Minggu, 29 Mei 2011

Keadilan Substantive Versus Keadilan Normative

2  Korintus 8:12�15 -- 8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. 8:13 Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. 8:14 Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. 8:15 Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."
Efesus 2:8�9 -- 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Filipi 2:5-11 -- 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! 
 
Pada  umumnya setiap orang di dunia ini mendambakan suatu KEADILAN.  Apakah arti keadilan menurut anda?  Tentunya banyak ragam orang memandang keadilan itu. Dan penilaian manusia memandang keadilan itu sangatlah relative dan cenderung subyektif.  Misalnya Seorang karyawan  mengatakan adil bila Majikan  di tempat ia bekerja memberikan upah yang besar atas hasil pekerjaannya. Sebaliknya Ia merasa diperlakukan tidak adil bila hasil pekerjaannya dibayar lebih rendah dari yang Ia harapkan. Demikian pula sebaliknya Sang Majikan berdasarkan penilaian subjektivenya merasa sudah memberikan keadilan dengan memberikan upah minimal yang diukur dari prestasi kerja karyawannya.  Jadi ada unsur pamrih di sini atau dengan istilah lain ada take and givenya.  Inilah yang dinamakan KEADILAN TRANSAKSIONAL.  Manusia menerapkan keadilan jual beli atau BISNIS JUSTICE.  Falsafah keadilan seperti inilah yang melanda seluruh dunia.  Sebab itu tidaklah mengherankan kalau KEKUATAN UANG sangat berperan dalam menentukan keadilan di dunia ini. Untuk mengatur  tidak terjadinya konflik  dalam memecahkan masalah keadilan ini, maka dibuatlah sejumlah aturan/regulasi/undang-undang, menjadi PERATURAN NORMATIF  yang mengikat semua orang.  Siapakah pembuat undang undang/regulasi itu? Bukankah dibuat oleh manusia yang notabene adalah orang berdosa dan tidak memiliki keadilan! Bagaimana manusia bisa memberikan keadilan, kalau Ia sendiri tidak memiliki keadilan atau kebenaran? Sesuatu yang sangat mustahil, ibarat orang sakit berobat pada orang sakit pula. Itulah sebabnya  sejak ribuan tahun lalu orang mendambakan seorang Mesias Sang Raja Kebenaran dan Keadilan yang telah dijanjikan Allah untuk menyelamatkan manusia dari ketidak adilan akibat dosa. Namun sayang Sang Keadilan dalam rupa manusia/hamba Allah bernama Yesus Kristus ditolak kehadiranNya di dunia ini, manusia lebih senang meneruskan sistim /tatanan dunia yang jauh dari keadilan ini.

PADA JUDUL RENUNGAN  KALI INI  BERJUDUL : KEADILAN SUBSTANTIVE VERSUS KEADILAN  NORMATIF akan memberikan pemahaman baru tentang keadilan yang kita pahami selama ini. Tadi secara singkat sudah dijelaskan tentang KEADILAN NORMATIF. Sekarang  marilah kita tampilkan  jenis keadilan yang berbeda dengan keadilan yang diadopsi dunia ini, yaitu kita akan membahas   KEADILAN SUBSTANTIVE.

KEADILAN SUBSTANTIVE  adalah suatu Keadilan yang tidak didasari oleh norma norma yang diatur manusia.  Para pemimpin  pemerintahan di dunia ini berusaha  membuat undang undang atau aturan aturan supaya  bisa menegakkan keadilan di muka bumi ini.  Oleh sebab itu  muncul beberapa ideology Negara yang dipakai untuk menerapkan system keadilan.  Ada SISTIM SOSIALIS, ada sistim komunis, adapula sistim LIBERAL  CAPITALIS, sistim pancasila dan sistemm sistem lainnya.  Penulis tidak akan membahas sistim ideology ciptaan manusia ini. Karena tiap tiap system ciptaan manusia ini ada plus minusnya  dan tidak akan memenuhi rasa keadilan bagi manusia, karena pencipta system system ini juga adalah manusia yang berdosa dan tidak ada kebenaran dan keadilan di dalam dirinya. KEADILAN BISA TERCAPAI BILA SANG KEBENARAN/SANG KEADILAN MEMERINTAH DUNIA INI.  Siapa Sang Kebenaran itu?  Tidak ada seorangpun di dunia ini kecuali DIA YANG BERKATA:  AKULAH JALAN KEBENARAN DAN HIDUP , dan kelak di hari Penghakiman Dia akan MENJADI HAKIM YANG BENAR DAN ADIL.  Dialah pemilik Keadilan yang substantive, Dia tidak membeda bedakan orang, di mataNya semua orang sama telah berdosa dan akibat dosa manusia telah mati tidak berdaya, miskin papa dan perlu belas kasihannya. Oleh sebab itu Keadilan Allah bukanlah suatu ideology manusia. KEADILAN SUBSTANTIVE TIDAKLAH SAMA DENGAN IDEOLOGI KEADILAN SISTIM SOSIAL atau sistim komunis, yang menegakan keadilan DIDASARI IDEOLOGI BAGI RATA DENGAN JALAN ENFORCEMENT ATAU PEMAKSAAN DARI PIHAK YANG BERKUASA, persamaan hak  yang dipaksakan seperti ini akan menimbulkan peperangan atau saling bunuh bagi orang yang tidak setuju  yang juga akan menggunakan kekerasan untuk melawannya. Lalu apa perbedaan Keadilan Allah dengan keadilan sistim sosialis dan komunis, bukankah mereka juga memperjuangkan persamaan hak? Tentu saja berbeda saudara! Tuhan Yesus berkata : Kalau PENGUASA DUNIA ini MENJALANKAN KEADILAN DENGAN TANGAN BESI, tetapi  Sang Kebenaran, Dia datang bukan dengan tangan besi, tetapi Dia datang dengan KASIH. Apakah Artinya Kasih?? Banyak orang mudah mengucapkan, tetapi  sukar untuk memahami akan makna kasih itu, apalagi untuk mempraktekannya. Kasih bukanlah suatu   tindakan Charity atau memberi sumbangan/amal/ donasi/, sama sekali bukan itu. Mau tahu saudara artinya Kasih? Dan apa bedanya dengan CHARITY?

Untuk menjelaskannya, marilah kita melihat contoh nyata dari Sang Kasih, Sang Kebenaran, Tuhan kita Yesus Kristus. Dia yang adalah Tuhan, Maha Kuasa, Maha Kaya mau berpindah tempat menjadi orang tidak berdaya, Maha Miskin dengan jalan mengorbankan diriNya. Tuhan Yesus tidak datang sebagai orang kaya yang memberikan charity seperti banyak yang dilakukan oleh ajaran agama dewasa ini, tetapi sejarah mencatat Ia datang sebagai Orang Yang Paling Hina, untuk memperlihatkan wujud Kasih Allah, Ia rela bekorban, Ia rela merendahkan diriNya, melepaskan harga diri/ gengsinya, dan sangat berbanding terbalik dengan yang dilakukan manusia, dimana untuk mempertahankan harga dirinya/gengsinya, manusia saling membunuh dan melenyapkan.  Tapi Substansi Kasih Allah  melekat erat dengan keadilanNya. Lalu apa bedanya dengan Charity/Amal/Donasi, bukankah sama sama memberi atau juga sama sama berkorban? Charity/Amal/Donasi bukanlah  wujud dari Kasih! Mengapa? Karena sipemberi donasi/charity/amal MEMBERI  DARI KELEBIHAN/KEKAYAANNYA dan tidak sedikit pula yang memberi dari hasil kelebihan/kekayaannya dari hasil korupsi! Sedangkan  KASIH adalah MEMBERI DARI KEKURANGAN/KEMISKINAN, sehingga pada akhirnya karena ketiadaannya, maka  yang diberikannya adalah dirinya sendiri, itulah yang diberikan oleh Yesus Kristus, Ia memberi diriNya. Itulah persembahan yang berkenan di hadapan Allah. Mari kita perhatikan sejak perjanjian Lama, bukankah persembahan Korban Habil yang diterima oleh Tuhan, karena persembahannya  adalah korban nyawa domba yang kemudian nyawanya sendiri, begitupula korban Ishak, juga adalah mengorbankan dirinya, meskipun akhirnya harus diganti oleh korban domba yang kemudian melambangkan korban Kristus yang merupakan domba Allah menggantikan Ishak ribuan tahun sebelumnya.  Mungkin saudara bertanya, mengapa bukan Ishak saja yang dikorbankan, mengapa harus menunggu Yesus ribuan tahun kemudian. Dan bila itu yang terjadi maka Ishaklah sang Mesias/Juruselamat dunia, mengapa Ia hanya dijadikan symbol saja dari kedatangan domba Allah yang sebenarnya! Seperti pernah saya jelaskan pada artikel saya sebelumnya tentang pertobatan lahir baru. Dimana telah di jelaskan bahwa Adam pertama telah berdosa, Adam pertama adalah Benih Allah pertama yang lahir ke dunia bukan hasil hubungan biologis anatara manusia laki laki dan perempuan, Ia dihembuskan oleh nafas Allah sendiri. Tetapi setelah berdosa maka benih Allah pertama ini telah rusak oleh dosa. Maka benih keturunan Adam selanjutnya adalah lahir dari benih dosa. Termasuk Ishak lahir dari hubungan biologis dari benih dosa. Benih Dosa menhasilkan benih dosa pula.  Hukuman dosa adalah kematian kekal di neraka. Maka Allah berjanji akan mengirimkan suatu benih Allah yang baru yang steril dari dosa, didalam diri Tuhan Yesus Kristus, Dialah Benih Allah yang baru Manusia Allah/ gambar Allah yang baru.

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari pembahasan tentang perbedaan Keadilan  Substantive dengan keadilan normative? Pertama Keadilan yang diadopsi oleh dunia ini adalah keadilan yang bersifat normative, dimana keadilan didasarkan atas prestasi dan kerja keras seseorang, sedangkan keadilan Allah adalah bersifat substantive dimana  manusia harus mengakui keadaan dirinya telah berdosa dan mengakibatkan kematian kekal di neraka. Sebab itu benih dosa pada manusia lama keturunan Adam I haruslah diganti oleh benih Kasih manusia baru di dalam diri Tuhan kita Yesus  Kristus.Oleh sebab itu manusia perlu pertobatan lahir baru. dilahirkan kembali. Seseorang yang menyadari keadaan dirinya tidak berdaya akan menyebabkan  ia mencari pertolongan  dan memohon belas kasihan dari Sang Juruselamat. Sama seperti seorang sakit kronis yang membutuhkan dokter penyembuhnya. Dan sebaliknya Orang sakit yang tidak menyadari dirinya sakit, maka ia tidak akan memperdulikan keselamatan untuk dirinya. Dan mereka tetap dalam kutuk hukuman dosa, karena mereka menolak  grasi dari Tuhan Yesus Kristus. Keadilan Allah didasarkan oleh Kasih. Dan Wujud Kasih adalah Pengorbanan. Sedangkan Keadilan Normatif adalah keadilan yang didasarkan oleh prestasi dan kerja keras, itulah sebabnya Rasul Paulus mengingatkan dalam surat kirimannya pada jemaat Epesus, Ia mengatakan  bahwa kita diselamatkan oleh karena KASIH KARUNIA BUKAN OLEH HASIL USAHA/Prestasi kerja keras kita.

Di tengah dunia  yang jauh dari keadilan. ADA BERITA SUKACITA BAGI ORANG LEMAH, orang orang kecil korban ketidak adilan dari orang orang kuat, orang orang kaya. Karena Wujud Keadilan Allah yang substantive telah datang ke dalam dunia, dan dunia tidak mengenalnya. Karena Rahasia Kerajaan Surga diberikan kepada orang orang lemah  yang dianlogikan oleh Yesus sebagai anak kecil yang berhak atas Kerajaan Surga. Sebaliknya ADA BERITA DUKACITA BAGI ORANG KAYA karena bagi mereka sangat sukar untuk masuk Surga. Karena mereka lebih memilih surga imitasi yang ditawarkan dunia ini.  Kiranya kita diberikan hikmat  untuk memahami Keadilan Allah  yang bersifat substantive itu. Amin. *** [By. Ev. Andereas Dermawan]

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India