Jumat, 04 Februari 2011

Puisi Duka | Kepergian Seorang Pendeta

Selamat Jalan, 
Pdt. Meike Karamoy, S.Teol 


Di antara gemerlap dunia, Desember 2010
Di salah satu sudut ruang  nan sepi sendu
Seorang anak manusia menanti kepastiannya
"Akan terjagakah aku ..... atau ... ???"

Semua berharap
Bangunlah Mei ... bangunlah!
Masih banyak yang harus kita kerjakan
Meiiii .......


Semua menanti  ....
Dan akhirnya ....
"Aku harus pulang sekarang"
Sekarang? Tidak, Mei! Jangan sekarang! 


Ah, Bapa, mengapa harus secepat ini ia kembali kepada-Mu?
Tidakkah Engkau lihat betapa berartinya ia bagi kami?
Tidak dapatkah lebih lama lagi waktu-Mu baginya?
Kami kehilangan, Bapa, kami kehilangan ... 


Jujur hati kami menjerit
Keluh menggema di telinga-Mu, ya Sang Pencipta
Kami terpukul, kami terpuruk
Dalam sayatan hati yang duka


Sayup-sayup terdengar :
�Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu,
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN�
Oooh Bapa, ampunilah kami yang lemah ini 


Takluk kami kepada keputusan-Nya
Kami harus merelakanmu pergi, Mei
Tak mampu kami menahanmu
Tak kuasa kami mempertahankanmu
TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil,
terpujilah nama TUHAN!� 


Yakin kami akan ketenanganmu kini
Engkau telah mengakhiri pertandingan yang baik,
Engkau telah mencapai garis akhir
Dalam  iman dan penghambaan dirimu kepada-Nya


Selamat jalan,  Pdt Meike Karamoy, S.Teol.
Selamat jalan, adikku, teman, sahabatku,
dan rekan kerja kami dalam  pelayanan
Sampai bertemu kembali di rumah Bapa di sorga. 


---
Manado, 2 Jan' 00
By Pdt. Hennie Engglina Paulus, S.Th.


SHALOM
 ||? 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India