Senin, 07 Februari 2011

Orang Kaya yang Bodoh | Lukas 12:13-21 | 3

Orang Kaya Yang Bodoh Halaman 3

WASPADALAH TERHADAP KETAMAKAN

Lukas 12:13-21
Saudara  ingin menjadi orang yang kaya, bahkan benar-benar kaya di dunia ini? Gampang. Jadilah orang yang tamak! Karena dengan menjadi orang yang tamak, Saudara tidak akan mau berbagi materi yang Saudara miliki kepada orang lain. Dengan demikian uang serta segala harta benda Saudara sama sekali tidak akan berkurang, malah terus bertambah dan semakin melimpah dalam hidup Saudara. Mudah bukan menjadi orang yang kaya bahkan sangat kaya raya? 

Bukankah Tuhan Yesus berkata: 
Matius 7:13b Lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya. 
Oleh karena itu di sini Tuhan Yesus memperingatkan kita: 
(15a) "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan

Membunuh Kasih
Peringatan akan bahaya ketamakan tidak diperuntukkan bagi orang yang tidak perduli akan keselamatan jiwanya. Sebaliknya adalah penting bagi orang yang perduli akan keselamatan jiwanya, dan apalagi bagi kita, orang-orang yang sudah beroleh keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Jangan sampai hanya karena perbuatan ketamakan demi menjadi kaya di dalam dunia, iman kita disebut mati!
Yakobus 2:14-17 (14) Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? (15) Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, (16) dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? (17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Perhatikanlah contoh kasus ketamakan yang ditulis oleh Yakobus di atas. Dengan penuh iman kita mendoakan orang yang telanjang dan kelaparan, tapi kita tidak memberikan kepadanya pakaian dan makanan yang dibutuhkannya padahal kita memiliki apa yang ia butuhkan itu. Inikah yang disebut beriman kepada Yesus Kristus? Jika iman yang kita agung-agungkan itu tidak mengerjakan KASIH, maka itu bukan iman di dalam Yesus Kristus. Sebab iman kepada Yesus Kristus adalah iman yang bekerja oleh KASIH.
Galatia 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
Kerja keselamatan dari Allah oleh Yesus Kristus dengan kematian dan kebangkitan-Nya adalah KERJA KASIH. 
  • Karena kasih TUHAN Allah memberikan Putra-Nya bagi kita.
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
  • Karena kasih Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya bagi kita
Yohanes 10:15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Markus 10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Keselamatan dari Allah tidak akan pernah ada bagi dunia dan tidak akan pernah berlaku bagi kita kalau bukan karena KASIH. Oleh sebab itu orang-orang yang telah menerima anugerah keselamatan karena kasih wajib hukumnya untuk hidup di dalam kasih, sebagaimana termaktub dalam Hukum Kristus/Hukum Kerajaan Allah/Hukum Kasih: 
Matius 22:37-40 (37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Tanpa kasih hidup kita tidak berarti apapun juga.
1 Korintus 13:1-3 (1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. (2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. (3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Ketamakan membunuh kasih, sebab bukankah tidak ada orang lain dalam kamus hati orang yang tamak? Bagaimana ada kasih jika tidak ada sesama bagi hati yang tamak? Sekalipun hidup orang tamak sarat dengan iman, setia dan benar dalam penyembahan dan pujian kepada-Nya, sempurna dalam sampur-sampul syukur dan pundi-pundi persembahan kepada Tuhan, firman Tuhan menyatakan bahwa itu hanyalah DUSTA belaka!
I Yohanes 4:20-21 (20) Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (21) Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Matius 9:13a Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.
Ketamakan bukan saja membunuh kasih kita kepada sesama manusia, tetapi juga menjauhkan kita dari kasih Allah. Sungguh mengerikan!
1 Yohanes 3:16-17 (16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (17) Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 

Bermegah Karena Kekayaan = Congkak!
Berbeda dengan pemazmur yang jiwanya bermegah karena TUHAN,
Mazmur 34:3 Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati  mendengarnya dan bersukacita. 
jiwa orang kaya yang tamak ini bermegah karena harta bendanya
(19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya: beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
Orang yang tamak  akan begitu kagum terhadap harta bendanya. Semakin banyak harta benda yang berhasil dikumpulkannya, semakin terpesona ia pada semua itu.
Mazmur  49:7 Mereka yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka. 
Ia mengagumi harta bendanya sebagai suatu kemegahan yang tak tertandingi. Ia puas dan merasa bangga karenanya.
Bila kita pernah berdiri memandangi dengan bangga mobil, motor, rumah kita yang megah, perabotan rumah yang mewah, peralatan elektronik yang lengkap lagi mahal, atau memandangi dengan kagum kumpulan emas perak di kotak perhiasan kita, atau dengan bangga melihat kumpulan pakaian, sepatu, tas yang beraneka bentuk dan warna di lemari kita, atau memperhatikan dengan bangga nilai rupiah yang tertera pada saldo buku tabungan kita dan jiwa kita seakan menjadi tenang karenanya, dan lain sebagainya, maka berhati-hatilah dan waspadalah sebab mungkin kita bukan orang yang tamak, tetapi pada hati kita ada bibit ketamakan yakni kecongkakan. 
Betapa berbahayanya ketamakan ini, sebab pada hati yang tamak bersemai pula bibit kecongkakan.
Yeremia  49:4 Betapa engkau memegahkan dirimu dengan lembahmu, hai puteri yang congkak, yang percaya akan harta bendanya dan yang berkata: Siapakah yang berani datang menyerang aku?
2 Timotius 3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, ...
Yakobus 4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
Kecongkakan adalah kekejian bagi Allah.
Amos 6:8 Tuhan ALLAH telah bersumpah demi diri-Nya, -- demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam --: "Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota serta isinya." 
Karena itu Ia menentang orang-orang yang congkak.
Yakoub 4:6; 1 Petrus 5:5 Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.
Ia mengganjar orang yang congkak dengan tidak tanggung-tanggung.
Mazmur 31:24 Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! TUHAN menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung.
Ia menetapkan waktu-Nya untuk merendahkan orang yang congkak.
Yesaya 2:12 Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan.
Raja Hizkia memberikan pelajaran bagi kita tentang hal bermegah dengan kekayaan. Suatu ketika Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Ia berdoa kepada TUHAN memohon kesembuhannya. TUHAN mendengar doanya dan menyembukan dia, bahkan memperpanjang hidup Hizkia 15 tahun lagi (Yesaya 38:1-4). Mendengar bahwa Hizkia telah sembuh dari sakit, Merodakh, Raja Babel, mengirim para utusannya untuk menjenguk Hizkia sambil membawa pemberian untuknya. Tamu-tamun ini datang bukan untuk melihat kekayaan Hizkia, melainkan untuk melihat Hizkia dari kesembuhannya. Tapi apa yang disaksikan Hizkia kepada mereka? Ia tidak memberikan kesaksian bagaimana TUHAN Allah mengasihani dia dengan menyembuhkannya. Ia tidak memegahkan atau membanggakan TUHAN yang tidak saja berkuasa mengaruniakan harta kekayaan kepadanya, bahkan pula berkuasa menyembuhkan dan memperpanjang hidupnya. Melainkan, dengan bangganya Hizkia mengajak tamu-tamunya berkeliling untuk memperlihatkan harta bendanya kekayaannya kepada para tamunya:
Yesaya 39:1-4 (1) Pada waktu itu Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel, menyuruh orang membawa surat dan pemberian kepada Hizkia, sebab telah didengarnya bahwa Hizkia sakit tadinya dan sudah kuat kembali. (2) Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, segenap gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya. (3) Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja Hizkia dan bertanya kepadanya: "Apakah yang telah dikatakan orang-orang ini? Dan dari manakah mereka datang?" Jawab Hizkia: "Mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel!" (4) Lalu tanyanya lagi: "Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu?" Jawab Hizkia: "Semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku."
Apa hasil dari kecongkakan Raja Hizkia ini?
Yesaya 39:5-7 (5) Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: "Dengarkanlah firman TUHAN semesta alam! (6) Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. (7) Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel."
Memang, tidak selalu orang yang congkak juga adalah orang yang tamak. Tetapi orang yang tamak memiliki bibit kecongkakan di jiwanya. Bila kecongkakan sudah mendatangkan malapetakanya sendiri, bagaimana jadinya bila kecongkakan itu berpadu dengan ketamakan!
Lukas 16:14-16 (14)  Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. (15) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah. 
Peringatan akan hal sudah disampaikan oleh TUHAN Allah: 
Yeremia 9:23-24 (23) Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, (24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." 
Melalui Timotius, Rasul Paulus tidak melupakan hal ini. Ia menitip pesan: 
1 Timotius 6:17a Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati. 

Bergantung Pada Kekayaan
(15a) �Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Uang, rumah dan benda-benda di dalamnya, motor, mobil, emas dan perak, dan lain sebagainya, adalah benda-benda mati tak bernyawa yang baru bisa bergerak dan berfungsi bila manusia menggerakkan dan memfungsikannya. Manusialah yang memberi nilai pada benda-benda itu. Manusia yang membuat benda-benda itu menjadi sesuatu yang berarti atau tidak berarti sama sekali. Uang setumpuk tidak akan berarti apa-apa jika manusia tidak menggunakannya. Sekalipun itu adalah lembaran-lembaran mata uang, jika itu tidak digunakan, tumpukan uang itu sama dengan tumpukan lembaran kertas biasa tak bernilai. Harta benda tak berarti apa-apa sampai manusia memfungsikannya. 

Lalu bagaimana benda-benda itu bisa mengatur hidup pemiliknya, kalau benda-benda itu sendiri tidak dapat mengatur dirinya sendiri? Bagaimana benda-benda mati itu dapat menambah nafas hidup pemiliknya, kalau benda-benda itu sendiri tidak punya nafas? Bagaimana mungkin manusia bergantung pada benda-benda itu, sedangkan benda-benda itu sendiri bergantung padanya? 
Bayangkanlah, bila seorang pria dewasa bertubuh kekar seperti Ade Ray (atlit binaragawan Indonesia) bergantung pada seorang anak kecil sebesar Baim (artis cilik sinetron Indonesia), apa yang akan terjadi? Mereka berdua akan sama-sama ambruk. Dan apa pandangan kita terhadap pria dewasa itu? Orang akan berkata: �Bodoh benar orang itu. Sudah tahu tidak mungkin ia dapat bergantung pada anak sekecil itu, tetap saja ia melakukannya!� 
Tetapi manusia memerlukan semua itu. Uang, khususnya. Dari sudut pandang dunia, uang telah menjadi alat vital penggerak roda kehidupan di dalam dunia, bahkan modal bagi isi perut manusia. Ada uang, ada kehidupan. Uang seakan-akan telah menjadi nafas hidup manusia karena segala yang diperlukan guna kelangsungan hidup manusia harus ditukar dengan uang.
  • Uang dapat me-�raja�-kan pemiliknya.
Amsal 18:11 Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.
Semakin besar nilai mata uang yang dimiliki oleh seseorang, semakin luas wilayah kekuasaannya, dunia  menjadi terlalu kecil dan tidak cukup baginya. Sebaliknya, dunia menjadi tak terhingga dan tak terjangkau bagi orang yang tidak memiliki uang.
Amsal 22:7 Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.
  • Uang juga dapat mengubah pandangan dan pilihan hidup seseorang, 
Amsal 18:23 Orang miskin berbicara dengan memohon-mohon, tetapi orang kaya menjawab dengan kasar.
  • Uang bahkan bisa mengubah pandangan dunia terhadap diri seseorang.
Amsal 19:4 Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya
  • Uang sukses meyakinkan manusia, bahwa padanyalah jaminan kelangsungan, kesejahteraan dan kenyamanan hidup manusia. 
Markus 4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Maka tidaklah heran, jika orang kaya dalam perumpamaan Tuhan Yesus ini mengumpulkan sebanyak-banyaknya harta kekayaan bagi dirinya sendiri, lalu berkata pada jiwanya:
(19) �Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!�
Bagaikan sudah menimbun tabung-tabung oksigen, orang kaya ini memastikan bahwa ia akan baik-baik saja, nafas hidupnya sudah terjamin. Namun malang bagi orang kaya itu, Sang Penguasa hidup dan kehidupan yang sesungguhnya memupuskan seluruh harapannya. �Tabung-tabung oksigen� yang diandalkannya itu ternyata hanya bisa diam terpaku, tak bergerak, tak bergeming sedikitpun, tak tahu apa yang sedang terjadi dengan orang yang begitu mengandalkannya. Harta kekayaannya itu mengkhianatinya. Andalan yang sungguh mengecewakan!
Ayub 8:13-18 (13) Demikianlah pengalaman semua orang yang melupakan Allah; maka lenyaplah harapan orang fasik, (14) yang andalannya seperti benang laba-laba, kepercayaannya seperti sarang laba-laba. (15) Ia bersandar pada rumahnya, tetapi rumahnya itu tidak tetap tegak, ia menjadikannya tempat berpegang, tetapi rumah itu tidak tahan. (16) Ia seperti tumbuh-tumbuhan yang masih segar di panas matahari, sulurnya menjulur di seluruh taman. (17) Akar-akarnya membelit timbunan batu, menyusup ke dalam sela-sela batu itu. (18) Tetapi bila ia dicabut dari tempatnya, maka tempatnya itu tidak mengakuinya lagi, katanya: Belum pernah aku melihat engkau! 
Ironisnya, tidak satupun dari timbunan harta benda kekayaannya itu terbawa serta dengannya. 
1 Timotius 6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Ayub 1:21a Katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya.� 
Pengkhotbah memandang keadaan ini sebagai kemalangan yang menyedihkan. Kerja keras mengumpulkan kekayaan hanyalah berlelah-lelah menjaring angin. 
Pengkhotbah 5:14-15 (14) Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya. (15) Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikian pun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin?
Hidup manusia tidak tergantung pada benda apapun yang dimilikinya. Hidup manusia tergantung sepenuhnya pada Sang Pemberi Hidup itu sendiri, TUHAN Allah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya.
Kejadian 2:7 Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Ulangan 32:39 Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.
1 Samuel 2:6 TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.
Ayub 12:9-10 (9) Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; (10) bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?
Ayub 33:4 Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.
Mazmur 31:16 Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!
Matius 10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Kisah Para Rasul 17:24-25 (24) Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, (25) dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup  dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
Kesadaran akan hal ini bukan tidak diketahui oleh manusia. Manusia tahu namun tidak mau tahu bahwa kekayaannya tidak dapat menyelamatkan jiwanya.
Amsal 11:4 Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.
Manusia tahu bahwa harta kekayaan tidaklah abadi.
Amsal 27:24 Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?
Matius 6:19-21 (19) "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (21) Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Walau begitu manusia tetap saja menaruh harap kepada kekayaannya.
Amsal 11:28 Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.
Manusia tahu harta kekayaan tidak berkuasa atas tubuh, jiwa dan rohnya, namun manusia tidak mau tahu bahkan secara sadar menyepelekannya. Ini pun kebodohan.
1 Timotius 6:17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
Matius  16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? 

Kabur Memandang TUHAN di dalam Kekayaan
Orang jenis ini tidak  menaruh perhatian yang serius pada kasih dan kuasa Allah di dalam setiap perolehan kekayaannya.
1 Korintus 4:7 Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya? 
Amsal 10:22 Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. 
Yakobus 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. 
Mungkin ia tidak tahu atau lupa atau pura-pura lupa atau tidak mau tahu bahwa dari pada TUHAN-lah kekayaannya dan karena Dia sajalah kekayaan itu dapat menjadi milik pribadinya di dunia. 
1 Tawarikh 29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. 
TUHAN Allah memberikan kekuatan kepada manusia, yakni kemampuan (kebisaan/kecakapan/keahlian/ketrampilan) untuk melakukan pekerjaannya dan kesehatan untuk dapat menekuninya serta menyelesaikannya, sehingga ia pun dapat beroleh hasil atau upah dari pekerjaannya. 
Ulangan 8:17-18 (17) Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. (18) Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Menaruh Hati Pada Kekayaan.
Mazmur  62:11b Apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.
Pengkhotbah 5:9 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. 
Ia takut kehilangan satupun dari hartanya. Lihatlah, bagaimana orang kaya yang tamak dalam perumpamaan Jesus ini, ia berpikir untuk mengamankan harta kekayaannya agar tetap ada bagi dirinya sendiri. 
(18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
Hatinya tidak terpaut pada Allah tetapi pada hartanya di dunia. 
Matius 6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 
Harta mendapat takhtanya di hati orang yang tidak kaya di hadapan Allah. Dengan tidak disadari, ia telah menjadi hamba dari kekayaannya. 
2 Timotius 3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.
1 Timotius 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. 
Ia terus mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya seolah-olah semua yang sudah dimilikinya tidak pernah cukup baginya.
Ibrani 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Lukas 3:14 Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."

Tidak Kaya di Hadapan Allah
(20b) "Dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti?� (21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." 
Kekeliruan terbesar dalam memahami berkat Tuhan adalah mengira berkat yang diberikan Tuhan adalah semata-mata untuk kepentingan orang itu sendiri. Kita mengimani bahwa berkat TUHANlah yang menjadikan kaya (Ams  10:22a). Ketika Allah mengaruniakan berkat-Nya kepada kita, maka kita seharusnya bertanya : untuk siapakah itu selain diriku? 

Kita belajar hal penting di sini yakni bahwa TUHAN Allah tidak mengayakan seseorang hanya demi kepentingan orang itu sendiri. Kalau TUHAN Allah memberkati jerih payah manusia sehingga manusia menjadi orang yang memiliki kelebihan dalam harta bendanya, itu tidak dimaksudkan untuk dimanfaatkan atau dipergunakan atau difungsikan semata-mata bagi diri orang itu sendiri melainkan juga bagi orang lain.  Di dalam pemberian-Nya ada pemberian bagi orang lain; di dalam berkat-Nya ada berkat bagi orang lain; di dalam kekayaan seseorang ada kekayaan orang lain. Manusia diperkaya untuk memperkaya orang lain. Singkatnya, TUHAN Allah memberkati kita agar kita menjadi saluran berkat-Nya bagi orang lain.

Akan tetapi jika sebaliknya, yaitu bila tidak ada sesama di dalam kekayaan kita,  yakni kita mengumpulkan harta hanya bagi diri kita sendiri atau hanya bagi keluarga kita sendiri, maka kita masuk ke dalam kategori manusia yang didefinisikan oleh Tuhan sebagai orang yang tidak kaya di hadapan Allah. Sekalipun tindakan ini menjadikan kita sebagai orang kaya di mata dunia, tetapi karena bila itu tidak berarti bagi orang lain, maka  kita justru menjadikan diri kita tidak kaya di hadapan Allah.--**HEP**-- [Bersambung]

?|| PREVIOUS : Bagian II

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India