt Faber, persoalan Pakaian Jabatan kurang ditinjau dari sudut pandang Teologis. Menurutnya, Pakaian Jabatan tidak memiliki kuasa penyelamatan. Tetapi, penyia-penyiaan Pakaian Jabatan dapat bersumber pada sesuatu yang kurang beres. Dan justru hal inilah yang seharusnya diselidiki. Menurut Faber, reformasi Martin Luther tidak meniadakan Pakaian Jabatan, ia memberikan kebebasan penuh bagi pengikutnya dan Gereja untuk menentukan sikapnya terhadap Pakaian Jabatan.

Menurut Faber, pakaian bahkan tiap-tiap pakaian memiliki bahasanya sendiri. Itulah rahasia mode. Maksud sebenarnya yang tersembunyi dalam hati seseorang dapat kita ketahui dari pakaian yang dikenakannya. Antara Psikhe dengan pakaian memiliki hubungan yang erat. Bukan manusia saja yang memakai pakaian, tetapi pakaian juga memakai manusia. Demikian juga, pakaian memiliki pengaruh sugestif atas daerah sekelilingnya, dalam hal ini atas jemaat. Itulah sebabnya, Gereja selama masih mempunyai �jabatan�, tidak dapat membebaskan dirinya dari Pakaian Jabatan. Dari sinilah Calvin merekomendasikan warna hitam untuk toga. Tetapi tepatkah warna hitam untuk Pakaian Jabatan Gerejawi?

D. Pakaian Jabatan : Apa Warna Yang Paling Teologis?
Benarkah secara teologis, Pakaian Jabatan berwarna hitam? Bukankah warna hitam menyebabkan Perayaan Perjamuan Kudus sering kali bergeser; tidak lagi dihayati sebagai sebuah perayaan tetapi lebih sebagai perjamuan duka? Bukankah warna ini ikut menggeser dasar pengajaran Gereja, bahwa kematian Kristus harus disambut bukan dengan kesedihan, tapi sebagai berita kesukaan? Apakah Toga hitam cukup menginsafkan Gereja-gereja kita akan sifatnya yang rohani? Tentu tidak. Warna hitam saja telah membuat kita agak takut. Lain dari pada itu, pakaian Toga hitam adalah pakaian Sarjana dan Magistrat. Ia adalah pakaian akademis yang telah masuk ke dalam gereja, karena ia dianggap gagah. Toga hitam yang adalah pakaian hakim telah menyebabkan ibadah Minggu terkesan sebagai ruang pengadilan, dan bukannya ruang persekutuan hangat satu keluarga, yaitu persekutuan anak-anak Allah Yang Maha Pengampun.

Dengan demikian, warna hitam tidak cocok untuk Pakaian Jabatan. Memang kotbah adalah uraian ilmiah (akademis-ilmiah) tapi paling maksimal ia hanya dapat dipertahankan untuk pemberitaan Firman. Tidak cocok untuk pelayanan Sakramen. Warnanya yang hitam tidak cocok dengan sifat perayaan itu. Maka warnanya harus diganti dengan warna lain. Misalnya putih, merah muda atau ungu.

E. Pakaian Jabatan : Bagaimana dengan Penatua dan Diaken?
Pernah terjadi di Amsterdam diberlakukan Pakaian Jabatan bagi Pendeta, Penatua dan Diaken. Menurut Kuyper, pakaian jabatan tidak boleh berbeda. Jika tidak demikian, akan tercipta hierarkhi dalam gereja: Pendeta dengan toga lengkap, Penatua dengan toga setangah lengkap dan Diaken dengan toga seperempat lengkap. Karena itu, perlu dibuatkan juga pakaian jabatan untuk Penatua dan Diaken. *** [Ribas FM]

Sumber : Artikel Simbol-Simbol Liturgi

SHALOM
GOD BLESS YOU

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India