Jumat, 03 Juni 2011

Orang Kafir Versus Orang Fasik

Lukas 10:25�27 -- 10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Mazmur 52:9 -- "Lihatlah orang itu yang tidak menjadikan Allah tempat pengungsiannya, yang percaya akan kekayaannya yang melimpah, dan berlindung pada tindakan penghancurannya!"
Mungkin judul renungan di atas mengundang tanda Tanya bagi anda. Dengan menampilkan  2 kata yang berkonotasi negative  yaitu  kata KAFIR  DAN KATA  FASIK.

Ibarat suatu pilihan, maka  kedua kata di atas kedua duanya tidak  menarik untuk dipilih. Bagi orang ORANG BERAGAMA UMUMNYA dengan mudah MENGHAKIMI SESEORANG DENGAN SEBUTAN KAFIR TERHADAP ORANG ORANG YANG TIDAK BERAGAMA. Mereka menilai orang orang yang tidak beragama SEBAGAI ORANG ATHEIS ATAU KOMUNIS.  Bahkan ekstrimnya antar pemeluk agamapun terjadi saling klaim bahwa agama yang satu lebih benar dari agama lainnya dan juga MENYEBUT KAFIR BUAT ORANG ORANG YANG TIDAK SEAGAMA dengan mereka. Sehingga tidak mengherankan bila pemimpin agama tertentu dengan memberikan stigma kafir boleh melegalkan cara cara kekerasan untuk melindungi komunitas agamanya.

PERTANYAANNYA APAKAH  TUHAN ITU seperti BARANG KOMODITY yang BISA DIMONOPOLI oleh sejumlah ORANG YANG MENGAKU DIRINYA BERAGAMA? Sama sekali tidak saudara! Rasul Paulus dalam beberapa tulisannya dengan tegas mengatakan bahwa TUHAN PENCIPTA SEMESTA ini ADALAH TUHAN UNTUK SEMUA ORANG, BAIK ORANG BERAGAMA  MAUPUN ORANG TIDAK BERAGAMA. 

REALITAS atau kondisi SEPERTI INI  JUGA  TERJADI  DI ZAMAN TUHAN YESUS. Dimana PENGARUH PARA PEMIMPIN AGAMA BEGITU KUATNYA. Mereka seolah olah SEPERTI TUHAN, YANG BISA MENENTUKAN KAFIR TIDAKNYA SESEORANG. Dengan hukum torat yang mereka kuasai, sebagai ahli ahli kitab/pemimpin agama, mereka bisa menghukum, merajam terhadap orang orang yang dinilai kafir. Dengan menjadi pemimpin agama/pakar agama kedudukan mereka sangat berkuasa, bahkan fatwa dan keputusan mereka, merupakan acuan bagi pemerintah yang berkuasa waktu itu untuk melaksanakan keputusan apa saja sesuai rekomendasi dari para pemimpin agama. BILA kitaMENCERMATI dan MEMBANDINGKAN apa YANG TERJADI  DI ZAMAN YESUS DENGAN APA YANG TERJADI DI ZAMAN SEKARANG, maka kita melihat TERJADINYA KESAMAAN bahkan intensitasnya kini lebih besar dan nampaknya SEJARAH TELAH BERULANG. PARA PEMIMPIN AGAMA dengan pengaruh/karisma yang mereka miliki MENGANGGAP DIRI mereka LEBIH BENAR  dari orang orang YANG TAK BERAGAMA, YANG DINILAI SEBAGAI ORANG KAFIR/SESAT. Mereka begitu yakin dengan ilmu pengetahuannya tentang kitab suci  bahwa merekalah yang akan menjadi  pewaris kerajaan surga. Tetapi mereka salah kaprah!  Sebab itu ketika TUHAN YESUS BERSAHABAT DENGAN ORANG ORANG  YANG DIBERI LABEL KAFIR oleh mereka. Para pemimpin agama/pakar pakar kitab suci itu  menjadi geram dan ingin membunuh Yesus.

Bagi para pemimpin agama/pakar kitab suci/kaum farisi, pada waktu itu bahkan tetap berlangsung sampai  zaman sekarang ini dimana mereka berpikir bahwa pengenalan kepada Tuhan  hanya diperoleh dari penguasaan pengetahuan tentang  torat/kitab suci sebagai buku ilmu agama. MEREKA MENGENAL TUHAN  DALAM TATARAN KNOWLEDGE. Mereka lupa bahwa  torat/kitab suci yang mereka pelajari yang memberitakan tentang kedatangan Messias, manusia Firman (Sang Firman) telah datang menggenapi semua apa yang telah mereka pelajari DALAM WUJUD GULUNGAN KERTAS/LEMBARAN KERTAS itu dalam wujud pribadi manusia Tuhan Yesus Kristus. Mereka mengenal Tuhan secara agamawi, TETAPI MENOLAK TUHAN DALAM RUPA KEMANUSIAANNYA. Tuhan dalam rupa Tuhan Yesus Kristus ditolak, karena mereka menilai bahwa Tuhan Yesus datang sebagai pemimpin/raja untuk menggantikan mereka. Tapi  Raja orang Yahudi itu datang dalam rupa yang mengecewakan, tidak ada semarak dalam dirinya seperti telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya. Yesus datang dalam rupa yang tidak diharapkan oleh umat manusia waktu itu, Ia datang sebagai hamba yang paling hina.

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kedudukan seorang pemimpin agama adalah suatu kedudukan yang sangat prestisius, sebab itu mereka mengharapkan  orang yang dijanjikan sebagai Mesias adalah orang yang lebih tinggi status keadaan sosialnya, paling tidak sama dengan mereka. Tetapi  nyatanya mereka melihat hal yang sebaliknya. Logika mereka tidak dapat memahaminya. Bagi pemimpin agama penampilan lahiriah seseorang sangatlah menjadi ukuran dalam hal menilai/menghakimi. Sebab itu di zaman Tuhan Yesus perbedaan status kaya dan miskin merupakan tolak ukur bagi pemimpin agama dalam menentukan hirarki dalam kepemimpinan agama di kala itu. Penampilan Yesus dalam rupa hamba yang sangat hina, sangatlah tidak diperhitungkan orang, padahal ia adalah batu penjuru yang dipakai Allah untuk menggenapi rencana  keselamatanNya. Status kedudukan orang orang yang dianggap bodoh, orang orang miskin adalah dianggap sebagai  orang orang kafir, orang orang yang dianggap tidak sederajat dengan mereka dan orang orang yang  tidak memiliki pengetahuan agama/rohani seperti mereka dianggap bukanlah SESAMA untuk mereka. Bagi Mereka aturan yang mereka terapkan mengutamakan hal-hal kebersihan secara lahiriah. Salah satu contoh yang dilanggar murid murid Yesus ketika Yesus membiarkan murid muridNya tidak mencuci  tangannya pada waktu makan. Bagi mereka penampilah lahiriah adalah wujud ibadah, tapi justru Yesus mengajarkan hal sebaliknya, Ia tidak memilih orang orang yang berpenampilan bersih lahiriahnya, tetapi  Ia memilih orang orang yang bersih batiniahnya. Karena manusia lahiriah diibaratkan sebagai pembungkus/packagingnya, yang suatu saat akan habis binasa dan harus dibuang. Sedangkan essensi dari manusia yang sebenarnya adalah manusia batiniah, manusia batiniah dia tidak akan habis dimakan waktu, dan ia akan hidup abadi, Cuma masalahnya ia hidup abadi di neraka atau hidup abadi di Surga. Dan itu ditentukan dari pilihannya selama hidup di dunia ini.

Sebelum kita lanjutkan uraian dari kata Kafir  ini, marilah kita melihat kata Fasik seperti  juga  yang ditulis dalam judul renungan ini. APAKAH ARTI KATA FASIK?  Banyak orang salah mentafsirkan arti kata fasik, sehingga banyak orang mengira bahwa arti kata fasik adalah sama atau identik dengan orang kafir. ANTARA ORANG FASIK DENGAN ORANG KAFIR  ADALAH DUA HAL  YANG BERBEDA. Dalam Alkitab jelas ditulis bahwa TUHAN YESUS BANYAK BERGAUL DENGAN ORANG YANG DIANGGAP KAFIR, untuk itu YESUS harus MENGAMBIL RISIKO Ia dihujat, DIHINA, dibenci bahkan Ia DIFITNAH sebagai PEMBAWA AJARAN SESAT dari Beelzebul (Iblis). Sedangkan SEBALIKNYA  ALKITAB dari perjanjian lama  sampai perjanjian Baru MENGUTUK KERAS terhadap ORANG ORANG FASIK dan memberitahu bahwa merekalah  penghuni neraka nanti. Tidak ada catatan di Alkitab bahwa Yesus bergaul dengan orang fasik, malahan tercatat Yesus pernah bersahabat dengan orang jahat mantan pembunuh (orang yang disalib bersama Yesus) mantan pelacur (Maria Magdalena dan perempuan samaria yang bercakap-cakap dengan Yesus) mantan koruptor (Zacheus) dan bersahabat dengan orang orang miskin/kotor secara lahiriah (mantan nelayan para murid Yesus) dan dianggap najis/kafir oleh para pemimpin agama. Sahabat sahabat Yesus bukanlah orang religious/orang beragama. Karena Keselamatan Surgawi bukan ditentukan oleh agama yang dianutnya, tetapi sangat ditentukan oleh pertobatannya. Lalu pertobatan macam apa yang dibutuhkan? Hanya satu hal, yaitu pertobatan yang diminta oleh Kristus sendiri yakni Pertobatan Lahir Baru.

Kalau begitu SIAPAKAH ORANG FASIK itu saudara? DALAM KITAB PERJANJIAN LAMA  BANYAK AYAT AYAT YANG MEMBERITAHU kita IDENTITAS dari ORANG FASIK. Dalam PERJANJIAN  BARU JUGA DIJELASKAN dengan jelas OLEH YESUS IDENTITAS ORANG FASIK SEBAGAI ORANG-ORANG PENERIMA BERITA DUKACITA/BERITA CELAKA (Lukas 6:20�26) dan dikonfirmasi tentang kematian lazarus pengemis dan kematian orang kaya. Dan juga diteguhkan oleh tulisan Surat Yakobus 1:9-10. Dari bacaan bacaan Alkitab itu dengan jelas hanya dijelaskan tentang kaya  dan miskin dan tidak berkait dengan agama apapun. Karenanya Yesus berkata "Celakalah hai orang kaya�.dst, di situ tidak disebutkan berbahagialah orang kaya karena kamu Kristen, Atau berbahagialah  orang miskin karena kamu Kristen, sama sekali  tidak ada embel-embel kata lain seperti yang berkembang dewasa ini dengan tafsiran miskin rohani atau kaya rohani. Kalau anda teliti membaca Alkitab maka banyak ucapan ucapan  Yesus yang harafiah/letterlex ditafsirkan oleh para pemimpin agama/pakar agama dengan tafsiran tafsiran agama/rohani yang justru melenceng dari  yang sebenarnya. Ditafsirkan secara berlawanan/paradox. Hal ini sudah diantisipasi oleh Yesus, dengan memperingatkan para murid, bahwa ajaran/ucapannya ini akan diserongkan/diplintir atau diputarbalikkan oleh para pemimpin agama sejak saat itu sampai pada masa kini dengan bermuncullan para penyesat/nabi-nabi palsu. Mungkin anda bertanya Tanya Kok judul renungannya seperti  ini? Ibarat disuruh memilih maka kedua kata ini se akan akan kelihatannya negative atau buruk untuk dipilih? Nah justru disinilah letak rahasia kebenaran itu akan diungkapkan! Mengapa?? Tuhan Yesus berkata: Aku datang kedunia ini bukan mencari orang yang benar, tetapi Aku datang untuk mencari orang yang sesat. 

Umumnya mindset/cara berpikir para pemimpin agama bahwa yang diartikan dengan kata sesat adalah orang orang kafir/orang orang yang tidak beragama. Mindset berpikir mereka orang orang beragama adalah orang orang yang ber Tuhan dengan dalih bahwa mereka telah menguasai pengetahuan tentang torat/kitab suci seperti mereka. Sedangkan bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan torat/kitab suci maka mereka dengan mudahnya mereka menghakimi orang-orang tsb sebagai orang tidak benar/orang sesat/orang kafir. Kekeliruan pemahaman seperti ini ternyata bukan  terjadi pada zaman Yesus saja bahkan terus meningkat sampai pada zaman ini. Saudara yang kekasih dalam Kristus, kita hidup di zaman kebangkitan dari 2 agama besar yaitu Islam dan Kristen, yang memiliki akar sejarah yang sama. Pengaruh/kekuatan dari 2 agama ini sangatlah besar. Tetapi sayangnya mereka mengenal Tuhan hanya berdasarkan  pengetahuan  torat/kitab sucinya. Kitab suci/torat adalah buku yang mati tanpa berjumpa dengan Sang Firman Yang Hidup. Sang Firman Yang Hidup bukan lagi berbentuk gulungan/lembaran kertas lagi, dia sudah menjadi daging/manusia dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Dan disinilah ironisnya saudara. Para Pemimpin agama itu  diberikan karunia mengetahui  Kitab Suci atau kekayaan ilmu pengetahuan, tetapi justru menolak Sang Kebenaran itu. Rasul Paulus menguatkan para pengikut Kristus dengan mengatakan  jangan kamu heran bahwa orang orang kaya dan pemimpin agama  kepada mereka memang diberikan rahasia ilmu pengetahuan, tetapi berbahagialah kamu, karena padamu diberitahu kunci  rahasia kerajaan surga, karena Sang Kebenaran itu yang telah memilih kamu. Tentu saudara  akan berkata Loh kenapa  para pemimpin agama dan orang orang kaya (Fasik) tidak diberitahu?  Kalau begitu Tuhan tidak adil, dan pilih kasih?  Apa betul saudara Tuhan pilih kasih? Sama sekali tidak demikian saudara, sebab  kepada mereka telah diberitahukan dengan cara indirect melalui perumpamaan/kiasan, tetapi mereka tetap bebal. Paling sedikit ada 2 perumpamaan yang diberikan Yesus kepada mereka : 1. Tentang Perumpamaan Lazarus masuk Surga dan Orang kaya (Fasik) masuk neraka. 2. Perumpamaan Orang Samaria yang murah hati. Dalam perumpamaan Lazarus, Tuhan Yesus sama sekali tidak pernah menjelaskan tentang agama yang di anut oleh lazarus dan orang kaya tsb. Dari perumpamaan itu hanya di uraikan 2 status keadaan hidup. Yang satu Miskin dan yang satu lagi Kaya, ke dua duanya mati, yang  miskin masuk surga dan yang kaya masuk neraka. Dalam perumpamaan ini hanya 2 fakta ini yang diajarkan Yesus. Tapi sayangnya Fakta penting ini tidak pernah disampaikan, kalaupun ada yang mengkhotbahkannya, sudah tidak orisinil lagi karena sudah diplintir dengan tafsiran lain yang sesuai dengan selera si pemimpin agama dengan tafsiran miskin rohani.

Perumpamaan yang kedua tergambar lebih jelas, karena dari perumpamaan ini sebagai jawab dari pertanyaan pemimpin agama/pakar kitab suci yang datang kepada Yesus, coba anda teliti membacanya, karena dari perumpamaan itu dikatakan bahwa  pemimpin agama/ ahli taurat itu datang dengan motif untuk mengetes Yesus, karena  ia tetap memiliki mindset sebagai orang beragama yang cerdas dalam pengetahuan agama tentunya dalam pemikirannya  ia adalah orang yang berhak atas kerajaan surga. Ia bertanya apa yang ia harus lakukan untuk mendapatkan kehidupan yang kekal. Lalu Yesus menanyakan apa yang diajarkan oleh kitab sucinya? Orang itu menjawab dengan lancar: Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu ... Dst. Dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Yesus menjawab bahwa benar katamu, perbuatlah demikian maka engkau akan hidup.

Secara pengetahuan pemimpin agama itu  memang menjawab dengan benar. Tapi begitu masuk dalam tataran realitas maka disitulah terjadi  kesenjangan. Karena bagaimana ia dapat mengasihi sesama manusia, kalau ia sebagai pemimpin agama sudah lebih dulu membuat tembok hirarki yang membedakan status keadaan seseorang. Ada pemimpin, ada  bawahan, ada budak, ada majikan, ada miskin, ada kaya, ada pintar, ada bodoh. Selama jurang pemisah ini masih ada maka sangatlah mustahil, orang bisa mengasihi sama seperti mereka mengasihi diri sendiri. Kedatangan Yesus menghapus jurang pemisah itu, dengan mengubahnya menjadi manusia baru, yang serupa dengan gambar Allah. Dengan adanya jurang pemisah ini, manusia tidak lagi sama satu sama lain. Maka terbentuklah berbagai asosiasi, sesuai dengan status mereka. Yang ada adalah SESAMA KAYA, SESAMA PEMIMPIN, SESAMA ROHANIWAN, SESAMA PENGUSAHA DAN SEDERET SESAMA SESAMA LAINNYA. Maka untuk membenarkan dirinya/mengukuhkan statusnya sebagai pemimpin agama, maka dalam mindsetnya sesama  yang dimaksud adalah  komunitas se agama bukanlah komunitas lain yang tidak seagama atau komunitas kafir maka pemimpin agama itu bertanya kepada Yesus : SIAPAKAH SESAMAMU MANUSIA?

Maka waktu Yesus menjawabnya  Ia mengambil 2 contoh SESAMA  (Komunitas) yang ada pada zaman itu, yaitu  SESAMA/KELOMPOK/KOMUNITAS ROHANIWAN seperti Para Imam dan orang Lewi sebagai sesama pemimpin ritual/rohani dan satu lagi SESAMA/KELOMPOK/KOMUNITAS ORANG SAMARIA.  Yaitu SESAMA/KELOMPOK/KOMUNITAS  yang dianggap sesat penyembah berhala/orang tidak seagama atau orang KAFIR. Karena motif kedatangannya adalah untuk mengetes dan mencari kesalahan Yesus yang berujung pada pembunuhan terhadap Yesus di kayu salib, maka para pemimpin agama itu tetap  tidak menerima ajaran Yesus, yang justru merupakan kunci rahasia kerajaan surga. Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Dewasa ini dunia ke agamaan termasuk agama Kristen mengalami kebangkitan di mana gedung gereja dengan kekuatan uang dapat dibangun  sangat megah seperti istana. Dan kalau kita coba melihat isi dalamnya, maka kita melihat bermacam macam orang yang ada di dalamnya ada kelompok kaya dan ada kelompok miskin. Apakah mereka bisa menyatu saudara? Memang secara ritual   seolah olah mereka menyatu, tetapi secara faktual, mereka tetap terpisah oleh status kedudukan mereka, bak air dengan minyak yang tidak dapat bersatu. Namun secara ritual/agamawi dengan fasih mereka mengatakan telah mempraktekan  ajaran Yesus MENGASIHI SESAMA SEPERTI MENGASIHI DIRI SENDIRI.  TETAPI ANTARA YANG RITUAL DENGAN YANG ACTUAL (FAKTUAL) Tidaklah  SAMA. MENGAPA DEMIKIAN? KARENA ORANG KRISTEN TAHU MENGUCAPKANNYA, TAPI TIDAK MENGETAHUI ARTI SESUNGGUHNYA DARI KATA MENGASIHI SESAMA MANUSIA.

Pemimpin agama yang datang kepada Yesus, justru menanyakan pertanyaan ini: Siapakah Sesama Manusia? Berarti Ia sendiri tidak tahu artinya, Ia sangat fasih membaca ayat ayat itu, sangat fasih mengkhotbahkannya, tapi dalam tataran pelaksanaannya Ia tidak tahu caranya. Melalui tulisan ini kembali saya menyerukan kepada kolega kolegaku, yang mengaku diri sebagai hamba hamba Tuhan dengan berbagai sebutan, pendeta, pastur, tua tua dan sebutan lainnya: Wahai sobat mari kita sama sama melakukan self correction, apakah kita juga sama dengan pemimpin agama itu, hanya fasih mengucapkannya, fasih mengkhotbahkannya. Tapi sesungguhnya kita tidak melakukan apa yang kita ucapkan disebabkan karena  memang kita tidak mengerti atau  kita memang sengaja tidak mau mengerti? Dewasa ini kata mengasihi sesama bagi orang Kristen  bukanlah suatu ajaran yang baru, tapi sayangnya karena mudah mengucapkannya akhirnya orang Kristen tidak mau peduli akan makna sesungguhnya  dari kata mengasihi SESAMA. Mengucapkan Mengasihi Sesama Manusia tanpa mengetahui maknanya merupakan basa basi belaka.

ARTI KATA MENGASIHI SESAMA  MANUSIA TIDAK SAMA DENGAN ARTI KATA SESAMA ORANG. Jawaban Yesus atas pertanyaan pemimpin agama itu dengan jelas mengkonfirmasi bahwa SESAMA MANUSIA BUKANLAH SESAMA ORANG! Karena ajaran agamawi yang telah berkembang sejak zaman Yesus sampai zaman sekarang tetap memelihara kekelruan yang sama, mereka mentafsirkan bahwa Sesama Manusia adalah berarti  sesama  satu agama. Dan bagi  orang orang yang universalis mengartikannya sebagai SESAMA ORANG.Manakah arti SESAMA MENURUT YESUS? Apakah mengikuti faham universalis atau faham agama?

Tuhan Yesus  mengartikan kata SESAMA MANUSIA DALAM DIMENSI YANG BERBEDA, Kalau orang orang di dunia ini menilai sesamanya berdasarkan dimensi lahiriah yang bersifat penampilan luar, tetapi Yesus menilai Sesama Manusia dari aspek Batiniah, sebab itu ajaran dunia ini dengan ajaran Yesus tidaklah sama alias tidak nyambung. Alkitab mengatakan bahwa ada 2 manusia dalam pribadi seorang manusia, yaitu  terdiri dari manusia batiniah dan manusia lahiriah. Dan sejatinya manusia  adalah manusia batiniah yang tidak pernah mati dia hidup terus. Sedangkan manusia lahiriah adalah pembungkus/packagingnya yang akan rusak/habis di makan waktu. Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan manusia batiniah dan memberikan pembungkus baru/jubah baru. Dan apakah ciri ciri manusia batiniah yang dipilih Yesus?  Manusia yang menyadari dirinya sudah berdosa/sudah rusak dan memohon belas kasihan Allah di dalam Tuhan Yesus. Orang orang yang demikian akan rela melepaskan bungkusan/packaging lahiriah yang Nampak indah menurut dunia tapi di mata Allah bagaikan borok borok kusta yang perlu disembuhkan. Bahkan Yesus pernah menghardik para pemimpin agama dengan kata kata sbb: Hai  kamu orang orang munafik, engkau diluarnya bagus seperti nisan kuburan, tetapi didalamnya merupakan tulang belulang yang membusuk. Semua itu hanya dapat dilihat oleh mata batiniah bukan oleh mata lahiriah yang telah dibutakan oleh Iblis. Dari uraian ini apakah anda sudah dapat membedakan arti kata fasik dengan arti kata Kafir?

Dari artikel ini ada beberapa hal penting yang perlu saudara catat. Pertama bahwa Tuhan bukanlah sesuatu objek/barang komodity yang dapat dimiliki/dimonopoli, karenanya Tuhan tidak bisa dibeli oleh apapun, agama, charity, perbuatan baik tidak bisa membeli Tuhan. Sebaliknya Tuhanlah yang memilih orang pilihanNya tanda kutip justru Dialah yang membeli/menebus orang orang pilihanNya, perhatikan di sini ada kata orang orang pilihan berarti tidak semua orang adalah SESAMA yang dimaksud  Yesus, dan ini  tergambar jelas dari perumpamaan orang Samaria yang murah hati.  Dari  2 pilihan sesama di perumpamaan ini, ternyata  Yesus menggunakan dimensi batiniah dalam memilih di mana  berbanding terbalik dengan dimensi lahiriah. Yesus memilih orang Samaria yang notabene dianggap  KAFIR oleh orang orang beragama. Alkitab mengatakan  Yang Terdahulu menjadi yang terkemudian, dan yang terkemudian menjadi yang terdahulu. Tuhan Yesuspun menyatakan di depan pemuka agama itu bahwa kelak perempuan pelacur dan pemungut cukai, yang distigmakan sebagai orang kafir akan mendahului mereka masuk surga. Apa tujuan Yesus memberi peringatan ini? Dari  Peringatan ini Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa mengetahui TORAT/KITAB SUCI/ALKITAB tidak akan berdampak apa apa tanpa bertemu dengan Kristus, lalu bersedia menjadi pengikutNya. Sebaliknya Orang Orang kafir mereka tidak mengenal pengetahuan tentang Torat/Firman, tetapi setelah bertemu dengan Sang Firman (Torat yang telah menjadi manusia) mereka langsung meninggalkan hidup lamanya dan mengikut Yesus. Apakah anda sudah bisa melihat perbedaan antara Orang Kafir dengan Orang Fasik? Saudara Keselamatan kekal ternyata  ditentukan oleh 2 respon yaitu: Mengikut Yesus (Menerima) atau Menolak Yesus (Tidak Mengikut Yesus). Namun sayangnya kekeliruan besar yang terjadi dewasa ini bahwa Menerima atau menolak Yesus diindentikan dengan ikut agama Kristen atau tidak ikut agama Kristen, sebab itu tidaklah mengherankan kalau para imam menjadi besar kepala dan bebal, karena sesungguhnya mereka itu bukanlah komunitas sesama yang dipilih Yesus, justru merekalah yang  perlu bertobat tanda kutip. Merekalah yang diingatkan oleh Yesus sebagai yang terkemudian tergantikan oleh orang orang yang dianggap kafir  yang tidak memiliki pengetahuan agama. Mengapa orang kafir yang dipilih Yesus? Karena orang kafir tidak menolak Yesus. Bagaimana  orang Kafir bisa menolak Yesus, kalau mereka tidak mengenalNya. Sebab itulah Yesus datang sendiri memperkenalkan diriNya. Jadi keselamatan adalah inisiatif Allah sendiri. Bukan inisiatif manusia. Yang diminta dari manusia adalah meresponnya; Menerima jadi PengikutNya atau Menolaknya. Sedangkan orang fasik adalah kebalikannya adalah orang orang beragama yang merasa diri benar/merasa diri otomatis sudah selamat, merasa sudah memiliki Torat tanda kutip memonopoli Tuhan, tetapi pada hakekatnya menolak menjadi Pengikut Kristus. Mereka  mengenal Tuhan secara ritual agamawi tapi menolak  kemanusiaan Kristus yang diam diantara komunitas orang orang pilihanNya. Orang Fasik adalah orang orang serakah apapun agamanya dan menolak melepaskan dunia dengan berbagai keinginannya, sebagai syarat menjadi Pengikut Kristus.

Kiranya tulisan ini memberikan pencerahan dan saya menyadari akan adanya pro kontra atas tulisan ini. Namun sebagai hamba Kristus saya harus menyampaikan kebenaran ini apa adanya dan bagian dari tugas  Injili pengikut Kristus. Amin. *** [By. Ev.Andereas Dermawan]

Merendahkan Diri Versus Meninggikan Diri


Filipi 2:5�11 -- 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! 
Yakobus 1:9�11 -- 1:9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, 1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. 1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.

Banyak orang memiliki pemahaman yang KELIRU DALAM MENTAFSIRKAN ARTI MERENDAHKAN DIRI. Bagi kebanyakan orang termasuk PENGANUT AGAMA KRISTEN umumnya MEMAKNAI kata merendahkan diri dengan arti  YANG BERHUBUNGAN DENGAN KARAKTER  atau perilaku seseorang. Orang yang mempunyai karakter merendahkan diri diartikan sebagai orang yang RENDAH HATI  atau TIDAK SOMBONG. Sedangkan sebaliknya  bagi orang yang MENINGGIKAN DIRI diartikan sebagai orang yang TINGGI HATI atau orang yang SOMBONG. Apakah betul demikian saudara? Tentu saja tidaklah benar bila ada orang yang mengatakan bahwa antara kata MERENDAHKAN DIRI berarti sama dengan kata MERENDAHKAN HATI, begitu pula antara kata MENINGGIKAN DIRI dengan kata MENINGGIKAN HATI. Lalu apa arti sebenarnya dari kata  MERENDAHKAN DIRI DAN  MENINGGIKAN DIRI?

Pada umumnya orang Kristen tidak terlalu ambil perduli dengan arti kata  MERENDAHKAN DIRI, karena mereka mengira kalau mereka berperilaku ramah, tidak sombong berarti mereka beranggapan bahwa mereka telah merendahkan diri. Sungguh kekeliruan yang sangat besar anggapan seperti  itu! Karena  arti kata MERENDAHKAN DIRI TIDAK BERKAITAN DENGAN KARAKTER/ PERILAKU SESEORANG! TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN SOMBONG TIDAK SOMBONGNYA SESEORANG! Apakah arti merendahkan diri menurut ajaran Tuhan Yesus Kristus?

Firman Tuhan yang kita baca  dari surat kiriman Rasul Paulus  yang ditujukan kepada  jemaat Tuhan di Filipi  dengan jelas menguraikan apa arti MERENDAHKAN DIRI  YANG DICONTOHKAN OLEH TUHAN YESUS SENDIRI. MARI KITA PERHATIKAN DENGAN CERMAT APA YANG TERTULIS PADA  FILIPI 2:8 di situ dikatakan sbb: "DAN DALAM KEADAAN SEBAGAI MANUSIA, IA TELAH MERENDAHKAN DIRINYA DAN TAAT SAMPAI MATI DI KAYU SALIB. Dari pembacaan  Firman ini  kita tidak melihat uraian mengenai perilaku sombong atau tidak sombong di sini.  Tetapi dengan jelas disebutkan kata  bagaimana KEADAAN YESUS SEBAGAI MANUSIA, DI MANA DALAM KEADAAN/RUPA ALLAH IA RELA MERENDAHKAN DIRINYA SAMPAI MATI DI KAYU SALIB.  SUATU KEADAAN TERMISKIN/TERHINA BAGI ORANG ISRAEL DI ZAMAN ITU.

Dari pembacaan Firman Tuhan ini sangatlah jelas perbedaan antara MERENDAHKAN DIRI DENGAN MERENDAHKAN HATI. KATA MERENDAHKAN DIRI DIPAKAI untuk MENJELASKAN DALAM KAITANNYA DENGAN KEADAAN SESEORANG, SEDANGKAN KATA MERENDAHKAN HATI  DIPAKAI DALAM KAITANNYA DENGAN  KARAKTER ATAU PERILAKU SESEORANG.  KEADAAN SESEORANG ADALAH BERSIFAT  NYATA ATAU KONKRIT BISA DILIHAT SEDANGKAN KARAKTER SESUATU YANG ABSTRAK, TIDAK ADA YANG BISA MEMBACA PIKIRAN/KARAKTER SESEORANG, BUKAN?  SEBAB ITU KARAKTER ATAU PERILAKU SESEORANG BISA PURA PURA (KAMUFLASE/MUNAFIK). Itulah sebabnya Yesus sering mengecam pemimpin agama/parisi di zamanNya, yang  kelihatan bagus/ramah di luarnya tetapi sesungguhnya adalah kepura puraan atau kemunafikkan! Jadi kalau begitu apa arti merendahkan diri? Merendahkan diri  tidaklah sama dengan perilaku rendah diri atau minder, sama sekali bukan itu maksudnya. Karena perilaku rendah diri atau minder  adalah berkaitan dengan karakter seseorang. Tadi sudah dijelaskan bahwa MERENDAHKAN DIRI TIDAK BERKAIT DENGAN KARAKTER/PERILAKU SESEORANG, TAPI MERENDAHKAN DIRI BERKAITAN DENGAN KEADAAN HIDUP/STATUS HIDUP SESEORANG.

Di dunia ini ada 2 macam status hidup yaitu STATUS TINGGI DAN SATU LAGI STATUS RENDAH, ATAU DALAM BAHASA SEDERHANANYA ADA  STATUS KAYA  (Status tinggi) dan ada STATUS MISKIN (status rendah). Perpindahan tempat dari satu status ke status  lainnya  itulah yang disebut dengan istilah merendahkan diri atau meninggikan diri. Umumnya manusia di dunia ini berjuang mati matian untuk pindah dari status rendah kestatus tinggi atau ingin meninggikan diri, ingin menaikkan harkat hidup/harga dirinya. MAKA MERUPAKAN SUATU KEGANJILAN BILA ADA ORANG DARI STATUS TINGGI/KAYA berjuang justru ingin PINDAH status DARI KAYA MENJADI MISKIN!! Nah keganjilan seperti inilah yang diajarkan oleh Yesus. Sebab itu tidaklah mengherankan kalau AJARAN YESUS ini DITOLAK oleh dunia ini alias tidak laku/TIDAK ASPIRATIF. Justru ajaran yang dianggap tidak laku atau tidak aspiratif ini adalah merupakan  suatu rahasia tersembunyinya harta karun surgawi yang tak ternilai harganya. Sebab itu prasyarat mengikut Yesus yang disampaikan kepada seorang muda kaya itu tidak dituruti oleh orang kaya itu, yaitu juallah seluruh hartamu dan bagikan kepada orang miskin.

Dewasa ini banyak tafsiran tafsiran yang diputar balikan oleh para pemimpin agama/parisi modern mengenai hal ini dengan tafsiran tafsiran rohani mereka yang mereduksi arti sesungguhnya dari ajaran Yesus yang maha berat ini. Mereka mengajarkan bahwa orang Kristen tetap boleh kaya asal jangan pelit kasih persembahan/perpuluhan dan harus rajin memberikan donasi kepada orang miskin. Arti menjual seluruh harta dengan arti memberikan donasi kepada orang miskin mempunyai perbedaan tafsir yang sangat jauh berbeda.Mengapa saya katakan demikian? Karena orang kaya yang memberikan donasi memberi dari kelebihan/kekayaannya. Sedangkan arti menjual seluruh harta bukanlah sekedar berbagi kepada orang miskin atau sekedar berdonasi, tapi arti menjual seluruh harta adalah suatu bukti ketaatan kepada perintah Majikan Agung kita, Tuhan Yesus Kristus. Suatu tindakan nyata dan berani melepaskan status/pindah status dari kaya menjadi miskin, sehingga apa yang dikatakan dalam Filipi 2: 8 tentang arti MERENDAHKAN DIRI menjadi suatu kenyataan seperti apa yang sudah lebih dulu dicontohkan oleh Yesus.

Kalau  kita  baca secara keseluruhan dari kitab surat kiriman Rasul Paulus pada jemaat di Filipi, maka saudara akan memahami lebih jelas lagi tentang arti MERENDAHKAN DIRI ini. Di mana dari surat kirimannya itu Ia menyaksikan bagaimana proses perpindahan status yang dialaminya setelah Ia berjumpa dengan Yesus. Ia yang semula memiliki status tinggi/kaya, Ia juga mengakui bagaimana Ia yang adalah seorang parisi/pemimpin agama yang berkuasa dan dihormati. Kini Ia telah ditangkap oleh Kristus untuk mnenjadi seorang pelayan yang paling hina. Mengapa Ia lakukan demikian, karena Ia sudah memiliki suatu patron/blue print yang menjadi satu satunya teladan baginya, yaitu Ia ingin menjadi Serupa dengan Yesus. Kata Serupa dengan Yesus sempat diulangi beberapa kali dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Ia berkata Ia ingin serupa dengan Yesus, baik dalam penderitaan dan kematiannya. Karena Ia juga yakin bahwa penderitaan dan kematian yang dialaminya tetap tidak sebanding dengan kemuliaan yang jauh lebih besar yang Ia dapatkan bersama Kristus.

Rasul Yakubus  juga menulis dalam Yakobus 1: 9�11, juga meneguhkan  arti sebenarnya dari kata MERENDAHKAN DIRI DENGAN MEMBAGI DALAM 2 STATUS KEADAAN HIDUP MANUSIA, YAITU KEADAAN RENDAH/MISKIN DAN KEADAAN KAYA (KEADAAN TINGGI). Dan melengkapinya dengan  hasil akhir dari tiap tiap status, di mana dikatakan bermegahlah saudara yang kini berada dalam status keadaan yang rendah, karena di mata Allah merekalah yang akan ditinggikan dan dimuliakan seperti  halnya dengan Kristus.  Sedangkan keapada orang kaya pemilik status keadaan tinggi  bersama dengan segala usaha bisnisnya akan dilenyapkan, ucapan ini senada dengan apa yang diucapkan Yesus dalam Khotbah di atas bukit yang mengatakan Berbahagialah Orang yang miskin karena merekalah pewaris Kerajaan Surga, tetapi celakalah hai orang orang kaya di dunia ini karena nanti mereka akan berduka.

Dari pemaparan ini kiranya saudara sudah dapat memahami apa makna sebenarnya dari kata MERENDAHKAN DIRI. Namun MENGETAHUI saja TANPA MELAKSANAKANNYA dengan benar juga MERUPAKAN SUATU KESIA SIAAN. Sebab itu berdoalah minta kekuatan dan ketabahan dari Tuhan, supaya kita sanggup menjalaninya bersama Tuhan. Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus, saya selaku hamba Kristus saya menghimbau anda sekalian untuk bermawas diri dari setiap ajaran yang bermuncullan dewasa ini dengan tawaran tawaran yang begitu  menarik diantaranya yang populer dewasa ini  adalah ajaran tentang theology sukses, theology kelimpahan/berkat, theology iptek dan bentuk ajaran ajaran lainnya yang mempertontonkan mujizat kesembuhan. Dan secara faktual  orang orang Kristen zaman ini akan mencari  ajaran ajaran seperti itu. Di tengah keadaan zaman seperti ini maka keberanian menentukan sikap yang berbeda merupakan tantangan yang tidak mudah bagi pengikut Kristus. Suatu hal yang tidak populer dan merupakan suatu kebodohan di pemandangan dunia ini. Berhala modern/tuhan modern zaman ini menawarkan gemerlapnya dunia ini dalam bentuk bentuk yang sangat dekat dengan hidup  keseharian hidup kita. Pada masa lalu orang membayangkan berhala itu sebagai mahluk gaib yang jauh dari hidup kita, seperti  jin, hantu yang seram, kini hal itu sudah tidak berlaku lagi. Tuhan Yesus sendiri sudah memperingatkan pengikutnya bahwa dizaman akhir ini Iblis akan menyamar seperti Malaikat Terang. Siapakah yang gemar menggunakan bahasa malaikat/bahasa rohani? Bukankah mereka mereka yang mengangkat dirinya sebagai pemimpin agama dan pengikut pengikutnya? Sebab itu saya menyerukan agar anda selalu waspada!! Perlengkapilah hidup anda dengan pengetahuan tentang Kristus dengan benar.

Dewasa ini para pemimpin agama beserta pengikutnya sibuk mempropagandakan program programnya agar dapat menyeret pengikut sebanyak mungkin, bukankah ini merupakan suatu tindakan meninggikan diri baik dari aspek popularitas maupun aspek materi?  Dan kalau kita mau jujur inilah yang tengah terjadi di dunia ini. Dalam Injil Matius pasal 23 Tuhan Yesus dengan tegas mengecam kelakuan para pemimpin agama yang mengangkat diri mereka menjadi pemimpin dan berkeliling dunia untuk menjadikan orang menjadi penganut agama mereka. Dan kalau kita cermat mengkritisi keadaan zaman ini, bukankah fakta fakta ini yang sedang terjadi?  Berhala apa saja yang dekat dengan hidup kita? 1. Keluarga  2. Uang/Nafkah 3. Jabatan 4.Popularitas/pujian/prestasi. Iblis sangat cerdik dalam melakukan serangannya. Sebab itu waktu Iblis berusaha mengalahkan Yesus, maka 4 berhala inilah yang digunakan Iblis menyerang Yesus. Dan saat ini Sang Malaikat Terang juga menggunakan senjata yang sama untuk menjatuhkan pengikut pengikut Yesus. Waspadalah!! 

Saudaraku yang kekasih, Upaya MENINGGIKAN DIRI pada zaman ini merupakan orientasi hidup manusia di dunia ini dalam segala aspek kehidupan, dimulai dari taman kanak kanak sampai pada perguruan tinggi dan seterusnya. Tatanan dunia ini diilhami oleh Iblis sendiri Sang Malaikat Terang Yang Ingin Menyamai Tuhan (MENINGGIKAN DIRI) Sebab itu jangan heran kalau kebanyakan orang lebih tertarik mengikutinya ketimbang mengikut Yesus yang tidak seaspirasi dengan dunia ini. Di tengah dunia yang tengah gencar mengejar aspek  aspek SUKSES, KAYA, POPULER/PRESTASI PENUH PUJIAN, YESUS DATANG DENGAN AJARAN YANG DIBENCI DUNIA INI YAITU AJARAN YANG BERORIENTASI PADA  UPAYA MERENDAHKAN DIRI/MENGOSONGKAN DIRI/MENJADI MISKIN. SUATU AJARAN GILA MENURUT DUNIA INI, TETAPI JUSTRU DISITULAH TERSEMBUNYINYA HARTA KARUN SURGAWI YANG DIWARISKAN KEPADA ORANG ORANG MISKIN TIDAK BERDAYA ORANG ORANG PILIHANNYA.

Mungkin anda akan bertanya apakah semua orang miskin PEWARIS SURGA? Dan Semua ORANG KAYA PEWARIS NERAKA? Jawabnya adalah tidak!  Karena Rasul Pauluspun dulu Ia kaya akan materi dan juga kaya akan pengetahuan, tetapi ketika Ia berjumpa dengan Yesus, terjadilah PERTOBATAN LAHIR BARU MELENGKAPI PERTOBATAN AGAMA YANG SUDAH IA MILIKI SEBELUMNYA. Ia sadar bahwa pertobatan Agama  yang sebelumnya ia miliki tidak berdampak apa apa terhadap keselamatan surgawi tanpa perjumpaan dengan Sang Juruselamat Surgawi Tuhan Yesus Kristus dengan pertobatan Lahir Barunya. Untuk menjalankan pertobatan lahir barunya Paulus meneladani apa yang menjadi orientasi hidup Kristus, yang Ia tuliskan dalam Filipi 2 ayat 8 tentang  MERENDAHKAN DIRI SEBAGAI KONTRA DARI HIDUP LAMANYA YANG MENINGGIKAN DIRI. Yesus dan Paulus mendowngrade/menurunkan status hidupnya dari Kaya menjadi miskin, bukankah ini berbanding terbalik dan dianggap gila oleh dunia ini? Di mana manusia di dunia ini orientasinya naik dalam segala hal: Naik Jabatan, Naik Income, naik pujian, naik prestasi dll. Manusia mengupgrade diri/Meninggikan diri, tetapi Yesus dan Paulus melakukan hal sebaliknya mendowngrade dirinya/turun pangkat dari Kaya menjadi miskin, dengan orientasi hidup MERENDAHKAN DIRI SEPERTI YANG DITELADANKAN OLEH MAJIKAN AGUNG/GURU AGUNG KITA TUHAN YESUS KRISTUS. Dengan demikian tidak semua ORANG KAYA MASUK NERAKA, BILA MEREKA MELAKUKAN PERTOBATAN LAHIR BARU, merekapun bisa disertakan atau dihisapkan bersama orang orang pilihan Allah. BEGITU PULA TIDAK SEMUA ORANG MISKIN MASUK SURGA! Bila alasan dasar PERTOBATANNYA SALAH, MAKA ORIENTASI HIDUPNYA JUGA AKAN BERBEDA DARI APA YANG SUDAH DICONTOHKAN  OLEH YESUS.
 
Jadi kategori Miskin�Kaya di sini dibagi dalam 4 kategorie:
  1. Ada ORANG KAYA BERORIENTASI KAYA/MENINGGIKAN DIRI.
  2. ORANG  KAYA BERORIENTASI MISKIN/MERENDAHKAN DIRI VIA PERTOBATAN LAHIR BARU.
  3. ORANG MISKIN BERORIENTASI MISKIN.
  4. ORANG MISKIN BERORIENTASI KAYA.
Dari  uraian ini mudah mudahan anda  berada di kategorie Orang kaya dan orang miskin yang berorientasi MERENDAHKAN DIRI/MISKIN, sehingga pada waktu kedatangan Kristus yang kedua, kita tidak terbuang di komunitas kambing tetapi kita terpilih di komunitas domba. Amin. *** [By. Ev.Andereas Dermawan]

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India