Jumat, 18 Februari 2011

Tuhan Punya Waktu-Nya Sendiri | Yesaya 49:8

YESAYA 49:8 Beginilah firman TUHAN: "PADA WAKTU AKU BERKENAN, AKU AKAN MENJAWAB ENGKAU, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.


Strasbourg Cathedral
Lokasi Strasbourg, Perancis
Dibangun 1015-1439
KetinggianAntena/puncak:
142 m (472 kaki.
Data: Wikipedia

Ini adalah gambar Katedral Strasbourg di Strasbourg, Perancis.  Gedung gereja ini mulai dibangun pada tahun 1015, namun menaranya baru diselesaikan pada tahun 1439. Barulah pada saat itu pembangunan Katedral Strasbourg ini dinyatakan selesai dibangun.

Para pendiri Katedral Strasbourg tentu tidak berharap bahwa pembangunan gedung gereja ini akan memakan waktu 424 tahun atau 4 abad 24 tahun lamanya. Menara dari gedung ini kemudian disebut sebagai pembangunan terakhir yang memakan waktu lama. Orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan pembangunan gedung gereja ini bahkan orang-orang yang hidup di masa itu pun sudah tiada lagi saat katedral ini dinyatakan selesai dibangun. Mereka tentu punya target waktu & berusaha menepatinya, namun Tuhan punya waktu-Nya sendiri (Yesaya 49:8a).

Disesuaikan dengan waktu dunia, waktu-Nya Tuhan itu seringkali terhitung lama bagi manusia, sementara waktu di dunia terus bergulir. Kerja Tuhan dipandang adalah kerja yang sangat lambat, sementara optimisme, semangat,  kerja keras, & ketegaran manusia rawan rapuh bahkan runtuh oleh perjuangan & penderitaan yang panjang & melelahkan. 

Cara cepat & tepat waktu selalu siap Tuhan Yesus kerjakan. Ia bukan saja dapat membuat segala sesuatu menjadi sangat lama bagi kita �1 hari = 1000 tahun�, tapi Ia juga bisa membuatnya hanya sekejap �1000 tahun = 1 hari� di hadapan-Nya (2 Petrus 3:8). Bukankah dunia & segala isinya menjadi ada hanya dengan Ia berfirman (Kej 1)? Lalu mengapa cara cepat atau mujizat itu jarang dipakai Tuhan untuk menjawab asa kita dalam sekejap? Atau, mengapa Tuhan lebih memilih waktu yang  lama untuk menjawab doa & harapan kita?

Dari Hidup Kepada Hidup
Hidup berasal dari hidup, maka Tujuan hidup adalah hidup. Kehidupan berasal dari kehidupan, maka TUJUAN KEHIDUPAN ADALAH KEHIDUPAN, demikian perspektif Alkitab.


Hidup orang percaya tidak berakhir di dalam dunia. Hidup orang percaya adalah hidup yang kekal. Dari hidup kepada hidup, DARI KEHIDUPAN KEPADA KEHIDUPAN. Segala sesuatu yang terkait dengan hidup orang percaya harus berakhir pada kehidupan yang kekal pula. Setiap asa yang kita punya di dalam dunia ini haruslah juga membawa kita kembali kepada-Nya. Segala pencapaian tujuan yang mulia di dunia ini haruslah juga membawa kita kepada kemuliaan-Nya. Kerja kita di dunia haruslah juga adalah kerja Tuhan bagi dunia ini; kelulusan kita haruslah juga adalah kelulusan dari ujian yang diberikan-Nya; keberhasilan & kesuksesan kita haruslah juga adalah keberhasilan & kesuksesan di mata-Nya; kesembuhan kita dari penyakit haruslah juga adalah kesembuhan dari penyakit di mata-Nya, dsb.
Yesaya 55:8-9(8) Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. 

Tidaklah heran waktu Tuhan menjadi terlalu lama bagi kita sebab rancangan-Nya adalah rancangan yang berbobotkan kebenaran, damai sejahtera & sukacita (Roma 14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus; bnd. Yeremia 29:11) & jalan yang menuju kepada kehidupan adalah jalan yang sempit berpintu sesak sehingga hanya sedikit orang yang dapat menembusnya (Matius 7:14  Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya), karena jalan Tuhan memang menuntut kesetiaan & ketaatan (Mazmur 25:10 Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya).

Sedikit  & akan terus semakin sedikit orang yang akan bertahan di jalan Tuhan ini (Roma 9:27 Dan Yesaya berseru tentang Israel: "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan.�), karena sistem yang diberlakukan-Nya jelas tidak sesuai dengan sistem yang berlaku di sini, di dunia ini. Bertahan menjalankan kehendak-Nya dengan semurni-murninya mendatangkan banyak kesulitan bagi diri kita sendiri. Banyak orang akhirnya menyerah, tergilas oleh sistem yang berlaku di dalam dunia & akhirnya berujar: �Kita masih di dunia�. Kembali menjadi manusia duniawi memang adalah pilihan tepat untuk meraih dunia. Jauh dari resiko ketertinggalan, maju bersama dengan kemajuan dunia, gemilang bersama gemerlapnya dunia. Oleh sebab itu bagi manusia duniawi, bertahan di jalan Tuhan adalah suatu kobodohan (1 Korintus 2:44 Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani).


Renungan ini pun adalah kebodohan bagi manusia duniawi,  tapi tidak bagi manusia rohani, sebab �manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain� (1 Korintus 2:15). Manusia rohani tidak kuatir akan apa pandangan dunia, melainkan mengkuatirkan apa pandangan Tuhan terhadap dirinya. Manusia rohani tidak mencari perkenanan dunia, melainkan perkenanan Allah (Kisah Para Rasul 5:29 Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia).  Manusia rohani tidak memusatkan hidupnya pada perkara-perkara dunia semata-mata, tetapi juga pada perkara-perkara hidup yang kekal (Kolose 3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi). Entah berapa dari orang-orang Kristen akan bertahan dengan hal ini. Yang pasti jumlahnya akan terus berkurang sebagaimana telah diketahui-Nya, �Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih� (Matius 22:14). Namun �orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat� (Matius 24:13).


Kecenderungan kembali kepada manusia duniawi ada pada kita semua. Oleh sebab itulah waktu Tuhan yang kita sebut lama  adalah waktu bagi Dia untuk menuntun kita kepada kehidupan yang sesungguhnya. Bagi kita waktu itu penting & menentukan, tetapi bagi Tuhan, pribadi kita jauh lebih penting & menentukan dari waktu itu sendiri (Markus 8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?). Oleh sebab itu Ia berkata: �Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau.�


Perkenanan Tuhan bukan saja perkenanan terhadap apa yang diinginkan tetapi juga perkenanan terhadap orang yang memiliki keinginan itu. (Yeremia 18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.) Proses inilah yang berlangsung di dalam waktu Tuhan, yakni membentuk kita menjadi bejana yang baik pada pemandangan-Nya.

Berproses Dalam Waktu
Salah satu contoh kondisi yang seringkali menggagalkan manusia menanti waktu Tuhan adalah penderitaan karena penyakit. Setelah pengobatan secara medis sudah dijalani namun kesembuhan tak kunjung datang, maka banyak orang-orang percaya mulai menantang semua janji-janji Tuhan seraya menantang Tuhan Yesus untuk membuktikan kebenaran kuasa-Nya pada dirinya, tak beda dengan orang-orang yang menghujat Tuhan Yesus di kayu salib, �Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!� (Matius 27:40).

Sedikit orang yang memberi perhatian bahwa orang-orang yang menerima mujizat dari Yesus seperti tertulis dalam kesaksian Injil tidak menerima mujizat seketika itu tanpa melalui suatu proses yang namanya waktu. Orang-orang yang sakit yang mencari Yesus adalah orang-orang yang sudah menderita sakit dengan waktu yang berbeda-beda, di antaranya adalah seorang perempuan yang sudah menderita pendarahan 12 tahun lamanya (Markus 5:25-34) & seorang yang disembuhkan oleh Yesus di pinggiran kolam Betesda setelah menderita sakit selama 38 tahun (Yohanes 5:1-18). Kesaksian Alkitab juga menggambarkan bagaimana orang-orang yang menderita berbagai-bagai penyakit ini harus melewati pergerakan waktu jam demi jam, hari demi hari untuk mendapatkan kesembuhannya dari Tuhan Yesus.

Mujizat Tuhan sungguh ada & nyata, demikian juga proses Tuhan itu sungguh ada & nyata bagi orang-orang yang berharap kepada-Nya.. Perhatikanlah salah satu kerja penyembuhan yang Tuhan Yesus lakukan terhadap seorang yang buta di Betsaida:
8:22 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. 8:23 Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?" 8:24 Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon." 8:25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. (Markus 8:22-25).
Hasil jamahan Yesus yang pertama, �Aku melihat orang, ... , tetapi tampaknya seperti pohon-pohon�. Yesus menjamahnya lagi untuk kedua kalinya & barulah sesudah itu dikatakan orang itu sungguh-sungguh melihat segala sesuatu dengan jelas.

ADA PROSES yang Tuhan kerjakan dalam setiap karya-Nya di dalam hidup kita. Proses itu berlangsung di dalam waktu kita, entah itu cepat ataupun lama, melampaui apa yang kita doakan & pikirkan (Efesus 3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita). Apa yang tidak pernah kita sadari atau yang tidak mau kita sadari, itulah juga yang Tuhan sedang perhadapkan kepada kita agar kita mengerti bahwa yang Ia lakukan ialah bukan saja hendak menyembuhkan jasmani kita, tetapi juga jiwa & rohani kita.


Yang seringkali membuat waktu Tuhan seakan-akan menjadi masalah bagi kita adalah karena kita kurang suka menarik garis vertikal (garis tegak lurus) antara diri kita & Tuhan. Kita tidak suka mengkait-kaitkan kenyataan yang kita hadapi dengan maksud Tuhan. Kita malah tersinggung jika perkara yang terjadi pada diri kita dihubung-hubungkan dengan Tuhan. Namun Tuhan tetap mengerjakan itu bagi kita, sebab Ia peduli. Kita adalah anak-anak Allah yang harus kembali kepada Allah bukan binasa dengan dunia ini. Saat kita hanya peduli terhadap kesembuhan jasmani kita, Tuhan menyempurnakan dengan apa yang tidak kita pedulikan yakni kesembuhan jiwa & rohani kita. Bila kita dapat melihat hal ini dengan jelas, maka kita akan mengetahui bahwa penderitaan sakit yang kita derita itu bukan kutuk, tetapi berkat!

Menjalani waktu Tuhan bukan pasrah. Menjalani waktu Tuhan adalah mengerjakan tujuan yang mulia dalam kemuliaan-Nya, mengerjakan apa yang benar dalam kebenaran-Nya, & menantinya dengan iman, pengharapan, & kasih. Masa penantian kita akan waktu Tuhan adalah masa di mana Tuhan mengerjakan segala yang baik bagi kita (Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah).


Tuhan terus bekerja membentuk hati kita sampai kita dapat melihat dengan jelas  bahwa  hidup, harapan, & tujuan kita tidak tergantung pada waktu, melainkan pada Dia yang empunya waktu itu bagi kita.  Kerjakan asa kita dalam perkenanan-Nya, maka Ia akan akan membereskan semua hal yang kita kuatirkan di depan kita menjadi tidak terbukti.  Katakan, AMIN.-- HEP

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India