Kamis, 03 Maret 2011

Apa Arti Segambar Dengan Allah?

Segambar Allah
Artikel ini diharapkan dapat membantu para orang tua dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan anak seputar iman Kristen. Isi penjelasan bersifat dasar sehingga dapat dipahami oleh orang tua terlebih dahulu untuk selanjutnya disampaikan kepada anak dengan bahasa orang tua sendiri. Mohon menghindari kata-kata sulit dan tidak berusaha menjelaskan lebih dari kemampuan daya serap anak. Penjelasan di sini berlaku untuk tahapan awal pengetahuan anak akan iman Kristen. Tidak usah terburu-buru membebani anak dengan muatan-muatan teologis yang dibahas pada tingkatan orang dewasa.  Catatan: pada artikel ini, kalimat langsung orang tua dan anak direpresentasikan dengan "Mama" dan "Ade".


APA ARTINYA SEGAMBAR DENGAN ALLAH?
Kejadian 1:27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Penjelasan: 
Mulailah dengan pertanyaan, "Menurut Ade, mama ini orangnya bagaimana?". Kalau Anak memberikan jawaban atas pertanyaan Anda di atas dengan menyebutkan hal-hal mengenai keadaan fisik tubuh Anda, Anda harus mengatakan bahwa bukan itu yang Anda maksudkan, melainkan sifat-sifat Anda (kepribadian Anda). Contohkan dengan menyebutkan HANYA sifat-sifat yang baik dari Anak -- CATATAN: di sini Anda diharuskan untuk tidak menyebutkan sifat yang buruk dari anak, jadi hanya yang baik dari dirinya, -- misalnya, "Ade itu anak yang baik, tidak pelit, rajin membantu mama, suka menolong orang lain, suka membaca Alkitab, selalu berdoa, tidak sombong, menaruh hormat kepada orang tua", dsb. Semakin banyak menyebutkan apa yang baik dari diri sang Anak, maka  akan semakin baik menggiring pikiran Anak untuk mengenali tentang sifat-sifat yang baik pada diri manusia. Kalau ia sudah mengerti maksud Anda, kembalilah mengajukan pertanyaan yang sama di atas. "Nah sekarang, menurut Ade, mama ini  orangnya bagaimana?" Dari contoh jawaban yang Anda sudah sampaikan itu, Anak akan mulai memikirkan apa yang baik dari sifat Anda.

Setelah ia menguraikan pandangannya tentang segala yang baik dari diri Anda, maka tibalah waktunya bagi Anda menjelaskan, bahwa demikianlah juga yang dimaksud dengan "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya", bahwa TUHAN Allah menciptakan manusia dengan sifat-sifat yang baik seperti yang dimiliki  oleh Allah. TUHAN Allah menciptakan manusia yang baik seperti Allah itu baik (mis. Mzm 25:8). TUHAN menciptakan manusia itu pengasih seperti Allah itu Pengasih (mis. Mzm 111:4). TUHAN Allah menciptakan manusia yang rajin, seperti Allah itu rajin (Yoh 5:17), dll. TUHAN Allah tidak menciptakan manusia yang jahat, tetapi manusia yang baik.

Jadi segambar dengan Allah BUKAN DALAM ARTI serupa secara fisik,  misalnya hidungnya manusia sama dengan hidung-Nya Allah, warna kulit manusia sama dengan warna kulit Allah, perawakan tubuh manusia sama dengan tubuh Allah, gigi manusia sama dengan gigi Allah, dsb. Tidak seperti itu. Entah tubuh manusia itu  pendek atau tinggi, kurus atau gemuk, pesek atau mancung, ompong atau tidak ompong, hitam atau putih, dsb, semuanya diciptakan TUHAN untuk melakukan apa yang baik dalam pandangan-Nya. Oleh sebab itu TUHAN Allah menciptakan manusia segambar dengan Dia. TUHAN Allah ingin memperlihatkan semua kebaikan diri-Nya di dalam diri manusia ciptaan-Nya. Kalau semua manusia melakukan apa yang baik yang diberikan TUHAN kepadanya, maka manusia mencerminkan kehadiran Allah di dalam dunia.  Meski TUHAN Allah tidak kelihatan karena Ia Roh (Yoh 4:24), tapi sifat-sifat Allah yang baik itu kelihatan pada diri manusia. Jadi segambar deh manusia dengan Allah, iya kan?
Contohnya:
Suatu ketika bapak Kostor mendapat sakit. Karena sedang sakit, bapak Kostor tidak bisa mengerjakan tugasnya. Ia tidak bisa membersihkan dan menata gedung gereja untuk ibadat di Hari Minggu. Namun, di Hari Minggu itu gereja tampak bersih dan tertata seperti biasanya saat bapak Kostor sedang tidak sakit. Loh, siapa yang melakukan itu semua, bukankah bapak Kostor sedang sakit? Ternyata yang membersihkan dan menata ruang ibadat itu adalah Anton, anak bapak Kostor.  Perhatikanlah, bahwa Anton melakukan persis seperti apa yang dilakukan papanya, maka hasilnya adalah seolah-olah papanyalah yang mengerjakan semuanya itu. Padahal yang melakukan itu adalah Anton, bukan papanya. Dengan demikian Anton segambar dengan papanya, yakni terpanggil untuk melayani Tuhan dengan mempersiapkan rumah TUHAN untuk dipakai beribadat.
Begitu juga dengan maksud firman Tuhan bahwa manusia diciptakan "menurut gambar Allah", yakni meski TUHAN Allah tidak kelihatan, tetapi manusia-manusia ciptaan-Nya akan memperlihatkan Allah di dalam dunia  dengan manusia melakukan apa yang baik dan berkenan kepada Dia.--**HEP**

Susah Tidur | Humor Kristiani

Seorang pasien mengeluh susah tidur.
Dokter :  Ini ada tiga jenis pil yang Anda harus minum 1 pil sejam sebelum tidur.
               Anda pasti akan tidur dengan mimpi-mimpi yang indah.
Pasien :  Harus 1 pil ya, dok? Kalau aku minum 2 pil sekalian?
Dokter :  Anda akan bermimpi bertemu Luna Maya, Dewi Persik, dan Jupe.
Pasien :  Waow .... Kalau aku minum 3 pil ini sekalian, dok?
Dokter :  Anda akan langsung bertemu Abraham, Ishak dan Yakub!!!
Pasien :  ???!!!!

?|| PREVIOUS : Humor 1

Permintaan Terakhir | Humor Kristiani


Seorang pembunuh duduk di kursi listrik dan akan dieksekusi. 
"Apa kamu punya permintaan terakhir?�, tanya seorang pendeta.
"Ya," jawab si pembunuh. "Maukah bapak memegang tanganku?"

Ceria yuk!

Rabu, 02 Maret 2011

Cermin Diri | Yohanes 7:24a

Ini anjing atau singa?





"Anjing Mirip Singa Asal Dari Tibet"
From: InMyMystery; To: engglina's Inbox; 
Sumber:
http://zonapencarian.blogspot.com/2010/08/anjing-asal-tibet-yang-mirip-dengan.html 

Yohanes 7:24a
"Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak" 

Penampilan fisiknya saja serupa dengan singa,
tapi mereka adalah anjing.
Anjing-anjing ini tidak dengan sengaja berdandan serupa singa,
tetapi sudah demikianlah kondisi fisik
yang dikaruniakan Sang Khalik kepada mereka.

Demikian juga manusia.
Ada manusia yang secara fisik;
baik postur tubuhnya atau guratan wajahnya
terlihat seperti seorang yang jahat.
Tetapi sesungguhnya ia tidak sejahat tampilan fisiknya.


Nah, sekarang lihat gambar di bawah ini : 
 

Ini adalah seekor kucing.
Rupa fisiknya pun sesuai dengan umumnya binatang kucing.
Tetapi ketika ia bercermin,
ia melihat dirinya adalah seekor singa.

Ada manusia yang dari tampilan fisik tampak tidak berbahaya.
Hanya "seekor kucing".
Tapi ternyata ia tidak sejinak itu.
Ia sesungguhnya jauh lebih berbahaya dari seekor anjing.

Matius 23:28
Demikian jugalah kamu,
di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang,
tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Amsal 27:19
Seperti air mencerminkan wajah,
demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.


Oleh sebab itu,
"Jangan memandang buku dari sampulnya"
karena,
 "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi TUHAN melihat hati."
(1 Sam 16:7)
  ------

?|| PREVIOUS : Mazmur 121:3b

Ilustrasi Kristiani | Pelajaran Tentang Kasih

Seperti biasa di hari Minggu yang kunantikan, berjalanlah aku menuju ke rumah-Nya. "Selamat pagi", demikian  jemaat saling menyapa di pelataran gedung gereja yang kian hari kian bertambah megah. Di sisi kanan pintu gereja, seorang bapak tua berbaju sungguh dekil berdiri menyandar ke tembok. Topi 'koboi' tua menutupi wajahnya. Celana panjang yang dikenakannya tampak sesak baginya. Sepatunya .... ah, biasalah .... ,  orang-orang serupa bapak ini ada di mana-mana. Mereka hanya orang-orang malas yang tidak mau berjuang keras untuk hidup. Kerja mereka hanya menanti belas kasihan orang. Berharap apa ia di sini? Pikiranku membedah hidup orang itu seiring langkah kakiku memasuki gedung gereja. Tak ada yang menyapa orang itu. Aku pun tidak.

Lonceng berbunyi. Kami serentak berdiri. Satu kidung pujian melantun di bibir kami dan ...... hei, bapak tua yang tadi berdiri di dekat pintu gereja itu berjalan masuk ke arah mimbar. Mau apa dia? Semua mata memandangnya. Ia naik ke mimbar, melepaskan topinya dan haahh???? Bapak Pendeta! Beliau adalah Pendeta Tua di gereja ini. Apa maksud beliau?

Kidung pujian telah berakhir. Semua diam terpaku bukan seperti biasanya, melainkan terpaku memandang beliau. Dan beliau pun berbicara, "Haruskah aku memakai jubah seorang Pendeta untuk membuktikan bahwa aku adalah seorang Pendeta? Tidak. Demikian pula, haruskah seseorang membuktikan kepada kita terlebih dahulu bahwa ia memang layak untuk dikasihani supaya kita dapat mengasihani dia? ... "

ilustrasi kristenSemula aku tidak mengerti dengan ucapan beliau ini. Tapi kini aku mengerti. Di kota kami ini banyak ditemui orang-orang serupa penampilan bapak Pendeta ketika itu. Entah benar atau tidak, banyak orang berkata bahwa mereka hanyalah para penipu. Mereka hanyalah orang-orang malas yang hanya ingin melanjutkan hidup dari hasil kerja orang lain (sedekah). Dan itu pikiranku pula. Pemikiran ini justru membuatku berhenti untuk perduli. Tanpa aku sadari, aku telah membuat suatu aturan untuk sebuah kasih, bahwa kasihku hanya akan berlaku terhadap orang yang dapat membuktikan bahwa ia layak menerima kasihku. Kasih menjadi rumit, memerlukan kajian dan pembuktian. Dan aku telah keliru. Kewajibanku kepada sesama adalah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mat 22:39). Hanya "mengasihi" bukan "menilai" orang yang harus aku kasih. 

Kini kasihku beroleh ruangnya dalam hidupku. Kota ini tetap dipenuhi dengan orang-orang dengan penampilan tak berpunya. Tapi kini aku tidak lagi memandang mereka seperti dulu aku pernah memandangnya. Kini mereka semua layak untuk aku kasihi. Mereka menipu atau tidak, mereka malas ataupun tidak, itu bukan bagianku. Itu bagian Tuhan. Bagianku adalah mengasihi mereka dengan kasih yang tulus. Tidak selalu aku memiliki sesuatu benda untuk aku berikan kepada mereka. Tetapi aku selalu punya kasih yang tidak lagi berbatas bagi mereka. Aku punya senyum untuk menghangatkan jiwa mereka. Aku punya salam "Selamat pagi/siang/malam" menyapa hari-hari hidup mereka. Aku punya tangan yang tak jijik menyentuh pundak mereka. Ah, tak pernah aku sebahagia ini. Ternyata, kasih membuatku berarti bagi orang lain. Terimakasih Tuhan.--**HEP**

Selasa, 01 Maret 2011

Pengampunan yang Dibatalkan | Matius 18:21-35

Perumpamaan Tentang Pengampunan


Matius 18:21-35

18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.

Pertanyaan Petrus ini menarik, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?", lalu ia lanjut, "Sampai 7 kali?". (21) Lumayan juga batas toleransi yang dipatok oleh Petrus, 7 kali, dibandingkan dengan yang umumnya kita tetapkan. Berapa itu?  3 kali. Cukup 3 kali! Setelah itu? Tiada maaf bagimu! Tetapi Yesus menyampaikan yang seharusnya: "70 x 7 kali" (22). Waow! Banyak kali ...

Orang Yahudi memandang angka 7 adalah angka yang menunjuk kepada kesempurnaan. Lihat saja bagaimana Alkitab diwarnai dengan banyak angka ini a.l : Kej 2:2-3; 29:18; 31:41; 41:29-30; Im 26:17, 28; Yos 6:3; Mzm 90:10; Ams 6:31; Dan 6:31, Wahyu, dll. Petrus pun di sini menggunakan angka 7, yakni jumlah yang dipandangnya sudah sempurna untuk tindakan mengampuni. Lalu Yesus juga menggunakan angka 7 itu sebagaimana yang diajukan oleh Petrus, tetapi yang sudah sempurna itu jangan hanya 1 x. Mengampuni itu harus secara total, "dengan segenap hatimu" (35). Tidak setengah hati. Dan itu tidak berbatas. 70 itu sepuluh kali tujuh: penuh. Jadi pengampunan yang sepenuh hati itu selalu dan selalu harus kita lepaskan bagi orang yang bersalah kepada kita. Tidak boleh ada yang tidak kita ampuni. Kalau 10 orang yang bersalah kepada kita, maka 10 orang itu harus diampuni (genap, full). 10 kali ia bersalah, 10 kali pula kita mengampuni dia (genap, full). Lalu Yesus menegaskan melalui perumpamaan-Nya bahwa ini adalah suatu keharusan. Mengapa harus?

Harus, karena kita pun sudah diampuni Bapa oleh pengorbanan Yesus di kayu salib. Kita (Hamba I) sudah diampuni oleh Bapa (Raja). Maka kita wajib mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita (Hamba II).  Dosa kita di hadapan Allah amat besar (10.000 talenta - ay 24) dari pada kesalahan orang lain kepada kita.

1 Talenta = kl. 6000 Dinar
1000 Talenta = kl. 60.000.000 Dinar (60 juta Dinar)
1 Dinar = kl. Rp. 750,-
60 juta Dinar (= 1000 Talenta) = kl. Rp. 45.000.000.000 (Rp. 45 Miliar)
Utang (dosa) Hamba I sebesar Rp. 45 M ini diampuni oleh Raja. Ia dibebaskan dari hukuman yang seharusnya ia jalani kalau ia tidak diampuni. Namun kita yang sudah diampuni sedemikian besarnya oleh Allah kemudian tidak mau mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita (100 Dinar - ay 28).
1 Dinar = kl. Rp. 750,-
100 Dinar = Rp. 75.000,-
Lihat perbandingan yang dibuat Yesus untuk menggambarkan betapa besarnya dosa kita dibandingkan dengan kesalahan orang lain terhadap kita (Rp 45 M Vs Rp. 75.000). Kesalahan sesama manusia kepada kita dengan ukuran ini adalah 600.000 (enam ratus ribu) kali lebih kecil dari dosa kita sendiri  dan itu berkenan diampuni oleh Allah. Atau kalau dihitung dengan ukuran berat (1 Talenta = 3000 Syikal = kl 34 kg), maka berat dosa kita adalah 340 Ton dan berat kesalahan orang lain kepada kita hanya  0, 57 kg. Maka adalah tepat bagi sang Raja untuk membatalkan pengampunan yang sebelumnya telah diberikannya dengan cuma-cuma. 

Sebagai orang-orang yang sudah menerima pengampunan karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan kita, maka kepada kita Yesus tegaskan bahwa pengampunan itu hanya akan berlaku tetap bagi orang yang juga mau mengampuni orang lain yang bersalah kepadanya. Jika tidak? Jika tidak:

"Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." (35)
Sebagaimana pengampunan Raja kepada Hamba I dibatalkan (hamba yang tidak mau mengampuni), maka pengampunan yang sudah diberikan TUHAN Allah kepada kita pun akan dibatalkan apabila kita tidak mau mengampuni sesama kita yang bersalah kepada kita. Yang tadinya,  oleh karena pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib kita menjadi tidak harus dipenjara karena dosa-dosa kita, namun karena kita tidak mau mengampuni orang lain, maka pengampunan Allah itu dibatalkan bagi kita dan kita harus menjalani hukuman yang memang seharusnya kita jalani.
Matius 6: 14-15 --- (14) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. (15) Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga TIDAK AKAN mengampuni kesalahanmu."
Oleh karena itu Yesus mengajarkan kita berdoa:
Matius 6:12 Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, SEPERTI KAMI JUGA mengampuni orang yang bersalah kepada kami.
"Seperti kami juga" berarti ampuni dulu sesamamu baru minta diampuni. Dengan perkataan lain, AMPUNI DULU SESASAMU BARU BERHAK MENERIMA PENGAMPUNAN. 

Diampuni dan mengampuni bagaikan 2 sisi mata uang = 1 paket = 1 nilai. Sisi yang satu "diampuni oleh Allah", sisi yang lain "mengampuni orang lain". Jika hanya 1 sisi saja, tidak berarti apa-apa. Jadi walau percaya kepada Yesus dan beroleh pengampunan Allah, namun tidak mengampuni orang lain itu = tidak diampuni. Begitu juga sebaliknya, meskipun kita sudah mengampuni orang lain namun kita tidak percaya kepada Yesus Kristus, maka itu juga = tidak diampuni, sebab hanya oleh Kristuslah pengampunan itu menjadi berlaku bagi manusia. Tanpa Salib tidak ada Kebangkitan. Tanpa Penebusan Dosa, tidak ada Pengampunan. Tanpa Pengampunan, tidak ada Keselamatan. Maka tanpa Kristus, tidak ada Keselamatan (Kis 4:12).


Keras ya? Ya,
1 Korintus 6:20a Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.
Salib Yesus Kristus bukan kerja sederhana, bukan perkara murahan. Pengampunan Allah tidak dapat dibeli dengan emas dan perak, dan tidak dapat ditebus dengan barang fana, tetapi dengan DARAH YANG MAHAL! Darah Anak Domba Allah. Darah Anak Allah itu sendiri.
1 Petrus 1:18-19 --- (18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. 
Oleh sebab itu, jangan keraskan hatimu. Lepaskan pengampunan bagi dia atau mereka yang melukai hatimu. Percayalah, Tuhan tahu sakit hatimu. Tuhan tahu kebenaranmu. Dan Tuhan pun tahu apa yang harus Ia lakukan untukmu. Nantikanlah Dia. Tugas kita hanyalah "MENGAMPUNI", selebihnya biarkan Ia menyelesaikan segala sesuatunya bagi kita. Ingatlah bahwa pengampunan hanya layak diterima oleh orang-orang yang juga mau mengampuni. Bila kita tidak mau mengampuni, maka pengampunan bagi kita pun DIBATALKAN !!!  Ach! Masakan karena dia/mereka kita kehilangan keselamatan kita sendiri?! --**HEP**

Penjaga | Mazmur 121:3b

Kartu Firman Tuhan | 24


mazmur 121 3b
Kartu Firman Tuhan 24 | Mazmur 121:3b
**HEP**

?|| PREVIOUS : Hakim-hakim 4:21e

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India