Rabu, 23 Februari 2011

Hanya Satu Murid yang Menyaksikan Penyaliban Yesus

menyaksikan penyaliban yesusYohanes 19:25-27 --- 19:25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" 19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
"Murid yang dikasihi-Nya", dialah satu-satunya murid yang disebutkan oleh Kitab Injil sebagai murid yang berada di lokasi penyaliban Yesus, bahkan berada dekat dengan kayu salib Yesus. Siapa "Murid yang dikasihi-Nya" ini? 
Ia disebutkan sebagai murid yang duduk tepat di sebelah kanan Yesus di meja perjamuan terakhir Yesus dan murid-murid-Nya, bahkan ia disebutkan bersandar dekat kepada-Nya.
Yohanes  13:23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
Ia juga yang pertama-tama mengenali bahwa Pria yang berdiri di pantai saat 7 murid Yesus mencari ikan di danau Tiberias adalah Yesus (setelah kebangkitan-Nya).
Yohanes 21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Kedekatan antara murid ini dengan Yesus tampaknya jelas diketahui oleh Petrus. Hal ini tergambar saat mana Petrus meminta murid yang dikasihi itu menanyakan kepada Yesus siapa yang dimaksud oleh Yesus ketika Yesus bicara tentang adanya seorang di antara murid-murid-Nya yang akan menyerahkan Dia. Petrus  rupanya berharap, karena murid ini dikasihi oleh Yesus, maka Yesus akan menyampaikan siapa pengkhianat itu kepadanya.
Yohanes 13:23-24 --- 13:23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. 13:24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"
Bahkan sepertinya, karena memandang kedekatan antara Yesus dan murid yang dikasihi-Nya ini, maka setelah Yesus menyampaikan kepada Petrus tentang bagaimana Petrus akan melewati masa tua dan akhir hidupnya, Petrus pun menjadi ingin tahu bagaimana nasib si murid yang dikasihi Yesus itu kelak (Yoh 21:18-21).

Murid yang dikasihi Yesus inilah yang tersisa dari murid-murid Yesus lainnya di kaki salib Yesus di bukit Golgota. Di mana yang lainnya? Sudah jelas, Yudas Iskariot tidak berada di situ, ia "telah jatuh ke tempat yang wajar baginya" (Kis 1:25), yakni membunuh dirinya sendiri (Mat 27:3-5; Kis 1:16-20).

Petrus? Petrus tercatat mengikuti Yesus hanya sampai ketika Yesus dihadapkan ke Imam Besar Hanas (Mat 26:69-75; Mrk 14:53-56; Luk 22:54-62; Yoh 18:12-27).  Rupanya Petrus tidak sanggup lagi mendampingi Yesus sampai ke bukit Golgota. Kemungkinan besar ini disebabkan adanya perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam pada diri Petrus oleh penyangkalannya akan Yesus. Petrus terakhir dicatat ke luar dengan menangis sedih (Mat 26:75; Luk 22:62).

Seorang murid lain juga disebutkan berada bersama dengan Petrus saat Yesus di rumah Imam Besar Hanas bahkan murid ini masuk bersama-sama dengan Yesus karena ia mengenal Hanas (Yoh 18:15-16). Apakah murid ini adalah sama dengan dia yang disebut murid yang dikasihi Yesus? Bisa saja demikian, namun tidak dapat dipastikan. Satu yang pasti adalah hanya murid yang disebut yang dikasihi Yesus saja yang berada di dekat salib Yesus di bukit Golgotha.

Bagaimana dengan murid-murid lainnya? Markus dan Matius mencatat bahwa mereka meninggalkan Yesus dan melarikan diri saat Yesus ditangkap di taman Getsemani.
Matius 26:56b; Markus 14:50 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Matius dan Markus mencatat "semua murid". Kemungkinan memang semua murid melarikan diri pada saat Yesus mulai digiring ke luar dari taman Getsemani. Namun tidak serentak. Karena kita juga punya catatan tentang Petrus yang sempat melakukan perlawanan dengan menebas telinga Malkhus, hamba Imam Besar (Mat 26:51-54; Mrk 14:47; Luk 22:5-51; Yoh 18:10-11). Kalaupun dikatakan bahwa semua murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri, namun ternyata Petrus kembali mengikuti Yesus dari jauh (Mrk 15:54; Luk 22:54), lalu seorang murid lagi kembali menyertai Yesus sampai ke rumah Imam Besar Hanas (Yoh 18:15-16), dan akhirnya tersisa satu murid yang bertahan sampai di bukit Golgota, yakni murid yang dikasihi Yesus ini.

Kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) umumnya menyampaikan kehadiran perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dan melayani Dia di lokasi penyaliban, termasuk ibu Yesus, juga orang-orang yang disebut mengenal Yesus dari dekat (Mat 27:55-56: Mrk 15:40-41; Luk 23:448-49; Yoh 19:25), tentu ini di luar para prajurit Roma yang melaksanakan penyaliban atas Yesus. Sedangkan tentang kehadiran murid-murid Yesus di lokasi tersebut, yang tercatat hanyalah murid yang dikasihi Yesus ini, yakni dalam Kitab Yohanes sebagaimana terkutip di atas.

Ada banyak hikmat yang dapat kita peroleh dari kenyataan ini. Tetapi kita tidak membahasnya di sini. Cukuplah bagi kita untuk mengetahui bahwa dari 11 murid Yesus (di luar Yudas Iskariot yang telah mati bunuh diri) hanya ada satu murid yang disebutkan dengan jelas di dalam Alkitab sebagai murid yang menyaksikan secara langsung penyaliban Yesus di lokasi penyaliban itu, yakni murid yang dikasihi oleh Yesus.

Sekarang, siapakah murid itu, - murid yang dikasihi Yesus itu?
Yohanes 21:19-23 --- 21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." 21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" 21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" 21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." 21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
Ini adalah kesaksian lengkap tentang pertanyaan Petrus perihal nasib murid yang dikasihi Yesus. Dan terkait dengan itu Yohanes menyampaikan kepada kita siapa murid yang dikasihi Yesus itu. 

Yohanes melanjutkan tulisannya:
DIALAH MURID YANG MEMBERI KESAKSIAN TENTANG SEMUANYA INI DAN YANG TELAH MENULISKANNYA dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar (Yohanes 21:24).
Dialah Yohanes, penulis Injil Yohanes, dan juga adalah salah satu dari 12 murid Yesus (Mat 4:21-22; Mrk 1:19-20; Luk 5:10-11), murid yang dikasihi Yesus.--**HEP**

Sesama Manusia atau Sesama Orang


Matius 19 :16 -26 - 19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 19:17 Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." 19:18 Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, 19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" 19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. 19:23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." 19:25 Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" 19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
Lukas 18:18-27 - 18:18 Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 18:19 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. 18:20 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu." 18:21 Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." 18:22 Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 18:23 Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. 18:24 Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. 18:25 Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." 18:26 Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" 18:27 Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
Lukas 10:25-37 - 10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Roma 13:9  Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Banyak orang beranggapan bahwa banyak menolong orang adalah suatu perbuatan yang mulia tidak perduli apapun motifnya. Bagi umat beragama melakukan kebaikan dengan menolong orang adalah suatu prestasi rohani. Ukuran kebaikan yang umumnya dilihat manusia dari perbuatan baik yang bisa dilihat orang secara kasat mata misalnya seorang kaya yang suka memberikan sumbangan untuk kegiatan-kegiatan sosial,  pastilah orang itu akan serta merta mendapat predikat dermawan orang baik yang suka menolong. Kita langsung memujinya sebagai orang baik yang rohani, apalagi pertolongannya untuk kepentingan agama. Bukankah fakta seperti ini yang terjadi dewasa ini. Menjadi orang baik suka menolong, tidaklah salah bahkan sangat berfaedah, namun apakah pernah kita menguji motif dari perbuatan baik itu? Nah dari motifnya barulah kita bisa menentukan mutu dari kebaikan seseorang. Memang sukar untuk mengetahui motif seseorang untuk menolong. Itu baru dari motifnya belum lagi kalau kita mau telusuri harta/uang yang digunakan untuk memberi pertolongan apakah diperoleh dari cara yang benar atau didapat dari korupsi? 

Judul Artikel diatas tentu menimbulkan tanda tanya bagi anda? Apa yang dimaksud dengan Sesama Manusia bukankah sama saja dengan arti Sesama Orang? Pertanyaan serupa pernah diajukan oleh seorang pemimpin Agama yang kaya yang terdapat dalam Kitab Perjanjian Baru (Injil) yakni dalam Kitab Matius dan Kitab Lukas yang secara parallel menuliskan percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang kaya dan pemimpin agama itu. (Kitab Matius hanya menyebutkan orang kaya saja, tetapi di-kitab Lukas di-lengkapi dengan jabatannya sebagai pemimpin agama). Orang kaya yang pemimpin agama itu mengatakan bahwa syarat-syarat agama telah seluruhnya dipenuhi dan dalam percakapan itu Tuhan Yesuspun mengakui akan hidup keagamaannya, ia seorang yang rohani. Tuhan Yesus mengatakan memang benar katamu, dengan melakukan itu engkau akan hidup. Perhatikan kata hidup disini, berbeda dengan hidup yang akan diberikan Yesus. Tuhan Yesus mengatakan bahwa hidup yang Aku berikan adalah Hidup Kekal (Hidup Surgawi). Sedangkan sukses yang diperoleh orang kaya itu adalah hidup duniawi dan hanya bersifat sementara. Ternyata menjadi orang baik dan dermawan tidak berdampak apa-apa terhadap keselamatan seseorang, memang dalam dimensi duniawi memang mempunyai dampak atau faedah, tetapi sayangnya kesuksesan duniawi tidak linear atau berbanding lurus dengan kesuksesan hidup surgawi (kekal) bahkan dua dimensi yang berlawanan.

Lalu apakah perbedaan kata Sesama Manusia dengan kata Sesama Orang? Pertanyaan  ini secara tegas telah dijawab Tuhan Yesus kepada orang kaya yang juga menjabat pemimpin agama dengan pemimpin agama yang lainnya dalam kitab Matius dan kitab Lukas dalam versi yang berbeda namun mempunyai benang merah yang sama. Kepada orang kaya Tuhan Yesus mengatakan "Juallah hartamu" dan berikanlah kepada orang-orang miskin. Sedangkan kepada pemimpin agama Tuhan Yesus mengatakan dengan perumpamaan seorang Samaria yang murah hati. Kalau kita dengan teliti membaca perumpamaan ini dimana Tuhan Yesus mengatakan " Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri" Dan ucapan Tuhan Yesus diteguhkan oleh salah satu surat yang ditulis oleh Rasul Paulus dari surat kirimannya di-Roma, Rasul Paulus mengatakan mengutip juga ucapan Yesus: Kasihilah Sesamamu manusia, karena seluruh hukum torat telah tercakup dalam Firman ini. Dengan kata lain Isi Alkitab yang tebal itu disimpulkan dalam satu kalimat "kasihilah sesamamu manusia".

Lalu apakah benar arti kata sesamamu manusia berarti sama dengan sesama orang. Sama sekali tidak sama!! Mengapa demikian? Karena kalau arti kata sesama manusia sama dengan arti kata sesama orang, tidak mungkin seorang ahli agama/pemimpin agama, tidak mengetahuinya. pastilah ia sudah melakukannya. Kalau begitu siapakah sesama manusia itu?

Dari jawaban Tuhan Yesus kepada orang kaya ternyata secara tersirat telah terjawab yaitu  "jualah hartamu berikanlah kepada orang-orang miskin" Disitu tidak disebutkan berikanlah hartamu itu kepada para imam atau berikanlah kepada orang Kristen. Dari jawaban Yesus ini ingin menegaskan bahwa ada 2 komunitas yang berbeda pada zaman itu yang akan dipilih Yesus untuk misi InjilNya (Misi Keselamatan). Ada 2 komunitas yang keadaannya berbeda yaitu komunitas kaya dan satu lagi komunitas miskin. Yang mana yang dipilih oleh Tuhan Yesus? Ternyata ada benang merah dengan khotbah perdana Yesus, berbahagialah orang yang miskin, karena merekalah pewaris surga. Kali ini Tuhan Yesus tetap konsisten dengan ucapan khotbahnya waktu menjawab orang kaya tsb. Waktu menjawab dengan perumpamaan orang samaria kepada pemimpin agama juga Yesus konsisten dengan ucapannya. 

Dalam perumpamaan orang Samaria pun secara tersirat Tuhan Yesus mengatakan ada 2 komunitas yang berbeda yaitu komunitas orang Yahudi asli (orang beragama) dan komunitas Samaria (komunitas miskin/marjinal/dianggap orang berdosa/sampah). Komunitas yang pertama adalah komunitas yang selalu membenarkan diri/orang-orang terhormat sedangkan komunitas samaria adalah komunitas hina dan dianggap tidak rohani/tidak beragama alias orang kafir, Justru kepada komunitas ini Tuhan Yesus memilih, mereka dibenarkan oleh karena belas kasihan.

Makna apa yang terungkap dalam jawaban Yesus dalam memaknai arti kata Sesama Manusia? Ada 2 kata kunci untuk memahaminya:
  1. Kata 'Sama'
  2. Kata 'Manusia' (Anak Manusia).
Kata 'Sama' yang dimaksud Yesus mengacu pada arti Keadilan Allah yang didasarkan pada Kebenaran (fakta/keadaan sebenarnya). Di hadapan Allah kita sama telah berdosa. Kita adalah orang-orang hukuman. (miskin/mati/tidak berdaya) dan memerlukan belas kasihan. Kata Kunci kedua mengacu pada pribadi Tuhan Yesus (Anak Manusia). Untuk menyatakan belas kasihanNya Ia mengambil rupa yang sama dengan orang yang dikasihiNya, bahkan lebih hina dari orang yang dikasihaniNya. Ini terkonfirmasi dalam Khotbah terakhirnya mengenai akhir zaman. Orang yang tidak berdaya dalam perumpamaan orang samaria adalah gambaran tentang pengosongan diri Tuhan Yesus, menjawab pertanyaan pemimpin agama/ahli agama. Ternyata jawaban Yesus tetap sinkron dengan jawabannya terhadap orang kaya. *** [By. Ev Andereas Dermawan]

Simon Petrus dalam Injil

Lukisan Francesco del Cossa
Simon Petrus adalah salah satu dari 12 rasul Yesus, Nama aslinya Simon.  Petrus atau Kefas  ("Kefas" [bahasa Aram] = 'batu' atau �batu karang�, bahasa Yunani maskulin: "Petros", feminim: "Petra") adalah nama yang diberikan Yesus  kepadanya (Mrk 3:16; Luk 6:14; Yoh 1:42). Ia adalah seorang nelayan dari Galilea yang diberi posisi pemimpin oleh Yesus (Mat 16:18, Yoh 21:15-16) dan dipandang demikian pula oleh Rasul lainnya  (Yoh 21:3).

Latar Belakang
Menurut Injil Yohanes Petrus lahir di Betsaida, Galilea (Yoh 1:44). Ayahnya bernama Yohanes (Yoh 1:42)/Yunus (Mat 16:17). Petrus & Andreas bekerja sebagai penjala ikan (Mat 4:18). Dari kesaksian Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus (Mat 8:14-17; Mrk 1:29-34; Luk 4:38-41) diketahuilah bahwa Petrus sudah menikah.


Panggilan Yesus
Petrus dan saudaranya, Andreas, adalah rasul-rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus (Yoh 1:35-42). Petrus sedang mencari ikan di danau Genesaret ketika Yesus menghampiri dan berkata, "Mari, ikutlah Aku, & kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Mat 4:19). Versi Injil Yohanes menceritakan bahwa Andreas, yang sebelumnya adalah murid Yohanes, dialah yang pertama kali bertemu Yesus & membawa Simon, saudaranya, kepada Yesus (Yoh 1:35-42) .

Tiga Besar
Petrus & dua rasul bersaudara anak-anak Zebededus, yakni Yakobus & Yohanes, adalah tiga rasul yang  secara khusus seringkali disertakan atau diajak atau dibolehkan Yesus untuk mendampingi-Nya (mis. Mat 17:1; 26:37; Mrk 9:14; Luk 9:28). Dengan jelas Injil Markus & Lukas menuliskan bahwa Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta dengan-Nya saat Ia hendak membangkitkan anak Yairus, seorang kepala rumah ibadat,  kecuali ketiga rasul ini beserta ayah & ibu anak itu (Mrk 5:37; Luk 8:51).

Penuh Semangat, Cepat Mengaku, Cepat Mengikari
Ketika Yesus menanyakan tentang siapakah Yesus dalam pandangan murid-murid-Nya, Petrus langsung menjawab bahwa Yesus adalah Mesias (Mat 16:16;Mrk 8:29;Luk 9:20). Saat Yesus mengatakan bahwa jalan salib yang akan ditempuh Yesus  akan menggoncangkan iman murid-murid-Nya, Petrus dengan penuh semangat mengatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi pada dirinya, imannya tidak akan pernah goncang (Mat 26:33; Mrk 14:29). Yesus memperingatkan Petrus akan pernyataannya yang menggebu-gebu ini, bahwa Petrus akan menyangkali Dia. Tetapi Petrus menyanggah hal itu dengan berkata bahwa ia tidak akan menyangkali Yesus meski nyawanya menjadi taruhannya (Mat 26:35;Mrk 14:31). Petrus menyatakan siap dipenjara & mati bersama-sama Yesus (Luk 22:33). Tetapi juga, saat Yesus masih sedang diadili di hadapan Mahkamah Agama Yahudi & status Petrus sebagai salah seorang murid Yesus dipertanyakan, Petrus segera menyangkali hal itu bahkan ia mengutuk & bersumpah bahwa ia tidak mengenal Yesus (Mat 26:69-75; Mrk 14:66-72; Luk 22:56-62; Yoh 18:15-18, 25-27).

Satu-satunya Rasul yang Pernah Menegor Yesus
Ketika Yesus sedang bicara perihal diri-Nya sebagai Anak Manusia yang akan menanggung penderitaan, Petrus menegor Yesus rupanya dengan maksud bahwa Yesus tidak boleh bicara seperti itu karena Petrus berharap penderitaan Yesus itu akan dijauhkan Allah Bapa dari-Nya. Maka marahlah Yesus kepada Petrus sebab penderitaan jalan salib yang harus ditanggung Yesus adalah kehendak Bapa bagi keselamatan dunia (Mat 16:21-23; Mrk 8:31-33).

Suka Berkomentar & Bertanya
Petrus paling tanggap terhadap apa yang disampaikan atau ditanyakan Yesus dan apa yang didengar & dilihatnya. Petrus langsung mengomentari pertanyaan Yesus tentang siapa yang menjamah Dia dari antara kerumunan orang banyak (Luk 5:8). Petrus berkomentar tentang pohon ara yang kering karena dikutuk oleh Yesus (Mrk 11:21), tentang pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus (Yoh 13:6,8-9), meminta Yesus menjelaskan arti perumpamaan-Nya (Mat 15:15),  menanyakan hal pengampunan, & hal-hal lainnya (Mrk 13:3 Luk 12:41; Yoh 6:68; 13:36,37; Mat 17:4: Mrk 9:5; Luk 9:33). Petrus juga tanpa sungkan mengatakan kepada Yesus bahwa ia dan rasul lainnya sudah meninggalkan segala sesuatu guna mengikut Yesus & oleh karena itu Petrus menanyakan apa upah yang akan mereka peroleh dari pengorbanan mereka itu (Mat  19:27; Mrk 10:28; Luk 18:28).


Sesekali Petrus menahan dirinya dari bertanya atau berkomentar. Mungkin Petrus sendiri menyadari bahwa dari antara para rasul ia saja yang selalu banyak berkomentar atau bertanya. Namun Petrus tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin tahu. Ketika Yesus bicara tentang murid yang akan mengkhianati-Nya, kali itu Petrus memilih tidak bertanya langsung kepada Yesus melainkan meminta Yohanes untuk menanyakan pertanyaannya tentang siapa murid yang dimaksudkan oleh Yesus itu (Yoh 13:24). Di lain pihak, karena Petrus suka bertanya maka Yesus juga menantang Petrus untuk memberikan pendapatnya (Mat 17:25-26) atau mengajukan pertanyaan yang tidak diduga oleh Petrus (Yoh 21:15-17).

Mendapat Kepercayaan Yesus
Petrus & Yohanes tampaknya mendapat kepercayaan Yesus untuk mengerjakan hal-hal yang penting bagi-Nya. Petrus & Yohanes diberi tanggung jawab oleh Yesus untuk mempersiapkan Perjamuan Malam terakhir Yesus & murid-murid-Nya (Luk 22:8). Nama Petrus juga disebutkan secara khusus oleh Malaikat Tuhan sebagai seorang di antara murid-murid Yesus yang harus segera diberitahukan perihal kebangkitan Yesus (Mrk 16:7). Petrus juga mendapat kepercayaan Yesus sesuai dengan arti namanya �batu� atau �batu karang� bahwa dengan kerja kerasulan Petrus Yesus akan mendirikan gereja-Nya setegar batu karang (Luk 16:18). Tugas pengembalaan ini ditegaskan kembali oleh Yesus di masa perjumpaan-Nya dengan murid-murid-Nya sesudah kebangkitan-Nya (Yoh21:15-17).

Tindakan Heroik
Rupanya bila Petrus berada jauh dari Yesus, Petrus bisa saja menyangkal Yesus, tetapi bila Petrus berada tidak jauh dari Yesus, Petrus tampil sebagai pribadi pemberani yang mau melakukan apapun bagi Yesus, sekalipun tindakannya itu justru ditentang oleh Yesus. Tindakannya menebas telinga Malkhus, hamba Imam Besar, yang datang hendak menangkap Yesus di taman Getsemani mendapat kecaman dari Yesus (Mat 26:51-54; Mrk 14:47; Luk 22:5-51; Yoh 18:10-11).

Menyadari Kesalahan
Selain memiliki karakter emosional yang keras, Petrus juga memiliki   emosional keinsafan yang tinggi. Ketika Yesus berkata kepadanya untuk menebarkan jalanya di tempat yang lebih dalam agar mendapatkan ikan, Petrus dengan jujur mengatakan kepada Yesus bahwa ia mengikuti arahan Yesus itu hanya karena Yesus yang menyuruhnya, tetapi Petrus meragukan hasilnya  sebab ia & nelayan lainnya telah sepanjang malam mengusahakan hal itu namun mereka tidak mendapatkan seekor ikan pun. Tetapi kenyataan membuktikan kebenaran perkataan Yesus. Mereka mendapatkan ikan dalam jumlah yang besar. Jala mereka terkoyak, perahu-perahu mereka nyaris tenggelam karena sarat dengan ikan. Menyadari bahwa ia sempat meragukan perkataan Yesus, maka Petrus tersungkur di hadapan Yesus  & mengakui kesalahannya (Luk 5:4-8). Rasa yang sama pun menyelimuti hati Petrus tatkala kebenaran perkataan Yesus akan penyangkalannya terbukti. Saat ayam berkokok, dari dalam ruangan sidang Yesus berpaling memandang Petrus. Luruh hati Petrus menyadari apa yang baru saja ia lakukan. Petrus meninggalkan tempatnya, keluar & menangis dengan sedihnya(Mat 26:75; Mrk 14:72; Luk 22:61).

Berjalan di atas Air
Satu-satunya rasul Yesus yang sulit ditebak, itulah Petrus. Bicaranya spontan, tindakannya pun tidak kalah mengejutkan. Turun dari perahu yang mengapung di tengah danau,  Petrus meniru Yesus berjalan di atas air. Walau akhirnya ia mulai tenggelam, Petrus telah membagikan pelajaran iman yang berharga bagi banyak orang yang percaya (Mat 14:28-31).

Petrus  yang Dibaharui
Tanpa disadari oleh Petrus sendiri, dalam pemanggilan Petrus menjadi rasul-Nya & dalam kebersamaan Petrus dengan Yesus, Yesus membentuk Petrus menjadi pribadi yang diubahkan oleh-Nya. Dari orang yang cepat, mengaku, cepat menyangkal,  cepat bertindak, & lain sebagainya yang dapat saja mengesankan adanya kelemahan selain kekuatan pada dirinya, Petrus menjadi pribadi yang kokoh dalam imannya kepada Yesus.  Petrus menjadi rasul besar yang gigih berjuang menyebarkan & mempertahankan kemurnian Injil Kristus, dipenjara bahkan mati dengan cara yang sama dengan Yesus, yakni disalibkan. Menurut tradisi, penyaliban Petrus dilakukan dengan salib terbalik di Roma saat pemerintahan Nero (kr 64 M). Petrus menolak disalibkan dengan kepala di atas karena ia merasa tidak layak untuk mati dalam posisi yang sama seperti Yesus.  Petrus dimakamkan di tempat yang kini persis di bawah altar utama Basilika Santo Petrus di Vatikan. Gereja Roma Katolik mencatat Rasul Petrus atau Santo Petrus sebagai Paus pertama mulai kurang lebih tahun 30 sM s/d akhir hidupnya. --**HEP**

Selasa, 22 Februari 2011

Kelaparan Firman | Matius 4:4

Ini gambaran orang yang rajin berdoa,
namun sayangnya ia MALAS MEMBACA FIRMAN TUHAN.
Jadi gini nih tubuh rohaninya!
Kelaparan Firman.


Matthew 4:4
Jesus answered,
 �It is written: �Man shall not live on bread alone,
but on every word that comes from the mouth of God.

Matius 4:4
Tetapi Yesus menjawab:
"Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

?|| PREVIOUS : Yehezkiel 14:20

Berita Sukacita Vs Berita Dukacita


Lukas 6:20-26 - 6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. 6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. 6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. 6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. 6:26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu." 

Berita Sukacita dimulai dengan kelahiran Manusia Baru (Adam  II), yang juga dilahirkan tanpa benih laki-laki yaitu lahir oleh benih Roh Kudus, sama halnya dengan Manusia pertama, Adam I, yang tidak dilahirkan oleh benih laki-laki namun langsung dihembuskan oleh nafas Allah sendiri. 

Kedatangan Manusia Baru (Adam II) bernama Yesus ini bukanlah bertugas sebagai Pemimpin Agama (Imam) tetapi seperti yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yang melukiskan Dia sebagai Hamba Allah yang taat sampai mati. Tuhan Yesus Kristus datang bukan dengan misi Agama, tetapi Ia datang dengan mengemban Misi Injil/Keselamatan. Ia datang bukan untuk mendirikan hirarki keagamaan. Tetapi Ia datang untuk mengimplementasikan seluruh hukum torat secara faktual yang sejak dulu kala telah diimplementasikan secara spiritual (ritual). 

Tuhan Yesus datang dengan misi yang sama sekali berbeda dengan para pemimpin agama itu. Ia datang bukan untuk membawa Agama. Ia adalah Tuhan dari semua agama-agama yang ada. Ia adalah Tuhan untuk semua orang, baik orang beragama ataupun tidak beragama (kafir). Ia adalah pencipta semua orang/semua bangsa. Ia datang dengan jalan lain yang secara tegas  menyatakan bahwa Ialah Jalan Kebenaran dan Hidup. Jadi Ia datang bukan dengan jalan Agama tetapi dengan jalan Kebenaran. 

Tentu saja ada perbedaan yang menyolok antara Tuhan Yesus dengan para Pemimpin Agama, baik dari sisi misi maupun pekerjaannya. Ia tidak mendirikan hirarki. Tuhan Yesus konsisten dengan misiNya sebagai Hamba Allah. Pada waktu memulai tugasNya Ia hanya memilih 12 murid secara bertahap, dimulai dari 2 orang murid yakni Peterus dan Andreas, kemudian akhirnya genap menjadi 12 orang. Ke-12 orang murid inilah pelanjut dari misi yang sudah dirintis lebih dulu oleh Yesus. Patut diingat bahwa Tuhan Yesus tidak mempercayakan misi Injil ini pada para Imam/pemimpin Agama/Parisi. Namun ada satu orang parisi bernama Saulus (Paulus) yang kemudian berjumpa dengan Tuhan Yesus secara langsung di-kota Damsyik. Saulus atau Paulus bertobat bukan oleh pemberitaan agama, tapi Paulus berjumpa langsung dengan Sang Injil Kebenaran itu, yakni Tuhan Yesus Kristus. Saulus yang semula sebagai pemberita Agama yang fanatik berubah 180 derajat dari Hamba Torat menjadi Hamba Injil (Hamba Kristus). Sebab itu sebutan bagi para pengikut Kristus bukanlah Imam melainkan dengan sebutan Rasul yang berarti Hamba. 

Lalu apa relevansinya paparan di-atas dengan Berita Sukacita atau Berita Anugerah ini? Berita Sukacitanya adalah  kepada orang-orang yang dipilihnya sejak semula, orang-orang inilah yang akan dibenarkannya. Mereka dibenarkan bukan karena  mereka orang baik, tetapi justru mereka dibenarkan karena mereka mengaku/menyadari bahwa mereka bukanlah orang baik dan mereka sadar bahwa mereka layak  untuk dihukum, menjadi hina/miskin/tidak berdaya dan membutuhkan belas kasihan. Seperti seorang yang divonis oleh dokter memiliki penyakit yang kritis yang tidak bisa disembuhkan. Dan hanya bisa disembuhkan oleh seorang dokter spesialis. Maka Tuhan Yesus menganalogikan diriNya sebagai Dokter spesialis itu. Dan bagi orang yang menyadari dosanya sebagai suatu penyakit yang kritis pastilah mereka memerlukan belas kasihan dari Sang dokter Spesialis itu. Tuhan Yesus tidak datang bagi orang yang mengaku dirinya sehat atau orang baik-baik/orang-orang religius, sama sekali bukan!! Tuhan Yesus datang kepada orang-orang yang jujur terhadap keadaan dirinya, apapun agamanya, sukunya dan kebangsaannya. Merekalah yang dibenarkan/dikuduskan dan terpilih menjadi orang-orang kudus. 

Siapakah orang-orang pilihanNya? Apakah orang-orang Kaya? Apakah orang-orang pintar? Apakah para pemimpin/penguasa? Kalau ini dasarnya tentu hal ini bukanlah berita sukacita lagi namanya!! Kalau memakai ukuran dunia, tentu dasar seperti ini yang dipilih. Dunia memilih seseorang berdasarkan perbuatan baik/hasil karya/prestasi/jasa/kepintaran. Maka janganlah kaget kalau hal itu semua dapat dibeli dengan uang. Nah disinilah letak perbedaannya antara Berita Sukacita Injil yang dibawa Yesus dengan berita sukacita yang diberikan dunia ini. Lalu siapakah penerima Berita Sukacita Injil? Jawabnya ialah Orang miskin tidak berdaya. Merekalah Pewaris Surga.

Lalu siapakah penerima Berita Dukacita?
Jawabnya ialah Orang Kaya dan orang miskin yang kepingin kaya.*** [By. Ev. Andereas Dermawan]

Garis Besar Perjalanan Hidup Yesus | 4 End

PETA 9 -
Minggu Terakhir di Yerusalem, Musim Semi kr 30 M

Peta 9
Hari Minggu Sebelum Paskah
[1] Dari dua desa Betfage dan Betania, Yesus masuk ke Yerusalem (Mat 21:1; Mk 11:1; Luk 19:29, Yoh 12:12). Setiap malam ia kembali ke Betania (Mat 21:17-18, Mrk 11:11-12, 19; Luk 21:37).

Senin Sampai Kamis
[2] Yesus memberitahukan adanya rencana persepakatan untuk menangkap dan membunuh Dia (Bagian 21), menggambarkan saat akhir dan kembali-Nya Ia (Bagian 22), apakah mungkin di masa ini Ia di Betania (Bagian 23), dan Yudas Iskariot memutuskan untuk mengkhianati Dia (Bagian 24).

Kamis Malam
[3] Di "Upper Room", ruangan atas (Mat 26:17, Mrk 14:12, Luk 22:7), Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir (Mat 26:20; Mk 14:17; Luk 22:14) dan para rasul menerima roti dan anggur sebagai tubuh dan darah-Nya (Mat 26:26, Mrk 14:22, Luk 22:19)
[4] Setelah Perjamuan Terakhir, Yesus dan para murid menyeberangi Kidron (atau Cedron) Lembah di luar Yerusalem, ke tepi barat Bukit Zaitun (Mat 26:30; Mk 14:26; Luk 22:39; Yoh 18:1). Dalam Taman Getsemani di situ, saat Ia berdoa, para murid tertidur (Mat 26:36, Mrk 14:32, Luk 22:40)
.

Hari Jumat
[5] Yesus ditangkap di Taman Getsemani (Mat 26:47, Mrk 14:43, Luk 22:47, Yoh 18:3) dan dibawa ke Istana Imam Besar (bukan Temple) untuk ditanyai (Mat 26: 57; Mrk 14:53, Luk 22:54, Yoh 18:13), kemudian di hadapan anggota Dewan atau Sanhedrin (Mat 26:59, Mrk 14:55, Luk 22:66) 
[6] Para anggota Sanhedrin membawa Yesus ke ruang pengadilan atau gedung pengadilan (tempat tinggal gubernur Romawi, mungkin di Benteng Antonia) untuk diinterogasi oleh Pontius Pilatus (Mat 27:2,11; Mk 15:01; Luk 23 : 1; Yoh 18:28) 
[7] Pontius Pilatus mengirim Yesus ke Istana Herodes, untuk  diinterogasi lebih lanjut oleh Herodes Antipas yang ada di Yerusalem, karena ia memimpin di wilayah orang Yahudi di Galilea & Perea (Luk 23:6)
[8] Yesus dibawa kembali ke Pontius Pilatus (Lukas 22:11) di Benteng Antonia, dan divonis mati (Mat 27:26, Mrk 15:15, Luk 23:24, Yoh 19:16). Ia juga dicambuk dan disiksa.
[9] - Yesus dibawa dari ruang pengadilan ke Golgota atau Kalvari - Tempat Tengkorak (Mat 27:31, Mrk 15:20, Luk 23:26, Yoh 19:16) di mana Ia disalibkan (Mat 27: 35; Mrk 15:24, Luk 23:33, Yoh 19:18)
Tempat Tengkorak : "Golgota" dalam bahasa Aram dan Ibrani. "Kalvari" = calvaria, atau "tengkorak" dalam bahasa Latin.


PETA 10 -
Yesus Menampakkan Diri kepada Murid-murid-Nya, Termasuk kepada Saulus dan Stefanus, Sesudah Kebangkitan-Nya.

Peta 10
Hari Jumat
[1] Golgota atau Kalvari - Yesus diturunkan dari salib dan ditempatkan di Taman Makam (Mat 27:57, Mrk 15:42, Luk 23:50, Yoh 19:31) 

Minggu Paskah di Yerusalem dan Sekitar
l2] Taman Makam - Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena di luar kubur (Markus 16:9; Yoh 20:11) 
[3] Taman Makam - Kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain (ibu Yakobus Muda dan Yoses - Markus 16:1)  yang kemudian bergegas meninggalkan makam (Mat 28:8) 
[4] Taman Makam - Kepada Petrus (Luk 24:34; "Kefas" di 1Co 15:5)
[5] Jalan Menuju Emaus - Kepada dua murid di jalan ke Emaus (Mk 16:12; Luk 24:13)
[6] Ruang Atas - Kepada para rasul di sebuah rumah di Yerusalem (Lukas 24:36, Yoh 20:19). Mungkin Ruang Atas di mana Perjamuan Terakhir diselenggarakan; Thomas tidak hadir sesuai dengan kesaksian Yohanes 20:24.

Seminggu Kemudian
[7] Ruang Atas - Kepada sebelas rasul termasuk Thomas di sebuah rumah, mungkin rumah yang sama seperti pada [6] (Yoh 20:26; mungkin Mrk 16:14).

Minggu Berikutnya di Galilea
[8] Para rasul pergi ke Galilea (Mat 28:16a), Yesus muncul kepada tujuh dari mereka yang sedang menangkap ikan di Laut Galilea (Yoh 21:1) 
[9] Yesus menampakkan diri kepada para rasul di atas gunung dan memberikan tugas yang besar untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia (Mat 28:16b) 
[10] Kepada lebih dari 500 murid di Galilea (1 Kor 15:6)
[11] Kepada Yakobus, saudara laki-lakinya (1 Kor 15:7).

Hari Kenaikan, dekat Yerusalem 
[12] Kepada para rasul di Bukit Zaitun, dekat Betania, ketika Ia naik ke surga (Luk 24:50, Kis 1:12)

Setelah Kenaikan-Nya
[13] Kepada Stephen yang dirajam sampai mati di Yerusalem (Kis 7:55)
[14] Kepada Paulus di jalan ke Damaskus (Kis 9:3; 26:13, 1 Kor 15:8)
[15] Kepada Yohanes dalam penglihatan di pulau Patmos (Wahyu 1:10)


PETA 11 - 
Lokasi di mana Para Rasul Original Memberitakan Injil Yesus Kristus Menurut Berbagai Tradisi Kuno.
Peta 11
 
--SELESAI--

Sumber :
AN OUTLINE OF THE STORY OF JESUS USING MAPS

?||PREVIOUS : Bagian III
GOD BLESS YOU

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India