Di mana-mana ada hujatan. Di video, tulisan, status, komentar ..., tapi mereka MERDEKA.
Satu kesalahan mulut melautkan manusia dengan gelombang suara yang tidak hanya menghempas satu jiwa saja, tetapi juga menyeret seluruh butiran pasir di Pantai Kafir. Namun ... mereka MERDEKA.
Derita dan nyawa anak-anak tak berdosa menjadi saksi kebiadaban pribadi-pribadi yang melakukannya atas dasar keyakinan ajaran agama yang sama dengan mereka, tapi DIMANAKAH LAUTAN PUTIH ITU???
Ternyata, kematian anak manusia tidak lebih sadis dari perkara ucapan bibir belaka.
Ternyata, kematian anak manusia tidak lebih sadis dari perkara ucapan bibir belaka.
Apakah hanya mereka yang punya hati? Apakah kami diciptakan tanpa hati?
Apakah kami yang meminta ada di negeri ini? Sang Pencipta yang menaruh kami di sini.
Apakah kami yang meminta ada di negeri ini? Sang Pencipta yang menaruh kami di sini.
Lalu kalau mereka berkuasa atas kemerdekaan, dan hai kamu, kamu dan kamu, yang tak kukenal, bila takutmu ada, mengapa tidak tiadakan saja kami saat baru terlahir di negeri ini, agar kami tidak harus merasakan KEMERDEKAAN kata-kata, tindakan dan perbuatan mereka atas kami?
Panji kemenangan dipersembahkan untuk teriakan penuh amarah, hujatan dan kebencian.
Dan untukmu, wahai jeritan tangis pilu derita dan kematian, terimalah selembar tissue ini beriring lantunan syair nan merdu : "Turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya."
Dan untukmu, wahai jeritan tangis pilu derita dan kematian, terimalah selembar tissue ini beriring lantunan syair nan merdu : "Turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya."
Hai kamu, kamu dan kamu, yang tak kukenal. Lantunkanlah saja sekarang syair itu selagi telinga kami masih dapat mendengarnya. Sebab siapakah lagi yang akan berbelasungkawa, bila yang tinggal hidup adalah kalian saja?
Biarkanlah mereka menghujat dan mengancam, toh kami tidak meraung di jalan.
Teriakan di jalan memang lebih didengar dari pada isakan tangis di altar-Nya. Seruan membunuh penuh kebencian lebih MERDEKA dari pada jeritan pilu kematian.
Teriakan di jalan memang lebih didengar dari pada isakan tangis di altar-Nya. Seruan membunuh penuh kebencian lebih MERDEKA dari pada jeritan pilu kematian.
Udara di langit negeri ini telah menghembuskan rasa di kecap hatiku. Setitik butiran bening mengalir di sela goresan. Kugurat untuk kehidupan ... sebelum akupun tiada.
Lebih baik buta namun memandang, dari pada melihat namun buta. Lebih baik tuli namun menyimak, dari pada mendengar namun tuli.
Suara hatiku adalah milikku -HEP
0 komentar:
Posting Komentar