Selasa, 22 Maret 2011

4 Kekuatan Besar yang Dipertuhan Manusia Masa Kini (Siapakah AntiKris Zaman Ini?) - Bagian 1

Serie 1
Matius 11 : 25 � 27 --- 11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Matius 12 : 18 - 21 --- 12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. 12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. 12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. 12:21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Apa yang terlintas di pikiran anda bila mendengar kata Berhala? Kebanyakan orang memaknai berhala adalah sesuatu yang disembah, seperti misalnya patung ukiran, yang berbentuk dewa maupun yang berbentuk hewan, misalnya berbentuk naga dan symbol symbol hewan perkasa lainnya. Sesuatu yang kita per Tuhan itulah Berhala. Jadi cakupannya lebih luas dari yang sudah diuraikan di atas. Jadi Berhala itu bisa apa saja dalam hidup kita. Sesuatu yang kita per Tuhan itulah berhala?

Kalau begitu apa arti kata di PerTuhan? Dalam bahasa sederhananya memper Tuhan sesuatu adalah mengistimewakan/ memperioritaskan sesuatu/ mengasihi sesuatu lebih daripada mengasihi  Tuhan pencipta kita. Kalau saya bertanya kepada saudara : Apakah yang terpenting dalam hidup saudara? Maka akan banyak jawaban yang muncul. Tentunya tergantung dari apa yang saudara paling kasihi di dunia ini. 

Sekarang saya lanjutkan pertanyaan saya : Apakah yang paling saudara kasihi di dunia ini? Jawaban atas pertanyaan ini tentunya itulah yang akan saudara prioritaskan/istimewakan dalam hidup ini. Dan secara tidak langsung atau tanpa kita sadari kita telah memberhalakannya. 

Topik Artikel Renungan kita kali ini berjudul : 4 Kekuatan Besar Yang di PerTuhan Manusia Masa Kini. Kiranya bisa membuka mata kita akan realitas yang ada dan sekaligus melakukan koreksi, apakah kita masih ada di jalan Kebenaran yang ditunjukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. 

Ada 4 Kekuatan Besar Yang DiPerTuhan Manusia pada masa kini yakni : 1.Kekuatan IPTEK  2.Kekuatan Nafkah   3.Kekuatan Politik  4. Kekuatan Agama.  4 kekuatan ini masing masing memiliki imam (Pemimpin). Marilah kita bahas satu persatu tentang 4 kekuatan ini, yang begitu akrab dan penting dalam kegiatan sehari hari hidup kita yang mungkin tidak kita sadari telah mendominasi hidup kita 

1. KEKUATAN IPTEK
Masih ingatkah kita bahwa pada mulanya Iblis membujuk manusia pertama Adam dan Hawa di taman Eden. Apakah yang ditawarkan Iblis kepada manusia bukankah tentang buah pengetahuan  baik dan jahat? Bukankah Iblis mempunyai keinginan untuk sama dengan Allah dalam hal pengetahuan? Dan keinginan yang sama telah dijual kepada manusia pertama Adam dan Hawa. Dan ternyata jualan Iblis yang ampuh itu serta merta dibeli oleh Adam dan Hawa dan jatuhlah manusia  di dalam dosa. Maka Adam dan Hawa menjadi pengikut iblis yang pertama. Disusul kemudian oleh semua keturunannya termasuk kita sekalian yang hidup di muka bumi pada masa kini. Dan tidak ada suatu kekuatan apapun yang dapat melepaskan diri dari cengkeraman iblis itu. Iblis untuk sementara waktu diberi kekuasaan atas dunia ini sampai hari penghukuman nanti. Ia menjadi penguasa tunggal atas dunia yang telah cemar oleh dosa. Oleh sebab itu janganlah heran kalau kita membaca di Alkitab, Yesuspun ditawarkan gemerlapnya dunia ini dengan 4 kekuatan besar yang digengamnya, yang tengah kita bahas dalam judul renungan ini. 4 power ( kekuatan besar ) ini akan diberikan kepada Yesus, yang kala itu masih sebagai manusia biasa seperti kita asal mau menyembah/ memperTuhankan Iblis dan menjadi pengikutnya.

Sadarkah saudara, bahwa dunia ini adalah surga imitasi yang diciptakan oleh iblis? Iblis ingin menyamai Allah, apa bisa? Tentu saja tidak! Namun Allah yang Maha Kasih ingin melepaskan manusia dari cengkraman iblis, dengan mengutus Yesus yang telah menang dari godaan iblis itu. Tetapi sayangnya saudara,  manusia lebih memilih bersama iblis dengan tawarannya yang menggiurkan itu.  Gemerlapnya dunia seperti  kekayaan, pangkat, pujian telah membutakan manusia akan jalan keselamatan yang telah dinyatakan melalui Tuhan Yesus Kristus. Manusia lebih memilih dunia menjadi pengikut iblis ketimbang menjadi pengikut Kristus. Manusia lebih memilih surga yang instant yang ditawarkan iblis  ketimbang surga yang asli  yang harus diperoleh melalui perjuangan yang berat dan melalui penderitaan. Manusia lebih memilih keamanan (safety) daripada memilih Keselamatan (Salvation). Manusia lupa bahwa kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara dan tempat untuk kesempatan manusia untuk bertobat bagi kehidupan yang sebenarnya. Kalau kita mengamati keadaan manusia dewasa ini, bukankah manusia tetap bebal? Manusia tetap tidak bertobat, manusia tetap mengejar pengetahuan setinggi mungkin, ingin mirip bahkan sama dengan Allah dalam hal pengetahuan, dan bahkan lebih durhakanya manusia ingin mempelajari Tuhan, Tuhan dianggap sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan di dunia ini, yang dapat dipelajari dan ditaklukan. 

Apakah manusia tidak boleh memiliki pengetahuan? Tentu saja boleh!  Pengetahuan apa yang harus kita pelajari?  Yang Tuhan inginkan agar manusia memiliki pengetahuan akan ketaatan atas perintah Allah. Memang Perintah Allah tidak memberikan kepada manusia suatu kenyamanan bahkan kelihatannya suatu hal yang aneh dan tidak menarik bahkan dianggap suatu kebodohan bagi manusia. Siapakah menurut saudara di dunia ini yang memiliki kwalitas ketaatan kepada Allah? Orang pintar atau Orang bodoh ? Jawabannya dapat saudara temukan dalam kitab Injil perjanjian baru, di mana Tuhan Yesus memilih orang bodoh, orang orang kecil untuk mempermalukan orang-orang pintar. Oleh sebab itu tugas yang diberikan Tuhan Yesus bukan untuk mencari pemimpin, tetapi Ia mencari seorang hamba, yang mempunyai kwalitas ketaatan. Seperti itu pula yang diperankan oleh Yesus ketika mendapat mandat dari Allah BapaNya. Ia taat memerankan diri sebagai hamba yang taat, meskipun iblis berusaha menggagalkan dengan memberi peran lain sebagai pemimpin/ penguasa dunia, bagi dunia memilih peran sebagai hamba tidak memilih peran lain misalnya sebagai penguasa dunia, adalah suatu kebodohan. Rasul Paulus dalam surat kirimannya mengatakan bahwa : " Apa yang dikagumi manusia dibenci Allah, namun sebaliknya apa yang dihina dan dianggap suatu kebodohan bagi dunia dikagumi oleh Allah. Dan ini senafas dengan apa yang telah dilakukan oleh Kristus di dunia ini. Ia secara hurufiah mentaati perintah Allah BapaNya dengan sempurna. Ketaatan adalah bukti dari iman. Yesus bukanlah Sang Imam (pemimpin agama) tetapi Ia adalah Sang Iman (Implementator ketaatan). 

Ciri ciri seorang Hamba adalah  ketaatan pada majikan. Seorang hamba yang taat hanya melaksanakan perintah majikannya secara letterlex/hurufiah dan bukan kepintaran mentafsirkan perintah Tuhan seperti yang dilakukan oleh para imam/ ahli kitab. Tetapi seorang hamba dengan lugunya  ia melakukan saja apa yang diperintahkan oleh majikannya. Kalau Ia tidak ngerti, ia hanya menanyakan langsung kepada majikannya, ia tidak berani mentafsirkan sendiri perintah majikannya itu. Seorang hamba yang mempunyai kwalitas ketaatan, modalnya hanya takut dan taat pada majikannya. Peran itu telah diejahwantahkan oleh Yesus secara nyata dalam mengemban misi Injilnya di dunia ini. Sebagai orang orang yang mengaku sebagai pengikutNya, tentunya kita pun harus meneladani peran yang serupa, sehingga semakin hari kita makin serupa dengan Yesus Tuhan kita.

Mencermati keadaan manusia pada masa kini maka kita melihat manusia makin bertambah sombong. Dengan menguasai iptek mereka berpikir mereka dapat lari dari hukuman Allah atas dunia ini. Sejak kecil manusia dimotivasi  untuk mengejar pengetahuan setinggi mungkin, sebab manusia berpikir bahwa dengan memiliki pengetahuan mereka bisa memiliki segalanya. Seperti memiliki :  Jabatan, Kekayaan, kepopuleran. Itulah paradigm yang terbangun di dunia ini. Tapi dari sudut pandang Allah, justru kebalikannya. Orang bodohlah yang nantinya diberikan kemenangan. Yang tinggi akan direndahkan dan yang rendah akan ditinggikan! Sistim/ tatanan dunia ini memang berorientasi pada pengembangan iptek, dengan menguasai iptek manusia dapat mengukur  kwalitas dan prestasi seseorang dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam hal mencari nafkah, penentuan jabatan seseorang  tidak lepas dari seberapa besar ia menguasai iptek. Sebab itu tidaklah mengherankan zaman sekarang orang lebih memprioritaskan  penguasaan iptek menjadi tujuan hidup utama ketimbang mencari jalan kebenaran atau mencari Tuhan. Yang pada gilirannya tujuan hidup akhir manusia adalah mengejar kekayaan/ harta, uang dan kekuasaan.

Dan sayangnya tujuan hidup seperti ini sudah merambah ke dunia agama, termasuk pemeluk agama Kristen. Orang seolah olah ingin mendirikan kerajaan agama sebagai ganti kerajaan surga  yang kelihatannya tidak menarik untuk diperjuangkan. Mereka mengejar pengetahuan agama, menjadi pakar pakar agama, dan tentu saja orang orang tersebut umumnya menerima banyak pujian atas kepintarannya mentafsirkan agama yang dianutnya. Pada zaman Yesus hal ini juga pernah terjadi, semula banyak orang berduyun-duyun menjumpai Yesus, tetapi setelah mengetahui visi/misi Yesus yang berlawanan dengan aspirasi keinginan mereka, maka mereka berangsur angsur meninggalkan Yesus, dan hanya tersisa 12 murid yang tetap setia mengikut Yesus. Diantara orang orang yang meninggalkan Yesus tercatat ada beberapa parisi/ ahli kitab. Dan Alkitab juga mencatat alasan mereka meninggalkan Yesus. Adalah karena mereka ingin mendapat pujian manusia.

Bukankah suatu realitas di dunia ini bahwa dalam memilih orang selalu didasarkan pada pengetahuan/kepintaran. Dengan menjadi ahli/pakar dibidangnya maka orang akan mendapatkan jabatan yang tinggi dengan bayaran yang tinggi pula. Bukankah hal ini juga sudah merambah di dunia agama?

Pemaparan lebih lanjut tentang 3 kekuatan lainnya akan dilanjutkan pada serie renungan ini bagian II kiranya anda tetap mau mengikuti terus uraian topic bahasan ini pada bagian yang kedua. Amin.*** [By. Ev. Andereas Dermawan]

SHALOM

Minggu, 20 Maret 2011

Kematian Yudas Iskariot

kematian yudasYudas Iskariot (tewas sekitar 29�33, Ibrani ????? ????????? Y?h�?ah ?Κ-q?riyy�?), anak Simon Iskariot (Yohanes 6:71), dia juga termasuk salah seorang dari dua belas rasul yang dipilih oleh Yesus Kristus, dan dia bertugas sebagai bendahara (Yohanes 12:6, 13:29).

Matius mencatat (27:5) bahwa Yudas mati menggantung dirinya. Sedangkan Lukas menyampaikan bahwa Yudas jatuh tertelungkup dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar (1:18). 


Matius 27:5 Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.
Kisah Para Rasul 1:18 -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
Bagaimanakah tentang ketidaksamaan kesaksian ini? Menurut sebuah tradisi tua yang kiranya tepat, tanah tempat Yudas menggantung dirinya terletak di lembah Ge-Hinnom. Keselarasannya bisa saja diduga sebagai berikut : Yudas menggantung diri yakni pada sebuah pohon di tebing yang curam mengarah ke lembah Hinom. Entah cabang pohon itu yang patah atau tali gantungannya yang putus, yang jelas Yudas jatuh tertelungkup sehingga tubuhnya kemungkinan terkoyak-koyak. Dari penelitian terhadap daerah lembah Hinom diketahui bahwa dasar lembah itu berbatu-batu dengan batu-batu karang bertingkat-tingkat hampir tegak lurus setinggi 7,5 m - 12 m. Besar kemungkinan ketika terjatuh dari gantungan, tubuh Yudas menghantam salah satu karang bergerigi sehingga seperti disaksikan oleh Lukas - perutnya terbelah dan isi perutnya tertumpah keluar. Tanah itu disebut Hakal-Dama yang artinya Tanah Darah  yang sebelumnya disebut Tanah Tukang Periuk (Mat 27:7-8; Kis 1:20).

Bagaimanapun, keselarasan ini hanya dugaan, sebab kesaksian hal kematian Yudas tidak secara rinci tertulis di dalam Alkitab. Kesaksian bahwa "menggantung diri" dan "jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar" sudah cukup untuk menyampaikan bagaimana Yudas mati dengan cara mengenaskan. Bukankah Tuhan Yesus pernah berkata : "Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" (Luk 22:22; Mat 26:24; Mrk 14:21)? Dan tentang cara kematian Yudas yang mengerikan ini secara keras dan gamblang disebutkan bahwa Yudas "telah jatuh ke tempat yang wajar baginya" (Kis 1:25) --**HEP**

Rendah Hati | Konkordansi

RENDAH HATI

Mazmur  22:27
Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! 
Mazmur  25:9
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.

Mazmur  34:3
Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

Mazmur  37:11
Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.

Mazmur  69:33
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!

Mazmur  149:4
Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

Amsal  3:34
Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.

Amsal  11:2
Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.

Amsal  16:19
Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak.

Amsal  29:23
Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.

Yesaya  57:15
Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

Mikha  6:8
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Zefanya  2:3
Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN.

Zefanya  3:12
Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama TUHAN,

Matius  11:29
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Kisah Para Rasul  20:19
dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.

II Korintus  7:6
Tetapi Allah, yang menghiburkan orang yang rendah hati, telah menghiburkan kami dengan kedatangan Titus.

Efesus  4:2
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Filipi  2:3
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

Yakobus  4:6
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

I Petrus  3:8
Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,

I Petrus  5:5
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
-----


KERENDAHAN HATI

Amsal  15:33
Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.

Amsal  18:12
Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

Amsal  22:4
Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.

Zefanya  2:3
Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN.

Kolose  3:12
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
-----


MERENDAHKAN HATIMU

Ulangan  8:2
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Ulangan  8:3
Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
-----


DIRENDAHKAN-NYA HATI

Ulangan  8:6
dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya.


_ � _ �**HEP**� _ � _

Didamaikan-Nya | Amsal 16:7

Kartu Firman Tuhan | 25



http://infosituskristen/blogspot.com
Kartu Firman Tuhan 25 | Amsal 16:7

**HEP**



?|| PREVIOUS : Bilangan 12:8

Sabtu, 19 Maret 2011

Aku Tidak Puas.

tidak puas
Saya terhenyak. Bukan baru satu kali kejujuran ini membahasa di bibir sesamaku manusia,  suami ataupun istri.  "Ia tidak menggairahkan lagi", di lain pihak, "Ia tidak bergairah lagi kepada saya". Namun juga, "Ia sudah tidak berdaya, sementara saya masih membutuhkan kepuasan itu". Dan seakan tergesa-gesa, satu per satu berucap sama, "Bagaimanapun saya masih manusia daging, Bu", demikian kalimat yang selalu membuntut, seolah hendak menyumbat bibir yang siap untuk menyanggah.

Entah, apakah acara tersebut masih ada atau tidak, saya pernah menyaksikan suatu tayangan reality show  di salah satu station TV tentang hancurnya banyak rumah tangga oleh karena faktor ini, yakni ketidakpuasan biologis, entah dari pihak istri terhadap suaminya, pun sebaliknya. Kalau begitu hal ini bukan persoalan sepele, sebab ternyata ini sanggup membelah keutuhan banyak rumah tangga, dan terbukti.

Saya pun tidak menyepelekan hal ini, lebih tepatnya, saya tidak menyepelekan rasa mereka. Manusia memerlukan kesehatan tubuh, jiwa dan roh : sehat tubuh, sehat jiwa, dan sehat rohani.  Para ahli kesehatan tubuh dan jiwa di bidang ini juga telah luar biasa menuntun mereka yang ada dalam pergumulan ini kepada jalan keluar untuk setiap detil keluhan di balik tirai kerja mereka masing-masing. Mereka diberi karunia untuk itu, dan sebagian besar dari mereka telah mengerjakan karunia itu dengan baik. Tapi kini satu per satu mereka ada di hadapanku ....

Roh Kudus mengingatkan aku akan firman-Nya melalui tulisan Rasul Paulus:
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (Kolose 3:2)
"But we are still in here, Lord, in the world.", bibir hatiku. Lagi di pikiranku, Ia mengucap firman yang dulu Ia sampaikan kepada murid-murid-Nya:
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yohanes 14:27).
Dan "Ya, engkau dan mereka masih ada di sini, di dalam dunia ini. But, you are not alone. You are still in here with Me, with My peace. Let your minds thinks about these.". Ya, let our minds thinks about these.

Damai sejahtera yang Ia berikan TIDAK SEPERTI yang diberikan oleh dunia ini. Kalau demikian, dengan damai sejahtera-Nya ini saja CUKUP. Tidak mungkin lagi ada rasa tidak puas dalam damai sejahtera-Nya.  Tapi ini akan dipandang teoritis belaka oleh siapapun juga selama ia sendiri tidak mengecap damai sejahtera itu. Ibaratnya dua orang berada di kaki gunung yang tinggi. Salah seorang memutuskan untuk mulai mendaki sedangkan rekannya hanya diam di tempat. Yang satu telah melangkah jauh bahkan berhasil mencapai satu titik ketinggian. Dari ketinggian itu ia berteriak kepada rekannya di kaki gunung, "Lihat, betapa indahnya  pemandangan ini." Rekannya hanya dapat menjawab, "O ya?". Hanya orang yang mencapai titik itulah yang akan dapat melihat keindahan yang ia lihat. Selama seseorang tidak mencapai titik itu, maka keindahan itu hanyalah bayangan belaka.

So, what's the point? Trying to reach the peace then you'll get KEPUASAN untuk semua ketidakpuasan dari dunia ini. Akan menjadi suatu kemustahilan atau teoritis belaka bila kita tidak mencapai DAMAI SEJAHTERA yang Ia berikan kepada kita. Bagaimana caranya? Bukankah damai sejahtera itu telah diberikan, lalu mengapa mesti harus dikejar lagi? Perhatikanlah bahwa perkataan Yesus tentang damai sejahtera ini menyatu dengan perkataan-Nya yang lain tentang Roh Penghibur (Yoh 14:15-31). Roh Penghibur ini diberikan kepada kita, diam di dalam kita oleh iman kepada Yesus Kristus (a.l. Kis 2:38; Ef 3:17). Tapi sayangnya, tidak selalu kita berjalan bersama dengan Dia. Bagaikan orang yang mendapat hadiah sebuah mobil namun ia tidak pernah menggunakan mobil itu, maka sekalipun mobil itu ada tapi itu tidak memberi fungsi apa-apa bagi pemiliknya. Demikian juga orang-orang Kristen memiliki Roh Kudus tetapi Roh Kudus tidak disertakan dalam setiap aspek hidup pemilik-Nya atau jika disertakan itu hanya sewaktu-waktu maka hasilnya seolah-olah ketika diperlukan Ia ada, ketika tidak diperlukan Ia lenyap. Bagaimana kita mengerti dan mengecap damai sejahtera itu jika begini cara kita hidup bersama Roh Penghibur itu?

Galatia 5:16-17; 24-25
5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Hanya ini jawaban untuk semua ketidakpuasan daging, yakni hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh.  Berilah ruang yang besar-besarnya bagi Roh itu dalam setiap gerak hidup Anda. Bangun dan bina hubungan pribadi dengan Tuhan. Intim dengan Dia. Pelihara komunikasi dengan Dia, yaitu doa dan membaca firman Tuhan. Hidup dipimpin oleh Roh "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus" (2 Korintus 10:5), maka kita hidup di bumi dengan perspektif sorgawi (Kolose 3:2, terkutip di atas).  Ini mengubah cara pandang kita terhadap semua upaya dan kenyataan hidup kita : kerja, usaha, sekolah, aktivitas, sosialitas, kekayaan, kemiskinan, persekutuan, rumah tangga, derita sakit, dsb, bahkan sampai kepada hal hubungan seksual suami dan istri. Tidak dapat dijelaskan kecuali bila Anda mengecapnya sendiri. Keinginan itu bukan lenyap dari hidup saudara, tetapi tidak terpenuhinya kebutuhan itu tidak sedikit pun melelehkan cinta Anda kepada suami/istri Anda. Anda dapat menerima keadaan itu apa adanya dengan sama sekali tidak membuat Anda merasa tidak puas. Segala sesuatu akan cukup bagi Anda. Ini luar biasa dan mungkin dipandang mustahil, tetapi sekali lagi Anda tidak akan melihat keindahan pemandangan di puncak bila Anda tidak pernah sampai ke puncak itu.

Jadi bagaimana? Bila mereka datang kepada saya untuk mencari jawaban guna memuaskan keinginan daging, maka mereka tidak akan menemukan jawaban apapun bahkan mereka akan pulang dengan kecewa. Salah seorang ada yang bertanya, "Kalau saya sudah belajar hidup di pimpin Roh, apakah saya dapat meminta kepada Tuhan untuk memulihkan ketidakmampuan suamiku?" Saya tersenyum, lalu mengatakan "Mengapa tidak?".  Itu kurang lebih 1 1/2 tahun yang lalu. Dan beberapa minggu yang lalu kami bertemu di suatu acara. Melihat saya, dari jauh senyumnya sudah terlihat mengembang di bibirnya. Ia mendekati saya. Sesaat setelah mengungkapkan sukacita bertemu kembali, saya menggoda dia dengan bertanya, "Bagaimana, sudah minta kepada Tuhan?" Tanpa lebih jauh menjelaskan, ia sudah mengerti. Tampak tersenyum malu, ia berbisik "Tidak lagi, bu". "Maksudnya?", tanyaku. "Saya sudah melihat keindahan pemandangan itu" dengan wajah sukacita. Ia telah mengecap damai sejahtera yang tidak diberikan oleh dunia ini. Demikianlan, "Hanya dekat Allah saja aku tenang" (Mazmur 62:2a)


Tapi ini belum berakhir, sebab keinginan itu tidak lenyap. Celah sedikit saja dapat menarik kita kembali kepadanya. Beberapa orang dengan jujur menjalani pengobatan dan terapi dan belajar banyak untuk meraih hasratnya ini. Rasul Paulus juga berkata : "Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu." (1 Korintus 7:9). Bila hawa nafsu itu masih begitu kuat, maka usaha yang mereka lakukan itu menjadi tindakan bijaksana. Namun satu hal yang harus diinsafi adalah ketidakkekalan kita manusia. Maka tanpa dipimpin oleh Roh kepuasan itu pun berbatas jua. Dan dosa pun sudah mengintip di depan pintu.--**HEP**

Jumat, 18 Maret 2011

Mengapa Ada Begitu Banyak Perbedaan Penafsiran di antara Orang Kristen?

Alkitab mengatakan bahwa ada �satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,� (Efesus 4:5). Ayat ini menekankan kesatuan yang seharusnya ada dalam Tubuh Kristus karena kita didiami oleh �satu Roh� (ayat 4). Dalam ayat 2 (Efesus) Paulus menyerukan kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran dan kasih � semuanya adalah hal yang diperlukan untuk mempertahankan kesatuan. Menurut 1 Korintus 2:10-13, Roh Kudus mengetahui pikiran Allah (ayat 11), yang diungkapkanNya (ayat 10) dan diajarkanNya (ayat 13) kepada orang-orang yang didiamiNya. Pekerjaan Roh Kudus yang demikian disebut pencerahan.

Dalam dunia yang sempurna, setiap orang percaya akan dengan sungguh-sungguh mempelajari Alkitab (2 Timotius 2:15) dengan sikap doa dan bergantung pada pencerahan Roh Kudus. Sayangnya, ini bukan dunia yang sempurna. Tidak setiap orang yang memiliki Roh Kudus betul-betul mendengarkan Roh Kudus. Ada orang-orang Kristen yang mendukakanNya (Efesus 4:30). Tanyakan kepada pendidik � bahkan guru yang paling baikpun memiliki sejumlah murid yang suka membangkang yang tidak mau belajar apapun yang dilakukan oleh guru tsb. Jadi salah satu penyebab mengapa orang memiliki penafsiran yang berbeda terhadap Alkitab adalah karena ada orang-orang yang tidak mau mendengarkan sang Guru.

Berikut ini adalah beberapa alasan lain mengenai perbedaan yang luas antara mereka yang mengajarkan Alkitab:

1. Ketidakpercayaan.
Faktanya adalah banyak yang mengklaim sebagai orang Kristen namun belum pernah dilahirkan kembali. Mereka mengenakan label �Kristen,� namun tidak pernah ada perubahan hati. Banyak yang mengajarkan Alkitab tanpa percaya bahwa Alkitab itu benar adanya. Mereka mengaku berbicara bagi Allah, namun hidup dalam keadaan tidak percaya. Kebanyakan penafsiran salah timbul dari sumber-sumber ini.

Adalah tidak mungkin untuk seorang yang tidak percaya untuk menafsirkan Alkitab secara benar. �Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,� dan ia tidak dapat memahaminya,� (1 Korintus 2:14). Seorang yang belum diselamatkan (seseorang yang tidak memiliki Roh Kudus) tidak dapat memahami kebenaran Alkitab. Dia tidak memiliki pencerahan. Selanjutnya, menjadi pendeta atau teologpun tidak menjamin keselamatan seseorang.

Sebuah contoh kekacauan yang dihasilkan oleh ketidakpercayaan dapat dilihat dalam Yohanes 12:28-29. �Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." Setiap orang mendengar hal yang sama, -pernyataan yang jelas dari surga- namun setiap orang mendengarkan apa yang mereka mau dengar.

2. Tidak adanya pelatihan.
Rasul Petrus memperingatkan mereka yang �memutarbalikkan� kitab Suci. Dia mengatakan bahwa pengajaran mereka yang salah terjadi, salah satunya karena mereka �tidak memahaminya� (2 Petrus 3:16). Timotius diberitahu untuk �Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu� (2 Timotius 2:15). Tidak ada jalan pintas untuk penafsiran yang tepat, kita harus belajar.

3. Hermeneutika yang salah.
Banyak kesalahan disebarluaskan hanya gara-gara gagal menerapkan hermeneutik (ilmu penafsiran Alkitab) yang tepat. Tidak mempertimbangkan konteks langsung dari suatu ayat dapat sama sekali merusak maksud dari ayat tsb. Mengabaikan konteks yang lebih luas dari pasal dan kitab, atau tidak memahami konteks historis/budaya juga dapat menimbulkan masalah.

4. Mengabaikan keseluruhan Firman Allah.
Apollos adalah seorang pengajar yang berkuasa dan fasih, namun dia hanya mengenal baptisan Yohanes. Dia tidak tahu mengenai Yesus dan keselamatan yang tersedia sehingga berita yang dikabarkannya tidak lengkap. Akwila dan Priskila �dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah� (Kisah 18:24-28). Beberapa kelompok dan pribadi saat ini memiliki berita yang tidak lengkap karena mereka memusatkan perhatian pada bagian-bagian tertentu dari Firman Allah dan mengabaikan yang lain. Mereka gagal membandingkan ayat yang satu dengan ayat lainnya.

5. Mementingkan dan membanggakan diri.
Patut disayangkan, banyak penafsiran Alkitab adalah berdasarkan prasangka pribadi dan doktrin-doktrin kesayangan. Beberapa orang menemukan kesempatan untuk mempromosikan diri sendiri dengan mempromosikan �perspektif baru� mengenai Alkitab. Coba lihat gambaran para pengajar palsu dalam surat Yudas.

6. Tidak dewasa.
Ketika orang-orang Kristen tidak menjadi dewasa sebagaimana seharusnya, cara mereka menangani Firman Tuhan terpengaruh. � Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, � Karena kamu masih manusia duniawi� (1 Korintus 3:2-3). Orang Kristen yang tidak dewasa tidak siap untuk �makanan keras� Firman Allah. Perhatikan bahwa bukti dari keduniawian orang-orang Korintus adalah perpecahan dalam gereja mereka (ayat 4).

7. Penekanan yang berlebihan kepada tradisi.
Beberapa gereja mengaku percaya pada Alkitab, namun penafsiran mereka selalu disaring melalui doktrin yang sudah diterima oleh gereja mereka. Ketika tradisi dan pengajaran bertentangan, tradisi dimenangkan. Ini secara efektif menghapuskan otoritas Firman Allah dan mengagungkan kepemimpinan gereja.

Untuk hal-hal yang hakiki, Alkitab sudah amat jelas. Tidak ada yang perlu diragukan mengenai keillahian Kristus, realita surga dan neraka, keselamatan oleh anugrah melalui iman. Pada hal-hal yang kurang penting, pengajaran Alkitab tidak sejelas itu, dan hal ini menghasilkan perbedaan penafsiran. Misalnya, kita tidak memiliki perintah langsung dari Alkitab mengenai frekwensi perjamuan kudus atau struktur pemerintahan gereja atau jenis musik apa yang digunakan. Orang-orang Kristen yang jujur dan tulus dapat memiliki penafsiran yang berbeda mengenai ayat-ayat yang berhubungan dengan hal-hal sepele.

Yang penting adalah bersikap dogmatik ketika Alkitab dogmatik dan jangan menjadi dogmatik ketika Alkitab tidak dogmatik. Gereja seharusnya mengikuti teladan yang ditinggalkan kepada kita oleh gereja mula-mula di Yerusalem. �Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa� (Kisah 2:42). Ada kesatuan dalam gereja mula-mula karena mereka bertekun dalam pengajaran para rasul. Ketika kita kembali kepada pengajaran pada rasul, dan meninggalkan doktrin-doktrin lain, serta kepalsuan dan tipu muslihat yang sudah menyusup ke dalam gereja, akan ada lagi kesatuan dalam gereja.*** [Sahabat]

Kamis, 17 Maret 2011

Musiknya Oke | Humor Kristiani

Pak Pendeta menanyai anaknya yang kecil mengenai ibadah yang baru saja dilayaninya.
Pendeta 
Bagaimana kebaktiannya tadi?"
Anak
Musiknya oke. Tapi, iklannya membosankan.� 

?|| PREVIOUS : Humor 6

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India